Kenali 5 Mitos tentang HIV-AIDS

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Desember 2019
Kenali 5 Mitos tentang HIV-AIDSKenali 5 Mitos tentang HIV-AIDS

Halodoc, Jakarta - Sampai sekarang, masih saja ada informasi yang keliru tentang HIV-AIDS. Tentu saja, ini membuat masyarakat sering kali salah paham dengan informasi yang beredar, terlebih tanpa mencari tahu terlebih dahulu kebenaran dari berita yang keliru tersebut. Kekeliruan ini akan membuat masyarakat semakin menilai bahwa HIV-AIDS adalah penyakit yang sangat berbahaya dan pengidapnya harus dihindari.

Berbagai Mitos Keliru tentang HIV-AIDS

Setiap penyakit bisa diobati dengan maksimal jika dilakukan deteksi dini. Pun, ketika suatu penyakit tidak mampu disembuhkan, setidaknya deteksi dini akan membantu meredakan gejala yang dialami, sehingga pengidap bisa menjalani aktivitas sehari-hari tanpa hambatan. Jangan takut untuk melakukan pemeriksaan dini, kamu sekarang bisa buat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat lebih mudah, tentu saja dengan menggunakan aplikasi Halodoc.

Baca juga: Tidak Melulu Hubungan Intim, Hal Ini Bisa Menularkan HIV/AIDS

Nah, sebelum kamu menilai lebih jauh tentang HIV-AIDS, ketahui dahulu apa saja mitos yang keliru tentang penyakit satu ini. Berikut beberapa di antaranya:

  • HIV dan AIDS adalah Penyakit yang Sama

Apakah selama ini kamu mengira bahwa HIV dan AIDS adalah penyakit yang sama? Jika iya, berarti kamu keliru. HIV dan AIDS adalah dua penyakit yang berbeda. Human Immunodeficiency Virus atau HIV mengacu pada jenis virus yang menyerang sistem imunitas tubuh, sedangkan AIDS adalah komplikasi atau kelanjutan dari HIV yang tidak segera ditangani, sehingga mengakibatkan kerusakan sistem kekebalan tubuh. 

  • HIV dan AIDS Identik dengan Pemakai Narkoba dan Gay

Pengguna narkoba jenis suntik dan pasangan pria sesama jenis memang menjadi kelompok orang yang paling rentan mengalami HIV-AIDS. Pasalnya, hubungan intim dari pasangan pria sesama jenis dan penggunaan jarum suntik secara bergantian memang menjadi penyebab umum penyakit ini. Namun, hubungan intim vaginal dari pasangan berbeda jenis yang tidak menggunakan pengaman justru menularkan HIV dengan persentase yang lebih tinggi, begitu pula dengan seks oral. 

  • Penularan HIV-AIDS Melalui Gigitan Nyamuk

Penularan HIV tidak dilakukan dari perantara nyamuk, meski penularannya memang melalui darah. Ketika nyamuk berpindah lokasi setelah menggigit seseorang, nyamuk tidak akan mengalirkan darah milik orang tersebut kepada orang baru yang menjadi target gigitannya. Pun, umur virus HIV yang bersarang pada serangga terbilang tidak tahan lama jika dibandingkan dengan pada manusia. 

Baca juga: Tanpa Gejala Khusus, Ketahui Tanda Awal Penularan HIV

  • HIV-AIDS yang Tidak Bisa Disembuhkan

Memang, hingga kini belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV-AIDS secara sempurna. Pengobatan hanya membantu meringankan gejala dan menekan perkembangan penyakit serta mencegah terjadinya penularan juga kematian akibat komplikasinya. Meski begitu, konsumsinya harus dilakukan seumur hidup. Sering lupa mengonsumsi obat akan membuat virus menjadi kebal obat, sehingga risiko terjadinya komplikasi akan semakin besar. 

  • Tanda dan Gejalanya yang Bisa Langsung Terdeteksi

Ternyata, tidak demikian. Kamu bahkan bisa saja positif HIV tanpa menunjukkan adanya gejala hingga bertahun-tahun. Biasanya, gejala awal baru akan muncul sekitar 10 tahun setelah terjadinya infeksi pertama dan mirip dengan gejala flu biasa. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi adanya HIV pada diri sendiri adalah melalui tes atau pemeriksaan HIV. 

Baca juga: Sejak Lahir Tertular HIV/AIDS, Bisakah Anak Tumbuh Normal?

Referensi: 
Healthline. Diakses pada 2019. Busting HIV Transmission Myths.
AAC. Diakses pada 2019. Ten Common Myths about HIV/AIDS.
AIDS. Diakses pada 2019. AIDS Foundation of South Africa.