Kecemasan Anak Diwarisi Orang Tua, Kok Bisa?
Halodoc, Jakarta – Cemas adalah perasaan yang wajar terjadi. Biasanya rasa cemas ini muncul ketika seseorang menghadapi situasi tertentu. Misalnya ketika ia berhadapan dengan lingkungan baru, berbicara di depan banyak orang, atau situasi lain yang dianggap mengancam.
Rasa cemas identik dengan munculnya perasaan takut, keprihatinan terhadap masa depan, kekhawatiran yang berkepanjangan, dan perasaan gugup. Tapi, perasaan cemas yang berlebihan dan terjadi secara terus-menerus bisa menjadi ciri adanya gangguan kecemasan, lho. Gangguan ini bisa dialami oleh siapa saja, termasuk Si Kecil.
Gangguan kecemasan adalah suatu emosi yang ditandai dengan perasaan gugup, khawatir, peningkatan tekanan darah, dan perubahan fisik seperti tangan berkeringat, detak jantung lebih cepat, mual, sakit perut, dan sakit kepala. Sama halnya dengan orang dewasa, gangguan kecemasan pada Si Kecil juga bisa membuatnya sulit berkonsentrasi dan cenderung menghindari situasi tertentu. Saat mengalami gangguan kecemasan, Si Kecil mungkin akan cenderung memikirkan hal buruk, mengalami perubahan pola makan, susah tidur, agresif, dan tantrum.
Tapi, kenapa ada anak yang memiliki gangguan kecemasan? Apakah gangguan kecemasan anak diturunkan dari orang tua? Simak penjelasannya di bawah ini, yuk!
Kecemasan Anak dari Orang Tua, Kok Bisa?
Penyebab gangguan kecemasan pada anak berbeda-beda. Ada yang mengalami gangguan kecemasan karena memiliki fobia terhadap objek tertentu, pernah menghadapi peristiwa traumatis seperti kecelakaan, pola asuh orang tua yang kurang tepat, dan memiliki riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan (faktor genetik).
Terkait dengan kecemasan anak dari orang tua, sebuah studi telah dilakukan oleh Ned Kalin dan tim. Studi ini dipublikasikan melalui Proceedings of the National Academy of Sciences tersebut menemukan bahwa gen yang diwariskan dari orang tua ke anak dapat memengaruhi bagaimana tiga bagian otak, yaitu amigdala, limbik, dan korteks prefrontal berfungsi bersama-sama untuk mengendalikan rasa takut. Dalam tahap wajar, kecemasan memang dapat membantu seseorang mengetahui dan menghindari bahaya yang dihadapi. Namun, saat ketiga bagian otak tersebut merespon rasa takut dengan overaktif, maka akan menyebabkan kecemasan dan gangguan depresi pada anak.
Kabar baiknya adalah, memiliki anggota keluarga dengan gangguan kecemasan tidak selalu berarti bahwa anak akan memiliki gangguan kecemasan yang sama. Orang yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan pun bisa berisiko mengalaminya. Hanya saja, memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan kecemasan dapat meningkatkan risiko kemungkinan seseorang untuk memiliki gangguan kecemasan.
Gangguan kecemasan yang dialami anak, jika dibiarkan akan terus mengikuti anak hingga remaja dan dewasa. Karena itu, jika Si Kecil memiliki tanda-tanda gangguan kecemasan, ibu perlu bicara pada dokter untuk mengetahui penyebab munculnya gangguan kecemasan tersebut. Ibu bisa bicara pada dokter melalui Chat dan Video/Voice Call di aplikasi Halodoc kapan saja dan di mana saja.
Selain bicara dengan dokter, ibu juga bisa membeli produk kesehatan dan vitamin yang dibutuhkan Si Kecil di Halodoc. Ibu hanya tinggal pesan lewat aplikasi Halodoc, dan pesanan ibu akan diantar dalam satu jam. Atau, jika ibu penasaran dengan kadar kolesterol, kadar gula dalam darah, dan lain-lain, ibu bisa cek melalui aplikasi Halodoc. Caranya mudah! Ibu tinggal pilih Lab Service yang terdapat pada aplikasi Halodoc, kemudian tentukan tanggal dan tempat pemeriksaan, lalu petugas lab akan datang menemui ibu pada waktu yang sudah ditentukan. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan