Kenali Fase Gejala Gangguan Bipolar
"Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrim. Salah satunya yakni merasa sangat bahagia, kemudian berubah menjadi sangat sedih."
Halodoc, Jakarta - Gangguan bipolar merupakan salah satu gangguan mental yang ditandai dengan perubahan emosi yang drastis, dari sangat senang (mania) ke sangat stres (depresi). Gejalanya berupa sangat bahagia menjadi sangat sedih, merasa percaya diri menjadi pesimis dan bersemangat menjadi sangat malas.
Sebelum terjadi perubahan dari satu emosi ke emosi lain, biasanya terdapat fase ketika suasana hati atau emosi dalam keadaan normal. Berikut fase gejala gangguan bipolar yang perlu dipahami!
Berikut Fase Gejala Gangguan Bipolar yang Perlu Dipahami
Seperti penjelasan sebelumnya, gangguan bipolar merupakan masalah mental yang membuat pengidapnya mengalami perubahan emosi yang drastis. Pada kasus yang jarang terjadi, perubahan emosi dapat terjadi tanpa adanya fase normal. Setiap perasaan yang muncul, biasanya akan berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Fase pertama adalah munculnya perasaan sangat senang, atau yang dikenal dengan sebutan mania. Berikut gejala fase mania:
- Merasa sangat bahagia.
- Menurunnya keinginan untuk tidur.
- Merasa sangat bersemangat.
- Sering berbicara dalam tempo yang cepat, tidak seperti orang normal.
- Merasa mudah terganggu.
- Merasa sangat percaya diri.
- Mengalami penurunan nafsu makan.
Gejala perasaan sangat senang juga dapat ditandai dengan munculnya pikiran untuk membuat keputusan yang buruk, seperti keinginan belanja impulsif, melakukan hubungan intim yang tidak sehat, mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, serta hal-hal lain yang berujung merugikan diri sendiri dan orang lain. Sedangkan pada fase kedua, kondisi ini akan ditandai dengan gejala sangat stres, seperti:
- Merasa putus asa.
- Merasa kurang berenergi.
- Sulit berkonsentrasi.
- Sulit mengingat sesuatu.
- Kehilangan keinginan untuk beraktivitas.
- Merasa kesepian.
- Merasa tidak berguna.
- Merasa bersalah.
- Merasa pesimis tentang segala hal.
- Mengalami penurunan nafsu makan.
- Mengalami gangguan tidur.
- Delusi atau waham.
- Muncul keinginan bunuh diri.
Kedua gejala dalam fase yang sangat berbeda tersebut bisa saja muncul dalam waktu yang bersamaan. Kondisi tersebut dikenal dengan sebutan gejala campuran, atau mixed state.
Langkah Penanganan Pengidap Gangguan Bipolar
Penanganan pengidap gangguan bipolar dilakukan untuk meredakan gejala yang muncul. Penanganan akan membutuhkan waktu yang lama serta perlu pengawasan ketat dari pihak medis dan keluarga. Berikut sejumlah penanganan yang dilakukan:
- Pemberian obat. Dalam kasus yang parah dengan perubahan gejala yang terjadi dengan sangat cepat, dokter akan mengkombinasikan 2 jenis obat atau lebih. Penggunaan yang tidak sesuai dengan resep dokter akan menimbulkan efek samping yang membahayakan pengidap.
- Psikoterapi. Untuk mengatasi gejala gangguan bipolar yang muncul, dokter juga melakukan beberapa metode psikoterapi yang sesuai dengan kondisi pengidap. Beberapa metode yang dijalani antara lain:
- Interpersonal and social rhythm therapy (IPSRT), yaitu metode yang terfokus pada kestabilan ritme aktivitas sehari-hari, seperti waktu untuk tidur, bangun, hingga makan.
- Cognitive behavioral therapy (CBT), yaitu metode yang dilakukan dengan terapi perilaku kognitif untuk mendeteksi penyebab gangguan bipolar.
- Psychoeducation, yaitu metode yang dilakukan dengan mengedukasi pengidap dengan hal-hal yang perlu diketahui terkait kondisi yang tengah dialami.
Untuk lebih jelasnya mengenai masing-masing metode, proses pelaksanaannya bisa kamu diskusikan langsung dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya! Dalam proses penyembuhan bukan hanya dokter saja yang berperan penting, dukungan keluarga juga sangat dibutuhkan. Jadi, saat gejala muncul di rumah, keluarga siap membantu untuk mengatasi gejala yang muncul.
Jika sejumlah pengobatan tersebut tidak mampu meredakan gejala gangguan bipolar yang muncul, dokter biasanya akan melakukan metode terapi listrik, atau yang dikenal dengan terapi elektrokonvulsif.