Kenali 3 Jenis Kanker Kelenjar Air Liur

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   23 Agustus 2021
Kenali 3 Jenis Kanker Kelenjar Air LiurKenali 3 Jenis Kanker Kelenjar Air Liur

Kanker kelenjar air liur diduga terjadi akibat adanya perubahan genetik pada sel kelenjar ludah. Meski begitu, hingga kini masih belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan perubahan itu bisa terjadi. Namun, penting diketahui bahwa kanker kelenjar air liur memiliki tiga jenis yang berbeda, yaitu Karsinoma Mukoepidermoid, Karsinoma Kistik, dan Adenokarsinoma. 



Halodoc, Jakarta – Penyakit kanker kelenjar air liur merupakan jenis penyakit yang sering terlambat ditangani. Pasalnya, penyakit ini jarang menunjukkan gejala yang jelas, sehingga sulit dideteksi dan sering diabaikan. Padahal, kanker kelenjar air liur yang diabaikan bisa berakibat fatal dan membuat kondisi menjadi lebih buruk, bahkan memicu komplikasi. 


Kanker kelenjar air liur merupakan tumor yang pada awalnya menyerang satu atau beberapa kelenjar ludah. Saat pertama kali muncul, tumor ini bersifat jinak, tetapi akan terus berkembang seiring berjalannya waktu dan menjadi ganas. Tumor yang sudah berkembang pun menyebabkan kanker yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. 


Baca juga: Ada Benjolan di Bawah Dagu, Ini Cara Atasi Sialolithiasis


Jenis Kanker Kelenjar Air Liur yang Perlu Diketahui 

Kelenjar ludah berfungsi untuk memproduksi air liur dan mengalirkannya ke mulut. Dalam air liur yang dialirkan tersebut, terdapat kandungan enzim yang penting dalam proses pencernaan makanan. Enzim tersebut juga berperan sebagai antibodi yang berfungsi sebagai pelindung mulut dan tenggorokan dari serangan infeksi. Salah satu gangguan yang bisa menyerang kelenjar ini adalah tumor jinak yang dapat berkembang menjadi kanker.


Kanker kelenjar air liur dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 

1. Karsinoma Mukoepidermoid

Jenis kanker ini merupakan yang paling sering terjadi. Karsinoma mukoepidermoid biasanya timbul pada kelenjar parotis.


2. Karsinoma Kistik 

Karsinoma kistik umumnya tumbuh secara perlahan. Namun, seiring berjalannya waktu jenis kanker kelenjar air liur yang satu ini bisa menyebar sepanjang saraf. 


3. Adenokarsinoma

Kanker ini mulanya muncul pada sel-sel kelenjar air liur. Dibandingkan dengan yang lainnya, jenis kanker ini tergolong langka alias jarang terjadi. Sayangnya, kanker kelenjar air liur sering terlambat dideteksi dan baru diketahui saat sudah parah. Sebab, kanker ini bisa muncul tanpa ditandai dengan gejala yang spesifik. 


Seiring berjalannya waktu, kanker kelenjar air liur akan mulai menunjukkan gejala berupa muncul benjolan yang tidak terasa sakit di sekitar rahang, leher, ataupun mulut. Pengidap penyakit ini juga mengalami gejala pipi bengkak, sebagian wajah mati rasa, keluar cairan dari telinga, serta kesulitan menelan dan membuka mulut lebar. 


Baca juga: Orang Lanjut Usia dan Mulut Kering, Apa Hubungannya?

Kanker kelenjar air liur diduga terjadi karena ada perubahan genetik pada sel kelenjar ludah. Meski begitu, hingga kini masih belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan perubahan itu bisa terjadi. Ada beberapa faktor yang disebut bisa meningkatkan risiko penyakit ini, seperti berjenis kelamin laki-laki, berusia lanjut, riwayat keluarga, pernah terpapar radiasi, aktif merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol, serta kurang asupan nutrisi dan pola makan yang tidak sehat.


Penyakit ini didiagnosa melalui pemeriksaan fisik dan mengamati gejala yang muncul, faktor risiko, serta riwayat kanker dalam keluarga. Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi mulut hingga tenggorokan. Pemeriksaan kulit juga akan dilakukan jika muncul gejala kelumpuhan pada saraf wajah. 


Baca juga: Penyebab Mulut Terasa Kering Meskipun Sudah Cukup Minum


Apakah Kanker Kelenjar Air Liur Dapat Dicegah? 

Langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah penerapan gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko kanker kelenjar air liur. Hindari kebiasaan merokok, konsumsi makanan dengan gizi seimbang juga perlu dibiasakan. 


Di samping itu, pastikan untuk menyikat gigi beberapa kali dalam sehari, menggunakan sikat gigi dengan bulu yang lembut. Membilas mulut dengan larutan garam pada air hangat setelah makan juga dapat dilakukan. Pastikan juga untuk minum air putih lebih banyak agar mulut tetap lembab, serta hindari konsumsi makanan atau minuman dengan rasa asam maupun pedas secara berlebihan. 


Guna memenuhi segala asupan nutrisi penting dalam tubuh sebagai bagian dari penerapan pola hidup sehat, kamu dapat memesan segala kebutuhan akan suplemen dan vitamin langsung di aplikasi Halodoc. Nikmati kemudahannya tanpa harus keluar rumah dan mengantri panjang. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang! 


Segera periksakan diri ke dokter bila kamu merasakan adanya benjolan yang terdapat di area kelenjar ludah, meski belum tentu mengindikasikan pertumbuhan sel kanker. Hal ini bertujuan untuk memastikan apa penyebabnya, sehingga bila benjolan adalah gejala kanker, maka penanganan dapat dilakukan secara dini dan mencegah risiko komplikasi fatal yang dapat terjadi. 


Referensi:

American Cancer Society. Diakses pada 2019. Salivary Gland Cancer.

Cleveland Clinic. Diakses pada 2019. Salivary Gland Cancer: Management and Treatment.

Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Salivary Gland Tumors. 

American Cancer Society. Diakses pada 2021. Can Salivary Gland Cancer Be Prevented? 

Cancer Research UK. Diakses pada 2021. Salivary Gland Cancer.