Kecemasan Bisa Menyebabkan Sakit Maag, Kok Bisa?
Halodoc, Jakarta – Menurut penelitian yang diterbitkan oleh General Hospital Psychiatry dan ditulis bersama Profesor Nick Talley dari University of Newcastle, orang yang mengalami kecemasan dapat mengembangkan sakit maag. Kemungkinan orang dengan kecemasan mengalami sakit maag jika mengonsumsi alkohol dan juga merokok.
Bagaimana kecemasan bisa sebabkan sakit maag? Stres tingkat tinggi yang kronis dapat menyebabkan melemahnya sistem kekebalan, yang dapat membuka pintu bagi penyakit lain. Informasi selengkapnya bisa dibaca di sini!
Baca juga: Si Kecil Mengidap Maag? Ini yang Bisa Orangtua Lakukan
Kecemasan Menyebabkan Gejala Fisik
Memang stres dan kecemasan sering kali menyebabkan gejala fisik. Kamu mungkin berkeringat, gemetar, atau merasakan sesak di dada. Gejala fisik lain dari kecemasan bisa juga sakit kepala, sakit perut, pusing, diare, gangguan tidur, kelelahan, sesak napas, detak jantung cepat, dan nyeri dada.
Bagi mereka yang mengalami serangan panik, bisa terasa seolah mengalami serangan jantung atau sedang sekarat. Namun, apakah reaksi dan sensasi tubuh ini pernah berkembang menjadi kondisi medis atau penyakit kronis?
Jika dikaitkan dengan maag, The National Women's Health and Information Center menegaskan maag tidak disebabkan oleh kecemasan atau stres. Justru sebaliknya, stres dan kecemasan dapat memperburuk maag.
Sejauh ini literatur medis menduga kecemasan bukanlah penyebab langsung untuk mengembangkan kondisi medis tertentu termasuk maag. Soalnya ada banyak faktor juga yang bisa berperan seperti genetika, faktor lingkungan, dan biokimia unik dari setiap orang.
Baca juga: Mengidap Maag? Hindari 10 Makanan yang Bisa Memicunya
Ada banyak orang yang mengalami kecemasan tapi tidak mengidap maag ataupun kondisi medis lainnya. Hal yang paling mungkin adalah kecemasan dapat meningkatkan risiko engembangkan penyakit tertentu. Namun, kecemasan hanyalah salah satu dari banyak faktor yang dapat meningkatkan peluang seseorang mengalami gangguan kesehatan lain, dimana salah satunya adalah sakit maag.
Penyebab Sakit Maag
Ada banyak penyebab sakit maag yang berbeda yang paling umum, di antaranya adalah:
1. Infeksi Helicobacter Pylori
Infeksi bakteri Helicobacter pylori secara langsung dapat menyebabkan peradangan di lambung dan meningkatkan produksi asam. Sekitar 80 hingga 90 persen tukak lambung disebabkan oleh infeksi bakteri ini.
2. NSAID
Penggunaan obat antiinflamasi non-steroid yang sering atau berlebihan seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen dapat menyebabkan sakit maag. Obat ini dapat merusak lapisan lendir lambung, serta membuatnya rentan terhadap kerusakan akibat asam lambung.
Baca juga: Ini Bedanya Sakit Maag dengan Tukak Lambung
3. Tumor dan Penyakit Lainnya
Penyebab sakit maag lainnya yang kurang umum termasuk tumor yang meningkatkan produksi asam di lambung dan kanker lambung. Kondisi ini dapat menimbulkan tukak yang besar.
Mengelola Kecemasan untuk Hindari Maag
Walaupun kecemasan bukan penyebab langsung maag, tetap perlu untuk mengelola rasa cemas. Bagaimana caranya?
1. Olahraga dan Tidur yang Cukup
Olahraga rutin membantu melepaskan endorfin alami (hormon) yang dapat mengurangi stres. Tidur yang cukup dan nyenyak juga bisa menjadi peredam stres yang sangat efektif. Jika kamu punya gangguan tidur dan butuh saran profesional medis, kontak saja Halodoc. Kamu juga bisa buat janji bertemu dokter melalui Halodoc.
2. Hilangkan Kebiasaan Tidak Sehat
Merokok dan mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan menambah stres pada tubuh. Meskipun banyak orang mengandalkan kebiasaan ini sebagai mekanisme koping, seringnya justru malah memperburuk keadaan.
3. Perbaiki Diet
Makanan tertentu dapat memicu atau memperburuk gejala sakit maag. Pikirkan tentang apa yang kamu makan dan bagaimana dampaknya nanti. Adapun makanan yang dapat memicu mulas atau gejala refluks adalah makanan berbahan dasar tomat, makanan berbahan jeruk, pedas, berlemak, kafein, atau kopi.
4. Menurunkan Berat Badan
Penurunan berat badan dapat mengurangi tekanan pada area perut, yang sebaliknya dapat mengurangi gejala mulas atau refluks.
Referensi: