Kenali 3 Fakta Penting Mengenai Delirium
Halodoc, Jakarta - Delirium adalah gangguan serius pada kemampuan mental yang berakibat pada berkurangnya kesadaran dan kebingungan berpikir. Serangan awal delirium sering kali cepat, dalam beberapa hari hingga berjam-jam. Delirium dapat disebabkan oleh satu atau lebih faktor yang berkontribusi seperti perubahan keseimbangan metabolisme seseorang, penyakit medis yang parah atau kronis, infeksi, obat-obatan, penarikan obat, atau alkohol.
Delirium atau keadaan kebingungan akut, didefinisikan sebagai gangguan yang disebabkan secara organik dari tingkat fungsi kognitif dasar yang sebelumnya dicapai. Delirium tidak termasuk penyakit, melainkan serangkaian gejala dari beberapa penyakit. Delirium biasanya melibatkan defisit kognitif lainnya, perubahan gairah (hiperaktif, hipoaktif, atau campuran), masalah pada persepsi, perubahan siklus tidur dan bangun, serta mengalami halusinasi dan delusi.
Berikut adalah beberapa fakta penting mengenai delirium yang wajib kamu ketahui:
-
Gejala Delirium
Gejala dari delirium adalah fakta penting dari penyakit tersebut yang harus kamu ketahui. Gejala dari delirium dapat terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari. Gejala tersebut dapat naik-turun sepanjang hari dan mungkin saja tidak terlihat gejalanya. Hal tersebut dapat memburuk di malam hari dan di tempat yang asing. Berikut adalah gejala dari delirium:
- Gangguan Emosional: Seseorang dengan delirium dapat mengalami gangguan emosional yang dapat muncul sebagai ketakutan, kecemasan, paranoia, depresi, kemarahan hingga lekas marah. Orang tersebut mungkin akan merasakan perubahan suasana hati yang cepat dan tidak terduga, serta perubahan kepribadian.
- Perubahan Perilaku: Seseorang yang mengidap delirium dapat mengalami perubahan dalam perilakunya, seperti melihat hal-hal yang tidak ada, gelisah, perilaku agresif, mengeluh, berteriak, atau membuat suara lain. Orang dewasa yang lebih tua mungkin akan lebih diam, menarik diri dari lingkungan, tampak lesu, mengalami gangguan tidur, atau pembalikan siklus tidur-bangun di malam hari.
- Keterampilan Berpikir Buruk: Pengidap delirium dapat mengalami keterampilan berpikir buruk atau gangguan kognitif. Gangguan ini dapat muncul sebagai ingatan yang buruk, disorientasi, serta kesulitan mengingat kata-kata. Orang tersebut mungkin mengoceh secara verbal, mengalami kesulitan dalam memahami pembicaraan, serta kesulitan menulis atau membaca.
Baca Juga: Begini Proses Diagnosis Gangguan Mental Delirium
-
Jenis-Jenis Delirium
Para ahli medis telah mengidentifikasi tiga jenis delirium, yaitu delirium hiperaktif, delirium hipoaktif, dan delirium campuran. Berikut adalah penjelasan tentang jenis-jenis delirium tersebut:
- Delirium Hipoaktif: Delirium hipoaktif dapat mencakup aktivitas motorik yang berkurang, kurang aktif, rasa kantuk yang tidak biasa, selalu merasa lesu, atau sering merasa linglung.
- Delirium Hiperaktif: Delirium jenis ini mungkin merupakan jenis yang paling mudah dikenali dan pengidapnya akan mengalami gelisah, halusinasi, atau perubahan suasana hati yang cepat.
- Delirium Campuran: Delirium campuran mencakup gejala hiperaktif dan hipoaktif. Orang yang terpengaruh mungkin dengan cepat beralih dari kondisi hiperaktif ke hipoaktif.
Baca Juga: Inilah 4 Cara Untuk Mencegah Delirium
-
Faktor Risiko Delirium
Seseorang dapat mengidap delirium dikarenakan perawatan intensif atau setelah dilakukan pembedahan. Faktor risiko tersebut akan meningkat seperti ketika dalam perawatan jangka panjang. Beberapa hal lainnya yang dapat meningkatkan risiko delirium adalah:
- Usia yang telah terbilang tua.
- Pernah mengidap delirium sebelumnya.
- Gangguan penglihatan atau pendengaran.
- Memiliki banyak riwayat pada masalah medis.
- Gangguan otak seperti demensia, stroke atau penyakit Parkinson.
Baca Juga: Gangguan Mental Parah, Ini Gejala Delirium yang Perlu Diketahui
Itulah beberapa fakta tentang penyakit delirium. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal penyakit tersebut, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!