Kenali 13 Gejala Pneumonia
Halodoc, Jakarta - Oleh karena serangannya sering dianggap biasa, seperti influenza, bahaya dari pneumonia sering dipandang sebelah mata. Apalagi teorinya mengatakan kalau penyakit ini lebih sering menyerang kelompok balita dan lansia. Alhasil, makin banyak saja orang-orang yang menganggap sepele penyakit ini. Padahal, faktanya pneumonia bisa menghantui siapa saja, lho.
Para ahli lazim menyederhanakan penyakit ini sebagai infeksi saluran paru-paru. Biang keladinya adalah bakteri yang bisa beragam, tapi yang paling sering ditemui di Indonesia adalah Streptococcus pneumoniae.
Nah, untuk mengenali gejala pneumonia memang gampang-gampang susah. Dibilang gampang lantaran efeknya di badan mudah dirasakan. Misalnya. Demam, batuk yang diiringi lendir berwarna hijau atau warna karat, dan sesak napas, bisa sampai 20-30 kali permenit. Sulitnya, kalau diperhatikan sih gejala-gejala tadi mirip dengan ciri-ciri influenza. Lalu, seperti apa lagi sih gejala pneumonia?
Gejala yang Tak Sama
Jangan kaget, negara kita berada di urutan ke-10 terbanyak untuk angka kematian pneumonia. Berdasarkan laporan rutin puskesmas pada tahun 2015, ditemukan sekitar 554.650 kasus pneumonia. Sedangkan tahun 2016 (hingga September) terdapat 289.246 kasus.
Kata ahli, gejala pneumonia amat bervariasi. Hal ini dipengaruhi berdasarkan tingkat keparahannya. Enggak cuma itu, keragaman gejala pneumonia juga dipengaruhi oleh jenis bakteri pemicu infeksi, usia, dan kondisi kesehatan pengidap. Meski begitu, setidaknya ada beberapa gejala umum yang biasanya muncul pada pengidap pneumonia, seperti:
-
Demam.
-
Batuk kering atau batuk berdahak kental berwarna kuning atau hijau.
-
Mual atau muntah.
-
Diare.
-
Berkeringat dan menggigil.
-
Napas terengah-engah dan pendek.
-
Rasa sakit di dada ketika menarik napas atau batuk.
Selain itu, ada gejala atau dampak pneumonia yang cukup jarang terjadi, tapi tetap bisa muncul, contohnya:
8. Kepala sakit.
9. Lemas dan lelah.
10. Mual dan muntah
11. Batuk disertai darah.
12. Lemas dan lelah.
13. Batuk disertai dengan darah.
Beberapa gejala di atas bisa terjadi pada orang yang mengidap pneumonia dan akan berlangsung sekitar 24-48 jam. Namun, hal ini juga bergantung dengan kondisi masing-masing individu.
Hingga saat ini, pneumonia masih menjadi penyebab kematian tertinggi pada balita. Berdasarkan data UNICEF, ada 5,9 juta anak di bawah usia lima tahun yang meninggal dunia tahun 2015.
Gejala pneumonia pada anak di bawah usia lima tahun, bisa membuatnya mengalami sesak napas yang cepat dan tidak teratur. Sedangkan pada bayi, mereka bisa saja mengalami muntah-muntah, lemah, tidak berenergi, dan sulit makan serta minum.
Selain itu, berikut gejala yang bisa muncul ketika pneumonia menyerang Si Kecil:
-
Batuk.
-
Mengi atau napas berbunyi.
-
Hidung tersumbat.
-
Bagian dada terasa nyeri.
-
Menggigil.
-
Nafsu makan menurun.
-
Sulit beristirahat.
-
Pucat dan lesu.
-
Bagian perut terasa sakit.
-
Pada kasus yang parah, warna bibir dan kuku jari bisa berubah menjadi kebiruan atau abu-abu.
Siapa yang Lebih Rentan?
Ingat, meski kebanyakan penyakit ini menyerang balita dan lansia, tapi semua orang bisa mengidap penyakit ini. Nah, berikut kategori yang rentan terhadap penyakit ini.
-
Bayi atau anak di bawah dua tahun
-
Lansia di atas 65 tahun.
-
Pasien di rumah sakit, terutama mereka yang menggunakan ventilator.
-
Pengidap penyakit kronis, seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis.
-
Perokok aktif dan pasif.
-
Mereka yang mengidap sistem imun yang rendah. Misalnya, pengidap penyakit autoimun atau orang yang sedang menjalankan kemoterapi.
Punya keluhan pada paru-paru atau saluran pernapasan? Kamu bisa lho bertanya kepada dokter ahli untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Baca juga: