Kenali 4 Jenis Injeksi dan Cara Melakukannya
Halodoc, Jakarta - Tindakan injeksi atau suntik adalah jenis tindakan medis yang sering dikerjakan. Lebih dari 90 persen tindakan injeksi ini dikerjakan untuk tujuan terapeutik, sementara lima hingga sepuluh persen sisanya digunakan untuk tindakan preventif termasuk keluarga berencana. Tindakan injeksi harus dikerjakan secara aman dan dikerjakan oleh tenaga ahli yang sudah terlatih. Kebersihannya juga wajib dijaga karena penggunaan alat injeksi yang berulang menjadi sumber transmisi virus.
Baca Juga: Suntik Kolagen untuk Meremajakan Kulit, Perlukah?
Dalam dunia medis terdapat jenis injeksi tergantung kegunaan dan sasarannya. Berikut ini jenis injeksi yang wajib kamu ketahui:
Injeksi Intramuskular
Tindakan injeksi atau pemberian obat secara intramuskular dilakukan untuk pemberian obat. Jarum suntik yang digunakan memiliki diameter 5 hingga 10 mililiter dengan panjang 6 hingga 8 sentimeter. Biasanya cairan yang dimasukkan berbasis minyak agar menembus lebih dalam. Cairan tertentu dimasukkan langsung kedalam otot yang memiliki banyak pembuluh darah. Pemberian obat dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan bagian atas.
Pemberian obat seperti ini memungkinkan obat dilepas secara berkala dalam bentuk depot obat. Jaringan intramuskular terbentuk dari otot yang bergaris yang mempunyai banyak vaskularisasi aliran darah tergantung dari posisi otot di tempat penyuntikan. Tujuan pemberian obat secara intramuskular adalah agar obat diserap tubuh dengan cepat.
Baca Juga: Vaksin Tetes atau Suntik? Kenali Bedanya
Injeksi Intradermal
Suntikan intradermal adalah jenis suntikan yang tidak masuk ke bawah dermis dan biasanya digunakan untuk vaksinasi. Jenis injeksi ini juga membantu untuk mengetahui apakah kamu memiliki alergi. Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes sensitivitas terhadap alergen ketika mendiagnosis penyakit seperti TBC dan brucellosis.
Untuk melakukan tindakan ini dibutuhkan jarum suntik maksimal 1 mililiter, obat lepas lambat dan jarum pendek hingga 1,5 sentimeter. Pada penyuntikan intradermal, daerah kulit yang dipilih bukan area yang mudah luka atau infeksi (misalnya di deltoid). Regangkan kulit dengan jempol dan telunjuk, tusukkan jarum perlahan sekitar 2 mm di bawah dan hampir sejajar dengan permukaan kulit. Benjolan pucat yang memperlihatkan permukaan folikel rambut pada kulit tempat suntikan adalah tanda suntikan diberikan dengan benar.
Injeksi Subkutan
Jenis injeksi ini dilakukan dengan jarum kecil pendek dan halus sepanjang 1,5 hingga 2 sentimeter dengan diameter jarum suntik 2 atau 2,5 mililiter. Injeksi ini dianjurkan untuk semua zat yang perlu diserap sangat lambat. Beberapa contohnya adalah morfin dan atropin. Untuk melakukannya, kamu harus menusuk jarum ke bawah kulit dengan sudut 45° ke dalam jaringan lemak subkutan. Jangan terlalu dalam sehingga menembus otot di bawahnya. Tarik pendorong pada semprit untuk memastikan tidak ada darah (jika ada, tarik jarum perlahan dan coba lagi). Suntikkan obat dengan menekan pendorong pada semprit pelan-pelan hingga obat habis. Lepaskan jarum dan tekan kuat-kuat bekas suntikan dengan kapas atau kain kecil.
Injeksi Endovena
Ini adalah teknik di mana suatu zat dimasukkan langsung ke dalam sistem peredaran darah dengan jarum dimasukkan ke dalam vena yang mudah diakses. Area yang disuntikkan biasanya tepat di bawah lekukan siku atau di lengan bawah. Manfaat utama injeksi endovenous adalah obat dapat langsung masuk ke pembuluh darah sehingga dapat cepat meresap.
Baca Juga: Usia yang Tepat untuk Anak Lakukan Tes Imunitas Tubuh
Kamu bisa berdiskusi dengan dokter Halodoc untuk mencari tahu efek samping atau menghindari reaksi alergi akibat injeksi. Jika ada pertanyaan lain seputar injeksi atau tindakan medis lain, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!