Kenali 4 Fakta Penting BPH Benign Prostatic Hyperplasia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   25 Februari 2019
Kenali 4 Fakta Penting BPH Benign Prostatic HyperplasiaKenali 4 Fakta Penting BPH Benign Prostatic Hyperplasia

Halodoc, Jakarta - Pembesaran prostat jinak atau yang dalam medis dikenal dengan sebutan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah kondisi membesarnya kelenjar prostat pada pria. Kelenjar prostat adalah kelenjar yang berbentuk seperti kacang kenari, yang merupakan bagian dari sistem reproduksi pria. Kelenjar ini berperan penting dalam menghasilkan cairan yang menandai kesuburan pria. Berikut beberapa fakta tentang prostat dan penyakit BPH, yang sepertinya penting untuk diketahui.

1. Dapat Menyebabkan Masalah Urinasi

Perlu diketahui bahwa kelenjar prostat memiliki 2 periode pertumbuhan utama. Periode pertama terjadi saat pubertas dan periode kedua mulai pada sekitar usia 25 tahun. Nah, BPH biasanya terjadi pada fase pertumbuhan kedua. Dalam kondisi normal, kelenjar prostat mengelilingi uretra, saluran yang menghantarkan urine dari kandung kemih ke luar tubuh. Apabila kelenjar prostat membesar, uretra dapat menyempit, dan menyebabkan dinding kandung kemih menebal.

Baca juga: Ini Bedanya Benign Prostatic Hyperplasia dan Kanker Prostat

Seiring berjalannya waktu, dinding kandung kemih dapat melemah dan kehilangan kemampuan untuk mengeluarkan seluruh urine dari kandung kemih. Hal ini dapat menyebabkan masalah urinasi, seperti inkontinensia urine, yaitu kondisi yang membuat hilangnya kendali terhadap kandung kemih.

2. Banyak Terjadi pada Pria Berusia Lanjut

Benign prostatic hyperplasia adalah kondisi yang umum dan hanya terjadi pada pria. Namun, kondisi ini sering kali terjadi pada pria dengan usia di atas 50 tahun. Kemungkinan terjadinya BPH pun akan meningkat seiring bertambahnya usia pria.

Baca juga: Kanker Prostat, Hantu Bagi Para Lelaki

3. Gejalanya Menyiksa

Karena berkaitan dengan sistem urinasi, BPH bisa dibilang memiliki gejala yang cukup menyiksa, yaitu:

  • Kesulitan memulai dan menghentikan aliran urine saat buang air kecil (menetes).

  • Merasa ingin buang air kecil, terutama pada malam hari.

  • Aliran urine yang lemah.

  • Merasa kandung kemih belum sepenuhnya kosong setelah buang air kecil.

  • Kesulitan dalam mengosongkan kandung kemih, seperti perasaan ingin buang air kecil padahal baru saja melakukannya.

  • Rasa sakit saat buang air kecil.

  • Kesulitan dalam menampung air kencing, seperti bangun pada malam hari karena kebelet. Sering buang air kecil yang tiba-tiba dan tidak tertahankan.

4. Dapat Dipicu oleh Berbagai Hal, Salah Satunya Perubahan Hormon

Pada dasarnya, semua pria yang semakin bertambah usia, memiliki risiko untuk mengalami benign prostatic hyperplasia. Walau penyebab penyakit ini masih belum diketahui pasti, dipercaya bahwa perubahan dalam keseimbangan hormon dan faktor pertumbuhan sel dapat menyebabkan kondisi tersebut. Kondisi ini juga dapat dialami pria akibat genetik, terutama pada kondisi serius yang membutuhkan operasi pada pria di bawah usia 60 tahun.

Baca juga: 5 Tanaman Alami untuk Mengobati Kanker Prostat

Selain itu, ada banyak faktor yang meningkatkan risiko terkena BPH, yaitu:

  • Usia. Diketahui bahwa pria di bawah 40 tahun jarang mengalami gejala yang disebabkan oleh pembesaran kelenjar prostat, di mana sekitar 1 dari 3 pria mengalami gejala sedang hingga parah di usia 60 tahun, dan sekitar 50 persen pada usia 80 tahun.

  • Sejarah keluarga. Jika seseorang di keluarga memiliki penyakit ini, risiko akan menjadi lebih besar.

  • Latar belakang etnis. Pria ras kulit putih (kaukasia) dan ras kulit hitam memiliki risiko pembesaran kelenjar prostat yang lebih besar. Pria berkulit hitam dapat mengalami gejala lebih awal dari pria berkulit putih.

  • Kondisi kesehatan. Risiko juga dapat meningkat jika memiliki diabetes tipe 2, penyakit jantung, penyakit peredaran darah, atau penggunaan beta blockers (obat darah tinggi dan detak jantung yang cepat).

  • Disfungsi ereksi. Juga dikenal dengan sebutan impotensi, yaitu ketidakmampuan untuk menahan ereksi. Hal ini dapat meningkatkan risiko benign prostatic hyperplasia.

  • Gaya hidup. Obesitas atau gaya hidup tidak aktif dapat meningkatkan risiko benign prostatic hyperplasia. Oleh karena itu, penting untuk selalu aktif secara fisik.

Itulah beberapa fakta penting mengenai benign prostatic hyperplasia (BPH). Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!