Kenalan dengan Karakter Penyakit Sporadis
“Salah satu karakteristik penyakit sporadis adalah muncul secara tiba-tiba dan jarang alias hanya terlihat sesekali. Contoh penyakit sporadis adalah tetanus dan rabies.”
Halodoc, Jakarta – Penyakit sporadis didefinisikan penyakit atau infeksi yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dari beberapa penyakit atau infeksi. Istilah ini biasanya digunakan oleh ahli patologi untuk menentukan kategori infeksi berdasarkan frekuensi dan cara kemunculannya.
Jika ditilik dari epidemiologi alias pola penyebaran penyakitnya, istilah sporadis digunakan untuk mendefinisikan penyakit yang hanya terlihat sesekali. Infeksi atau penyakit sporadis biasanya tidak terkonsentrasi di wilayah tertentu.
Artinya, penyakit sporadis dapat menyebar secara tiba-tiba di lokasi tertentu pada waktu dan tahun tertentu pula. Dengan kata lain, penyakit sporadis bukan bersifat musiman atau endemik di suatu tempat.
Contoh Penyakit Sporadis
1. Tetanus
Penyakit ini termasuk dalam kategori sporadis. Sebab, meskipun bakteri Clostridium tetani bisa ditemukan di mana pun, tetanus tidak pernah terlokalisasi atau mewabah. Pasalnya, sebagian besar individu telah menerima vaksinasi tetanus maupun segera membersihkan luka dengan tepat.
Di Indonesia sendiri, vaksin tetanus masuk ke dalam daftar imunisasi wajib pada anak. Jenis imuniasasi ini diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus). Proses vaksinasi diberikan dalam lima tahap, yaitu pada usia 2, 4, 6, 18 bulan, dan 4-6 tahun. Untuk anak anak di atas 7 tahun, tersedia vaksin Td yang mampu mencegah komplikasi tetanus dan difteri.
2. Rabies
Sama halnya dengan tetanus, penyakit rabies termasuk sporadis. Pasalnya, rabies termasuk penyakit jarang terjadi alias terlihat sesekali. Rabies disebabkan oleh virus yang bisa ditularkan oleh air liur hewan.
Ketika ada luka terkontaminasi oleh air liur hewan yang terinfeksi rabies, maka virus tersebut bisa masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan serangkaian gejala. Cakaran hewan juga bisa menularkan virus rabies ke manusia. Cara mencegah penularan rabies yakni dengan menghindari hewan liar atau hewan yang belum divaksinasi.
3. Infeksi Salmonella
Infeksi bakteri Salmonella termasuk dalam penyakit sporadis karena kejadiannya yang bisa tiba-tiba. Salmonellosis atau infeksi bakteri salmonella terjadi sering ditularkan lewat makan makanan dan minuman yang tercemar oleh bakteri tersebut.
Ketika masuk kedalam saluran cerna dan menginfeksi usus, bakteri kemudian menyebabkan berbagai gejala-gejala terkait pencernaan. Salmonellosis juga dapat ditularkan dari satu individu ke individu lain yang terkena penyakit salmonellosis. Gejala bisa muncul secara spontan dalam waktu 8–72 jam setelah bakteri berhasil menginfeksi usus. Pada umumnya gejala biasanya terjadi selama 4–7 hari.
Upaya pencegahan infeksi ini di antaranya, mencuci bahan makanan dan alat makan sampai bersih dengan air mengalir. Pastikan memasak makanan dan air sampai matang sempurna untuk memastikan bakteri Salmonella telah mati. Kemudian, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah kontak dengan hewan-hewan, lingkungan, atau kontak dengan pengidap.
4. Infeksi Bakteri Escherichia Coli
Ada beberapa jenis penyakit yang bisa disebabkan oleh infeksi E. coli, seperti radang saluran otak, infeksi saluran kemih sampai saluran pencernaan. Infeksi e. coli termasuk sporadis karena terjadi secara tiba-tiba alias spontan. Seseorang bisa mendapatkannya dari makanan atau air yang telah terkontaminasi.
Infeksi ini juga bisa ditularkan dari orang ke orang maupun dari hewan ke manusia. Pencegahannya mirip seperti infeksi Salmonella, yakni menghindari makanan mentah, menjaga kebersihan diri dan mengurangi kontak dengan hewan.
Jika kamu punya pertanyaan lain seputar masalah kesehatan, hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc saja. Dokter yang ahli di bidangnya akan menjawab pertanyaan kamu sekaligus memberikan solusi terbaik. Jangan tunda sebelum kondisinya memburuk, download Halodoc sekarang juga!