Kenali 2 Gejala Ketika Terserang Mononukleosis
Halodoc, Jakarta - Mononukleosis terjadi karena serangan infeksi dari virus Epstein-Barr (EBV). Virus penyebab mononukleosis ini disebarkan melalui air liur. Itulah sebabnya penyakit ini juga dikenal sebagai ‘The Kissing Disease’ atau penyakit ciuman. Kondisi ini bisa terjadi pada setiap kalangan, hanya saja lebih sering dialami oleh seseorang yang berusia belasan tahun. Umumnya, orang hanya akan mengalami penyakit ini satu kali seumur hidup. Saat sudah terinfeksi EBV, tubuh akan membuat sistem kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
Penyakit ini terkadang tidak menimbulkan gejala, apalagi jika menyerang anak yang masih kecil, seperti usia 1 tahun. Penyakit ini juga tidak menyebabkan penyakit yang serius dan bisa sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 bulan. Mono juga merupakan infeksi sekunder dari penyakit lain seperti tonsilitis atau sinusitis.
Baca juga: Waspada, Mononukleosis pada Bayi Bisa Tertular Karena Ciuman
Sebenarnya kondisi ini dapat menunjukkan gejala. Kamu bisa melihat gejala berikut sebagai pertanda awal bahwa seseorang mungkin mengalami infeksi virus EBV:
1. Gejala Pokok
-
Muncul demam.
-
Terasa sakit pada tenggorokan yang rasanya lebih nyeri daripada radang tenggorokan biasa.
-
Muncul pembengkakan kelenjar pada bagian tertentu seperti leher atau ketiak.
-
Merasa lebih cepat lelah dan muncul rasa gatal-gatal.
-
Muncul sensitivitas yang berlebihan terhadap cahaya.
2. Gejala Sekunder
-
Otot terasa nyeri, badan terasa tidak enak atau tidak fit, dan menggigil.
-
Badan terasa lemas dan nafsu makan berkurang.
-
Terjadi pembengkakan pada area mata, limpa, dan amandel.
-
Muncul adanya bintik-bintik pada daerah langit-langit mulut, umumnya berwarna merah tua atau ungu.
-
Rasa kantuk yang terus-menerus muncul.
Baca juga: Bukan Demam Biasa, Mononukleosis Bisa Ditularkan Lewat Air Liur
Perlu kamu ketahui juga bahwa virus Epstein-Barr (EBV) yang menjadi penyebab mononukleosis adalah anggota dari famili virus herpes. Virus tersebut merupakan salah satu virus yang paling umum menginfeksi manusia di seluruh dunia. Virus ini bisa menular melalui kontak langsung melalui air liur dari mulut orang yang terinfeksi dan tidak dapat ditularkan melalui kontak darah. Kamu bisa terkena virus ini melalui batuk atau bersin, berciuman, atau berbagi makanan atau minuman dengan orang yang mengalaminya
Umumnya, dibutuhkan empat hingga delapan minggu bagi gejala yang muncul setelah kamu terinfeksi. Pada remaja dan dewasa, infeksi ini menyebabkan gejala yang bisa diamati pada 35 hingga 50 persen kasus. Pada anak-anak, virus ini biasanya tidak menimbulkan gejala dan infeksi ini sering kali tidak bisa dikenali.
Sedangkan yang perlu diwaspadai adalah kemunculan komplikasi mononukleosis. Meskipun penyakit ini bukanlah penyakit yang serius, ada beberapa komplikasi yang dapat dialami beberapa pengida. Di antaranya adalah:
-
Perdarahan limpa. Benturan akibat aktivitas berat atau olahraga bisa membuat limpa yang bengkak tersebut pecah. Hal ini akan menyebabkan perdarahan internal di dalam perut, yang bisa membahayakan nyawa.
-
Radang hati. Pengidap mononukleosis berisiko mengalami peradangan hati (hepatitis) yang ditandai munculnya penyakit kuning.
-
Gangguan saraf, seperti sindrom Guillain-Barre (peradangan sistem saraf), meningitis, dan ensefalitis (radang otak).
-
Gangguan jantung, misalnya peradangan pada otot jantung (miokarditis).
Baca juga: Meski Menular, Demam Akibat Mononukleosis Bisa Dirawat DI Rumah
Nah, itulah gejala yang bisa kamu kenali saat mengalami gangguan mononukleosis. Jika kamu mengalaminya, jangan ragu untuk memeriksakannya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, kini kamu bisa lho langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan melalui aplikasi Halodoc. Mudah bukan? Yuk download aplikasi Halodoc sekarang!