Kebiasaan yang Memicu Penularan Virus Hepatitis
“Hepatitis merupakan peradangan pada liver yang disebabkan karena infeksi virus. Meski begitu, masalah kesehatan ini juga bisa terjadi karena kondisi lain, misalnya konsumsi alkohol berlebihan, masalah autoimun, dan efek dari konsumsi obat tertentu.”
Halodoc, Jakarta – Hepatitis mudah menular. Gejala utamanya yaitu nyeri sendi, demam, dan sakit kuning. Penyakit ini juga bisa akut maupun kronis. Apabila tidak segera dilakukan penanganan, komplikasi serius dan membahayakan bisa terjadi, misalnya kanker hati, sirosis, dan gagal hati.
Saat berada pada fase awal, pengidap hepatitis sering kali tidak akan merasakan adanya gejala hingga terjadi kerusakan dan masalah pada fungsi hati. Kasus hepatitis yang terjadi karena infeksi virus umumnya baru akan menunjukkan gejala setelah masa inkubasi terlewati.
Baca juga: Inilah Cara Penularan Hepatitis ke Tubuh
Masa inkubasi yang dibutuhkan setiap jenis virus hepatitis tentu tidak sama. Biasanya antara 2 minggu hingga 6 bulan. Gejala lainnya yang rentan terjadi pada pengidap hepatitis, yaitu:
- Mual dan muntah.
- Tubuh demam dan kelelahan
- Feses mengalami perubahan warna menjadi pucat, sementara itu urine menjadi gelap.
- Nyeri pada sendi dan area perut.
- Nafsu makan berkurang sehingga terjadi penurunan berat badan.
- Mengalami penyakit kuning, yaitu mata dan kulit yang berwarna kuning.
Kebiasaan yang Meningkatkan Risiko Tertular Hepatitis
Selain karena infeksi virus, hepatitis juga bisa terjadi karena kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Beberapa kebiasaan tersebut, antara lain:
- Mengonsumsi Alkohol Berlebihan
Konsumsi alkohol yang tidak terkontrol mengakibatkan hati mengalami peradangan. Kebiasaan ini juga menyebabkan sel hati mengalami kerusakan secara permanen. Akhirnya, fungsi hati pun akan terganggu. Apabila tidak segera ditangani, kondisi tersebut bisa berkembang lebih buruk menjadi sirosis dan gagal hati.
- Konsumsi Obat Tertentu
Beberapa obat-obatan yang kamu konsumsi bisa berdampak terjadinya peradangan pada organ hati. Terlebih jika kamu mengonsumsinya melebihu dosis yang dianjurkan dokter. Ini dikenal dengan istilah toxic hepatitis.
Baca juga: Ada 5 Jenis Hepatitis, Mana yang Paling Berbahaya?
- Mengidap Penyakit Autoimun
Hepatitis juga bisa terjadi pada pengidap autoimun. Kondisi ini akan membuat sistem imunitas tubuh salah mengartikan sel sehat dalam tubuh, dalam hal ini sel pada organ hati. Akibatnya, timbul peradangan dan terjadilah kerusakan sel.
Selain itu, beberapa hal berikut ini juga meningkatkan risiko seseorang mengalami hepatitis:
- Tidak menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
- Mengonsumsi makanan yang tidak dimasak dengan matang.
- Berbagai pemakaian barang-barang pribadi dengan orang lain.
- Melakukan hubungan intim tanpa menggunakan pengaman, terlebih pada pengidap hepatitis.
- Menerima transfusi darah tanpa melakukan pemeriksaan medis terlebih dahulu.
Diagnosis dan Pengobatan Hepatitis
Waspada jika kamu mengalami gejala yang mengarah pada hepatitis, terutama penyakit hati. Lakukan pemeriksaan ke dokter atau rumah sakit segera agar penanganan bisa segera dilakukan. Sekarang, tanya dokter dan buat janji di rumah sakit sudah bisa lebih mudah dengan adanya aplikasi Halodoc. Jadi, jangan lupa download aplikasi Halodoc, ya!
Baca juga: Waspada, Ini Penyebaran Hepatitis A yang Harus Dipahami
Guna mendapatkan diagnosis yang akurat, terlebih dahulu dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pengidap beserta keluarganya. Setelah itu, akan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah ada perubahan warna pada mata dan permukaan kulit. Area perut juga akan diperiksa untuk mengecek apakah terjadi pembesaran pada organ hati.
Jika memang dibutuhkan, dokter juga mungkin melakukan serangkaian pemeriksaan berikut ini:
- Pemeriksaan fungsi hati untuk mengetahui kerja hati sekaligus mendeteksi adanya masalah kesehatan pada organ ini.
- Pemeriksaan antibodi virus hepatitis guna mengetahui eksistensi antibodi khusus untuk menangkal virus HAV, HBV, dan HCV. Pemeriksaan juga dilakukan untuk menentukan apakah hepatitis yang terjadi bersifat kronis atau akut.
- Pemeriksaan perut dengan USG untuk membantu dokter lebih mudah mendeteksi masalah pada organ hati. Melalui pemeriksaan ini, masalah kesehatan, seperti kerusakan hati, tumor, pembesaran organ hati, dan kelainan pada empedu bisa diketahui.
- Biopsi hati guna mengetahui apa yang menyebabkan kerusakan pada jaringan hati.
Sementara itu, pengobatan hepatitis dilakukan sesuai dengan jenisnya, tingkat keparahan penyakitnya, dan kondisi pengidap secara keseluruhan. Hepatitis yang terjadi karena infeksi virus bisa sembuh tanpa perlu pengobatan apabila pengidap memiliki antibodi yang kuat.