Kecanduan Media Sosial Bisa Menunjukkan 4 Gejala Ini
“Media sosial memang membuat hidup menjadi jauh lebih mudah. Hanya, interaksi yang berlebihan justru bisa membuat kamu mengalami kecanduan media sosial.”
Halodoc, Jakarta – Ada banyak alasan mengapa seseorang menggunakan sosial media. Mulai dari menjalin silaturahmi, melihat konten video atau foto, hingga mendapatkan informasi terbaru. Sayangnya, pemakaian yang tidak terkendali bisa membuat kamu mengalami kecanduan media sosial.
Tak berbeda dengan jenis kecanduan obat terlarang, mengakses banyak aplikasi sosial media turut memberikan pengaruh pada otak untuk terus menggunakan media sosial secara berlebihan. Hal ini sebenarnya tidak baik karena dapat mengganggu aktivitas kamu sehari-hari.
Apa Gejala Kecanduan Media Sosial?
Menggunakan media sosial dapat menstimulasi peningkatan produksi dopamin pada otak. Dopamin merupakan hormon yang berhubungan dengan perasaan senang. Saat tubuh memberikan dopamin berlebihan, otak akan secara otomatis menganggap bahwa mengakses media sosial menjadi suatu aktivitas yang baik.
Sayangnya, kondisi ini sebenarnya tidak selamanya. Jika kamu tidak membatasi penggunaan media sosial, sudah pasti akan mengalami kecanduan media sosial. Berikut beberapa gejala seseorang dengan kondisi tersebut:
Mengecek media sosial setelah bangun tidur
Sebagian besar pecandu sosial media akan mengawali rutinitas harian dengan mengecek ponsel. Mereka akan merasa cemas jika melewatkan sesuatu pada media sosial Instagram, Twitter, atau Facebook, termasuk ketika tidur malam.
Selain itu, ponsel juga menjadi benda terakhir yang kamu pegang sebelum tidur. Bahkan, bukan tidak mungkin kamu tidur dengan menggenggam ponsel, dan segera mengecek akun sosial media kembali sesaat setelah bangun tidur esok paginya.
Online setiap saat
Tanda lain ketika kamu mengalami kecanduan media sosial adalah tidak pernah melewatkan waktu untuk online. Bahkan, saat kamu sedang berada dalam toilet, menunggu pesanan makanan, makan, hingga menunggu kendaraan umum, kamu akan selalu aktif pada akun media sosial.
Kamu tidak akan pernah merasa bosan meski telah memegang ponsel seharian, meski hanya melihat unggahan orang lain atau mengecek cerita yang orang bagikan pada status. Bagaimanapun juga, kamu akan selalu memiliki waktu untuk berdiam hanya bersama ponsel.
Selalu mengunggah apapun demi mendapat likes
Adanya tekanan besar untuk selalu memastikan kamu memperoleh foto atau konten yang sempurna untuk kamu bagi pada halaman media sosial menjadi ciri lain kecanduan media sosial.
Orang-orang dengan kecanduan ini akan selalu ingin bersaing dan membuat para pengikut akun mereka berkomentar iri dan memberikan hati sebagai bentuk suka atas unggahan tersebut. Meski kamu harus melalui proses yang panjang, asal mendapat respons dari pengguna lain, itu tidak pernah jadi hambatan.
Tidak hanya itu, kamu juga selalu memikirkan kalimat yang sempurna untuk caption unggahan foto atau status. Biasanya, seseorang yang kecanduan akan selalu berulang kali mengedit kalimat mereka dan mengunggah berulang kali sampai menemukan kalimat yang pas.
Merasa cemas saat tidak memiliki akses internet
Terakhir, kamu akan merasa sangat cemas ketika sedang berada pada lokasi yang tidak mendukung adanya jaringan internet atau WiFi. Sebab, kamu tidak bisa mengetahui perkembangan yang sedang terjadi atau melihat unggahan orang lain. Fenomena ini kemudian akrab dengan sebutan Fear of Missing Out atau FOMO.
Selain itu, kamu juga bisa merasakan beberapa kondisi berikut ketika mengalami kecanduan media sosial:
- Aktivitas, tugas, dan pekerjaan menjadi terbengkalai karena kamu terlalu sibuk untuk bermain sosial media.
- Menunjukkan tanda pribadi antisosial karena tidak senang berinteraksi dengan orang lain.
- Merasa gelisah ketika tidak mengakses media sosial meski sebentar.
Sudah tahu fenomena yang membuat seseorang tertarik dengan karakter fiksi? Baca selengkapnya di artikel ini: “Mengenal Fictophilia: Tanda-Tanda dan Cara Efektif Mengatasinya“.
Kecanduan media sosial bisa membuat kamu merasa stres, cemas berlebihan, hingga depresi. Oleh sebab itu, sebaiknya kamu membatasi aksesnya setiap hari. Jika kamu membutuhkan bantuan medis untuk mengatasi kondisi ini, kamu bisa cari rekomendasi rumah sakit terbaik di Halodoc dengan cara download Halodoc dari App Store atau Play Store.
Referensi:
The California State University. Diakses pada 2023. The Growing Case for Social Media Addiction.
Adult & Teen Challenge. Diakses pada 2023. SOCIAL MEDIA AND TEENS: WHAT ARE THE RISKS?
International Journal of Environmental Research and Public Health. Diakses pada 2023. Online social networking and addiction–a review of the psychological literature.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan