Kenali Bahaya Cyber Grooming pada Anak dan Remaja

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   31 Oktober 2022

“Pelaku cyber grooming menjalankan aksinya dengan tujuan pelecehan seksual. Ketika dialami oleh anak-anak dan remaja, cyber grooming bisa bisa berdampak negatif pada kesehatan mentalnya."

Kenali Bahaya Cyber Grooming pada Anak dan RemajaKenali Bahaya Cyber Grooming pada Anak dan Remaja

Halodoc, Jakarta – Cyber grooming adalah proses “berteman” dengan anak atau remaja secara online, yang sering kali dilakukan orang dewasa untuk memfasilitasi kontak seksual secara online atau saat pertemuan fisik. Tujuan orang dewasa melakukan cyber grooming pada anak dan remaja adalah melakukan pelecehan dan kekerasan seksual. 

Pelaku cyber grooming pada anak sengaja melakukan pertemanan dengan anak secara online, kemudian membangun hubungan emosional. Tujuan utama cyber grooming yaitu mendapatkan kepercayaan dari anak, untuk mendapatkan data pribadi dan keintiman dengan mereka (seperti percakapan seksual, gambar, atau video). Nah, hal ini  nantinya dapat dijadikan alat untuk mengancam dan memeras materi lebih lanjut di kemudian hari. 

Orang tua perlu mewaspadai cyber grooming pada anak dan remaja. Lantas, apa saja bahaya cyber grooming pada anak dan remaja?

Bahaya Cyber Grooming pada Anak dan Remaja

Pelaku cyber grooming sering kali menggunakan identitas palsu. Kemudian mendekati korban (umumnya anak dan remaja) melalui media atau situs yang biasa digunakan anak-anak. Pada akhirnya anak-anak menjadi rentan dan tidak menyadari bahwa ia sedang didekati oleh pelaku untuk tujuan cyber grooming.

Percakapan sering kali diawali dengan pertanyaan umum dan tidak mencolok. Misalnya tentang usia, hobi, sekolah, keluarga. Selanjutnya berkembang menjadi pertanyaan tentang pengalaman seksual dan bertukar materi pornografi atau hal-hal yang tidak pantas. Namun, anak biasanya tidak sadar bahwa ia sedang didekati oleh pelaku. Apalagi jika anak tergiur dengan imbalan yang ditawarkan oleh pelaku.

Anak dan remaja yang menjadi korban cyber grooming cenderung mengalami masalah kesehatan mental jangka panjang yang serius. Seperti kecemasan, depresi, gangguan stres pasca trauma, dan pikiran untuk bunuh diri. 

Masalah mental tersebut lebih berpotensi terjadi pada  korban yang telah diminta untuk membuat dan berbagai konten intim tentang diri mereka sendiri. Mereka biasanya mengalami rasa malu dan menyalahkan diri sendiri atas pelecehan tersebut.  Pelecehan yang terjadi secara online ataupun offline (dengan kontak fisik),  memiliki dampak dan bahaya yang sama pada korban. Itulah pentingnya untuk segera melakukan intervensi atau campur tangan orang tua. 

Cara Melindungi Anak dan Remaja dari Pelaku Cyber Grooming

Perlu diwaspadai, pelaku cyber grooming menjalankan aksinya  biasanya menggunakan situs, game, dan aplikasi yang umum digunakan anak dan remaja. Mereka berusaha memanipulasi, memeras, dan mengendalikan anak, yang berpotensi mengisolasi anak dari teman dan keluarganya.

Setiap anak dapat berisiko menjadi korban tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau ras. Beberapa anak mungkin lebih berisiko tinggi karena memiliki kerentanan lain atau disabilitas. Maka itu orang tua perlu memahami cara melindungi anak dan remaja dari pelaku cyber grooming. Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan:

1. Diskusikan tentang perbedaan antara teman online dan offline

Penting untuk ditekankan bahwa betapa pun menyenangkannya seorang teman baru di dunia maya, atau berapa pun lama anak berbincang dengan teman online, mereka tetaplah orang asing. Orang yang ingin berteman secara online tidak perlu terlalu ditanggapi.

2. Ketahui tanda-tandanya

Beri tahu anak tentang tanda bahaya dalam sebuah obrolan di dunia maya. Bila anak terlibat dalam obrolan yang tidak pantas, minta mereka untuk segera melaporkannya pada orang tua atau memblokir akun pelaku. 

Hal tersebut termasuk seseorang yang mengajak bertemu secara langsung, meminta informasi pribadi, atau mengirim foto atau video, meminta obrolan pindah ke pesan pribadi, serta meminta mereka untuk menyimpan rahasia.

3. Cari tahu di mana tombol laporan dan blokir berada

Media sosial, aplikasi, game, dan situs semuanya menawarkan alat pelaporan dan pemblokiran. Orang tua perlu mengedukasi anak mengenai hal ini. Bila perlu orang tua harus mengunjungi polisi cyber bila ada indikasi anak mengalami  cyber grooming.

4. Pastikan anak tahu bahwa orang tuanya selalu ada untuk membantu

Khawatir tentang bagaimana reaksi orang tua, dapat mengurungkan remaja untuk meminta bantuan. Pastikan anak tahu bahwa apa pun yang terjadi, orang tuanya selalu ada untuk membantunya.

Itulah yang perlu diketahui tentang bahaya cyber grooming yang harus diwaspadai orang tua. Ibu juga bisa bertanya pada psikolog anak di Halodoc mengenai cara mencegah dan mengatasi cyber grooming pada anak. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Childnet. Diakses pada 2022. Online grooming
Child Safe Net. Diakses pada 2022. Cyber Grooming
Cyber Security Authorisation. Diakses pada 2022. CYBER GROOMING
In Hope. Diakses pada 2022. The impact of online grooming

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan