Kebiasan Suka Berbohong, Ini Ciri-Ciri Pengidap Mythomania
"Mythomania adalah gangguan mental yang ditandai dengan kebiasaan berbohong. Pengidapnya tidak memiliki tujuan yang jelas atas kebohongannya."
Halodoc, Jakarta – Pada umumnya, seseorang melakukan kebohongan untuk tujuan tertentu. Misalnya menutupi kesalahan, menjaga perasaan seseorang, atau untuk memengaruhi orang lain. Namun, berbeda dengan seseorang yang mengidap mythomania. Kebohongan yang mereka lakukan tidak berdasar dan terjadi terus menerus.
Nah, masalah psikologis yang satu ini sering menjadi pertanda gangguan mental lainnya. Jika kamu masih bingung membedakan kebohongan biasa dengan mythomania, simak penjelasan berikut ini!
Kenali Tanda-Tanda Mythomania
Sebenarnya, cukup sulit untuk membedakan antara kebohongan biasa dengan mythomania. Namun, ada beberapa perbedaan yang paling mencolok, yaitu:
- Cerita kebohongannya tidak punya tujuan yang jelas.
- Kebohongan disampaikan berkali-kali secara terus menerus.
- Pengidapnya bahkan mempercayai bahwa cerita yang dibuatnya benar-benar terjadi.
- Cerita yang dilontarkan terdengar sangat detail dan dramatis.
- Pengidap mythomania selalu memposisikan dirinya sebagai tokoh utama, entah menjadi korban atau penyelamat.
Lantas, seperti apa contoh kebohongannya? Berikut beberapa contohnya:
- Mereka bisa saja berbohong kalau punya koneksi atau akrab dengan orang terkenal.
- Mengaku bahwa meraih penghargaan dalam ajang bergengsi.
- Menceritakan kalau dirinya punya penyakit serius.
Apa yang Menyebabkan Mythomania?
Tidak diketahui pasti penyebab utama mythomania. Namun, ketidakseimbangan hormon kortisol pada otak disinyalir menjadi penyebab utamanya.
Faktor lain yang diduga meningkatkan risikonya yaitu tempat tinggal, lingkungan pergaulan dan pola asuh.
Kebohongan juga bisa disebabkan karena trauma masa lalu atau rendahnya harga diri akibat selalu dikucilkan. Akibatnya, mereka melakukan kebohongan sebagai upaya mengatasi trauma dan meningkatkan harga diri.
Dalam kasus lingkungan pergaulan, mereka berbohong untuk menarik perhatian teman-temannya dengan karangan cerita palsu yang tedengar luar biasa. Kemudian, penyebab lainnya adalah gangguan kepribadian.
Kebohongan bisa dipicu oleh gangguan bipolar, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan gangguan kepribadian ambang.
Bagaimana Cara Menangani Mythomania
Sayangnya, kondisi ini bisa sulit untuk didiagnosis. Namun, setelah terdiagnosis, mythomania bisa ditangani dengan cara berikut:
1. Pemberian obat-obatan
Mayoritas pengidap mythomania umumnya mengalami gangguan kepribadian. Nah, gangguan ini biasanya disertai dengan gejala depresi dan kecemasan.
Untuk meredakan gejala, dokter bisa meresepkan obat-obatan berikut:
- Antidepresan untuk mengobati gejala depresi seperti kesedihan, keputusasaan, kekurangan energi, kesulitan berkonsentrasi, serta menurunnya minat dalam aktivitas.
- Antikecemasan untuk mengobati gangguan kecemasan, seperti gangguan kecemasan umum atau gangguan panik.
2. Psikoterapi
Psikoterapi atau terapi bicara akan membantu pengidap mythomania untuk mengatasi perilaku negatifnya.
Terapis akan membantu mereka untuk mengutarakan tentang kondisinya dan suasana hati, perasaan, pikiran, dan perilakunya.
3. Perawatan stimulasi otak
Jika kedua perawatan di atas tidak membuahkan hasil, dokter bisa merekomendasikan terapi stimulasi otak. Contohnya, terapi electroconvulsive, stimulasi magnetik transkranial, stimulasi otak dalam, dan stimulasi saraf vagus.
4. Perawatan penyalahgunaan zat
Jika pengidap mengalami perilaku penyalahgunaan zat, mereka perlu menjalani perawatan ini. Pasalnya, penyalahgunaan zat bisa mengganggu pengobatan dan memperburuk gejala.
Punya keluhan kesehatan? Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat diagnosis yang tepat. Kalau kamu berencana mengunjungi rumah sakit, buat janji rumah sakit melalui aplikasi Halodoc supaya lebih mudah dan praktis.
Jangan tunda untuk memeriksakan diri sebelum kondisinya semakin memburuk. Download Halodoc sekarang juga!