Katarsis, Pelampiasan Emosi untuk Kesehatan Mental
“Katarsis kadang justru bisa memperburuk kesehatan mental seseorang. Sebab melampiaskan, menyuarakan, dan melepaskan emosi secara agresi belum terbukti dapat memberikan hasil yang positif.”
Halodoc, Jakarta – Katarsis adalah pelampiasan emosi kuat yang disertai dengan wawasan kognitif dan perubahan positif. Pelepasan emosional ini terkait dengan kebutuhan untuk meredakan konflik yang tidak disadari.
Misalnya, mengalami stres atas situasi yang berhubungan dengan pekerjaan dapat menyebabkan perasaan frustrasi dan ketegangan. Stres, kecemasan, ketakutan, kemarahan, dan trauma dapat menyebabkan perasaan yang intens. Semua orang butuh katarsis supaya emosinya tidak meledak. Nah, informasi selengkapnya mengenai katarsis bisa dibaca di sini!
Katarsis sebagai Pelampiasan Emosi
Katarsis dapat membantu kamu melampiaskan emosi secara sehat. Biasanya ini dilakukan melalui aktivitas fisik atau aktivitas penghilang stres lainnya. Katarsis dapat terjadi selama sesi terapi, tetapi juga dapat terjadi pada saat-saat lain.
Beberapa bentuk katarsis adalah sebagai berikut:
1. Berbicara dengan Teman
Mengobrol dengan teman mengenai masalah atau apapun yang merisaukan hati juga dapat menjadi bentuk katarsis. Obrolan ini dapat menjadi momen pelepasan emosional yang membantu kamu merasa lebih mampu menghadapi dilema saat ini.
2. Mendengarkan Musik
Musik bisa menjadi motivasi, tetapi juga sering kali dapat memicu momen-momen perubahan positif. Ini dikarenakan musik memungkinkan kamu melepaskan emosi dengan cara yang menenangkan.
3. Melakukan Aktivitas Seni
Sebuah karya seni yang kuat dapat membangkitkan emosi yang mendalam. Menciptakan seni juga bisa menjadi bentuk pelepasan emosi.
4. Olahraga
Tuntutan fisik dari olahraga bisa menjadi cara bagus untuk mengatasi emosi yang kuat dan melepaskannya dengan cara yang konstruktif.
5. Menulis Ekspresif dan Membuat Jurnal
Menulis bisa menjadi alat kesehatan mental yang efektif, baik menulis jurnal ataupun fiksi. Menulis ekspresif adalah sebuah proses yang melibatkan penulisan tentang peristiwa traumatis atau stres, sehingga dapat membantu untuk mendapatkan perspektif baru sekaligus menghilangkan emosi stres.
6. Berbagai Pendekatan Terapi
Katarsis memainkan peran penting bila dilakukan dalam bentuk terapi yang terfokus secara emosional, psikodinamik, dan primal.
Mengeksplorasi emosi yang sulit dapat membawa risiko, terutama jika pengalaman ini berakar pada trauma atau pelecehan. Jika kamu khawatir tentang efek potensial dari mengeksplorasi emosi ini, pertimbangkan untuk melakukan konsultasi dengan profesional medis.
Tidak Semua Katarsis Bentuk Pelampiasan Emosi Positif
Sayangnya, tidak semua bentuk pelepasan emosi dianggap katarsis dalam pengertian psikologis. Misalnya, seseorang yang menangis setelah menonton film sedih mungkin merasa lebih baik setelahnya, tetapi mereka belum melepaskan emosi yang sebelumnya dipendam.
Di sisi lain, seseorang yang menangis saat mengingat peristiwa traumatis mungkin mengalami katarsis karena sedang melepaskan emosi yang telah dipendam. Mengekspresikan emosi bawah sadar adalah kunci kesehatan mental.
Emosi yang tidak terekspresikan dapat menumpuk di dalam diri dan bermanifestasi dalam berbagai masalah, seperti depresi dan kecemasan, para psikolog umumnya setuju. Ketika orang mampu mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang tepat akan cenderung lebih baik dan positif dalam menjalani kehidupan.
Salah satu tujuan terbesar katarsis adalah membantu orang mengomunikasikan apa dan bagaimana perasaannya. Meskipun demikian, katarsis tidak selalu merupakan solusi terbaik.
Ada katarsis yang justru bisa memperburuk kesehatan mental seseorang. Melampiaskan, menyuarakan, dan melepaskan emosi secara agresi belum terbukti dapat memberikan hasil yang positif.
Katarsis yang sehat adalah mengekspresikan kemarahan tanpa menghasilkan perilaku yang menyinggung atau berbahaya bagi orang lain. Misalnya dapat dilakukan dengan meninju bantal atau membakar surat alih-alih mengancam seseorang atau menghancurkan properti.
Menekan emosi memang tidak sehat, tetapi memecahkan kaca jendela mobil seseorang juga tidak dibenarkan dan bukan perwujudan emosi yang sehat. Tindakan katarsis yang mungkin merupakan reaksi berlebihan berisiko dapat merugikan kehidupan sosial seseorang.
Mengekspresikan kemarahan dengan kuat dan tidak rasional sama sekali tidak membantu mengendalikan kemarahan. Tidak ada yang salah dengan merasa marah dan bertindak tegas ketika suatu masalah perlu diselesaikan.
Namun, ketika kemarahan diekspresikan, terutama dalam reaksi yang berlebihan, akan lebih banyak masalah yang tercipta. Oleh karena itu, ini bukan pelepasan emosi yang baik.
Nah, informasi selengkapnya mengenai cara menjaga kesehatan mental bisa ditanyakan langsung ke psikolog lewat aplikasi Halodoc. Belum punya aplikasinya? Yuk, download Halodoc sekarang juga ya!