Kenalan dengan Gamofobia, Ketakutan Terhadap Pernikahan
Halodoc, Jakarta – Banyak orang mendambakan pernikahan dengan orang yang dicintai. Namun, beberapa orang memiliki ketakutan berlebihan terhadap pernikahan.
Memiliki sedikit ketakutan tentang pernikahan adalah hal yang wajar. Bagaimanapun juga, pernikahan adalah momen yang diharapkan hanya terjadi satu kali seumur hidup. Namun, bila kamu memiliki ketakutan yang berlebihan terhadap pernikahan, mungkin saja kamu mengidap gamofobia. Ketakutan yang dimiliki pengidap gamofobia lebih dari sekadar rasa gugup saat memikirkan komitmen jangka panjang.
Apa Itu Gamofobia?
Fobia adalah ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu yang sebenarnya hanya memiliki sedikit risiko, namun tetap membuat kamu merasa cemas. Nah, dalam kasus gamofobia, kondisi ini merupakan ketakutan terhadap pernikahan atau komitmen.
Jenis ketakutan yang dimiliki orang dengan gamofobia bukan hanya sekadar rasa gugup, melainkan ketakutan yang sangat tinggi hingga bisa menyebabkan kecemasan atau serangan panik. Bila hanya memikirkan tentang pernikahan atau komitmen saja bisa membuat kamu berkeringat, jantung berdebar-debar, atau merasa pusing, kamu mungkin mengidap gamofobia.
Fobia adalah masalah kesehatan mental yang cukup umum terjadi. Di Amerika Serikat, diperkirakan sekitar 12,5 persen orang dewasa memiliki fobia terhadap sesuatu. Jenis fobia yang paling umum, antara lain takut terbang, takut laba-laba, dan takut jarum.
Namun, persentase jumlah orang yang mengidap gamofobia sulit diketahui. Hal itu karena tidak semua pengidap meminta bantuan kepada ahlinya untuk mendapatkan diagnosis. Tanpa konseling dengan profesional, sulit untuk mengetahui apakah kamu mengidap gamofobia atau bukan.
Baca juga: Pernah Alami Toxic Relationship Bisa Picu Philophobia
Penyebab di Balik Gamofobia
Fobia yang spesifik seperti gamofobia biasanya berkembang sejak usia muda. Hal ini disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor.
Rasa takut pada komitmen bisa muncul dari trauma, seperti menyaksikan hubungan orangtua yang tidak baik atau perceraian. Orang yang mengidap gamofobia mungkin dibesarkan dengan pola pikir bahwa hubungan atau konfilk perkawinan tidak bisa diselesaikan, sehingga ia tidak ingin mengikuti jejak orangtuanya.
Penyebab munculnya gamofobia juga bisa karena pengalaman sendiri, seperti hubungan sebelumnya yang tidak berhasil atau takut ditinggalkan bila sedang berkomitmen pada seseorang. Faktor genetik juga bisa membuat seseorang cenderung memiliki rasa takut berlebihan.
Baca juga: Trauma Masa Lalu Bisa Merusak Hubungan Percintaan Sekarang
Tanda-tanda Gamofobia
Bersikap sedikit berhati-hati sebelum membuat komitmen adalah hal yang baik dan bukan merupakan indikasi fobia. Gamofobia menunjukkan ketakutan yang lebih besar, seperti:
- Hanya memikirkan tentang komitmen saja bisa membuat kamu ketakutan.
- Kamu menjalani hidup berdasarkan rasa takut ini.
- Kamu sering mundur dari hubungan yang baik dengan seseorang karena ingin melarikan diri dari komitmen.
- Kamu merasa cemas atau tertekan mengenai hubungan.
Saat memikirkan tentang pernikahan, orang yang mengidap gamofobia juga bisa mengalami gejala fisik, seperti:
- Detak jantung meningkat atau berdebar-debar.
- Berkeringat.
- Sesak napas.
- Nyeri dada.
- Pusing.
- Mual.
- Wajah memerah dan menjadi panas.
Seseorang baru bisa dikatakan mengidap gamofobia bila mengalami gejala-gejala di atas selama 6 bulan atau lebih hingga memberi dampak signifikan pada sekolah, pekerjaan, atau kehidupan pribadi.
Cara Mengatasi Gamofobia
Mengakui rasa takut yang kamu miliki terhadap pernikahan dan menyadari bahwa perubahan hanya bisa dilakukan dari diri sendiri adalah langkah pertama yang baik untuk mengatasi gamofobia.
Setelah itu, jujurlah sepenuhnya dengan pasangan kamu tentang kondisi kamu tersebut. Beri tahu ia tentang masa lalu kamu dan bahwa kamu sedang belajar menghadapi rasa takut tersebut. Kamu juga perlu mencari tahu apa penyebab di balik gamofobia yang kamu miliki dan pikirkanlah apa yang kamu inginkan atau butuhkan dari sebuah hubungan.
Kamu tidak harus menikah atau memiliki hubungan yang berkomitmen untuk mengatasi gamofobia. Menikah adalah pilihan pribadi dan kamu mungkin memiliki alasan yang sangat kuat untuk tidak melakukannya.
Kamu juga masih bisa bahagia sendiri dan memiliki hubungan yang bermakna. Namun, di sisi lain, ketakutan yang tidak masuk akal bisa berdampak buruk pada kehidupan kamu. Bahkan penelitian tahun 2016 menunjukkan bahwa memiliki fobia dikaitkan dengan risiko penyakit fisik yang lebih tinggi
Jadi, bila kamu tidak bisa mengatasi sendiri ketakutan kamu terhadap pernikahan, sebaiknya carilah bantuan dari ahli kesehatan mental, seperti psikiater.
Baca juga: Ini 5 Tanda Pasangan yang Siap Berkomitmen
Itulah penjelasan mengenai gamofobia. Bila kamu membutuhkan obat untuk meredakan gejala serangan panik, kamu bisa meminta dokter untuk meresepkannya dan membelinya melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc untuk memudahkan kamu mendapatkan solusi kesehatan terlengkap.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. Gamophobia, The Fear of Commitment and Marriage.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan