Kata Psikolog: Fenomena ‘Bucin' Bisa Merugikan Diri Sendiri
“Bucin bukanlah hal yang baik, dan juga tidak bisa menjamin kelanggengan suatu hubungan. Dalam jangka panjang, ini bisa berdampak negatif pada diri sendiri dan juga pasangan.”
Halodoc, Jakarta – Beberapa waktu belakangan, istilah bucin alias “budak cinta” sering digunakan. Biasanya untuk menyebut seseorang yang memuja pasangannya terlalu berlebihan.
Orang yang bucin rela melakukan apapun demi menyenangkan hati pasangan, meski harus mengorbankan kenyamanan dan kesenangannya sendiri. Bagaimana pandangan psikolog mengenai fenomena ini? Yuk, simak apa kata psikolog!
Bucin dan Penjelasannya dari Sisi Psikologis
Menurut psikolog Wulan Suci Mokobombang M.Psi. Dalam postingan Instagram @halodoc, istilah bucin dalam psikologi adalah codependent relationship.
Ini merujuk pada sejenis hubungan disfungsional, di mana satu orang menjadi penjaga dan orang lain mengambil keuntungan. Orang yang menjadi penjaga ini memiliki ketergantungan yang tinggi pada seseorang.
Baik secara mental, emosional, fisik, dan/atau spiritual pada pasangannya. Namun, selain pada pasangan, codependent relationship juga secara luas bisa terjadi pada teman atau anggota keluarga.
Beberapa ciri codependent relationship atau disebut juga bucin, adalah:
- Selalu ingin menyenangkan dan membahagiakan pasangan sepanjang waktu. Bahkan tidak bisa menolak atau berkata tidak pada permintaan pasangan.
- Tidak ada batasan dan ingin selalu terlibat dalam aktivitas pasangan sehari-hari.
- Orang yang bucin merasa harus mengurus pasangan setiap saat, bahkan hingga hal-hal remeh.
- Sering tidak menyadari keinginan dan kebutuhannya sendiri.
- Merasa ketergantungan dan selalu membutuhkan pasangannya.
Apakah Salah Menjadi Bucin?
Membahagiakan pasangan, ingin selalu bersama dan ada untuknya tentu hal yang baik. Namun, jika terlalu berlebihan alias bucin, tentunya ini tidak baik. Menurut Wulan, efek berkelanjutan dari fenomena bucin dapat merugikan diri sendiri dan pasangan.
Menjadi bucin, menurut Wulan, tentunya salah. Karena perasaan yang berlebihan itu tidak sehat.
“Jadi, kalau kita menciptakan codependent relationship, itu biasanya memberikan rasa ketidakpercayaan diri pada orang itu sendiri, dan juga nanti low self esteem karena meragukan diri sendiri,” papar Wulan.
Lebih lanjut, Wulan juga menjelaskan bahwa bucin dapat berdampak buruk bagi diri sendiri. Hal ini dapat memunculkan rasa cemas dan frustasi. Karena selalu ingin memenuhi kebutuhan pasangan.
Harus Bagaimana?
Menurut Wulan, cara untuk terhindar dari bucin adalah dengan menyayangi pasangan sewajarnya. Berikut ini beberapa tips yang bisa dicoba:
- Saling Memberikan Kebahagiaan
Hubungan itu pada dasarnya harus setara dalam hal perasaan. Pada fenomena bucin atau codependent relationship, orang yang bucin akan selalu berusaha membahagiakan, sedangkan pasangannya hanya menerima.
Hubungan semacam inilah yang disebut tidak sehat. Dalam menjalani hubungan yang sehat, kedua belah pihak harus saling berusaha membahagiakan.
- Bahagiakan Diri Sendiri
Cara menahan diri sendiri agar tidak bucin adalah dengan mencoba membahagiakan diri sendiri. Orang yang bucin biasanya memiliki self esteem yang rendah.
Merasa tidak pantas mendapat kebahagiaan, dan akhirnya mendapatkan kepuasan dengan membahagiakan orang lain, meski harus menderita.
- Tetapkan Prioritas dan Beri Ruang pada Pasangan
Mencintai pasangan sewajarnya berarti kamu harus menumbuhkan kesadaran bahwa cinta bukan segalanya dalam kehidupan. Kamu dan pasangan tentu memiliki kehidupan dan tujuan masing-masing.
Jadi, cobalah tetapkan prioritas dan beri ruang pada pasangan untuk mengeksplor dirinya sendiri. Aturlah waktu dengan baik, kapan saatnya menghabiskan waktu berdua, kapan harus bekerja dan melakukan rutinitas lainnya.
- Bangun Komitmen dengan Pasangan
Menjadi bucin tidak menjamin pasangan kamu akan selalu bersamamu. Salah satu hal yang membuat suatu hubungan kuat adalah komitmen. Jadi, cobalah bicarakan dengan pasangan dan bangun komitmen dalam menjalani hubungan.
Nah, itulah pembahasan mengenai fenomena bucin dan tips yang mungkin bisa membantu. Jika kamu merasa butuh bantuan ahli, segera download Halodoc untuk bicara pada psikolog kapan saja, ya.
Referensi:
Instagram @halodoc. #TipsRelationshipHalodoc Bucin? Hati-Hati Merugikan Diri Sendiri!
Fort Behavioral Health. Diakses pada 2022. 9 Warning Signs of a Codependent Relationship.
Medical News Today. Diakses pada 2022. What’s To Know About Codependent Relationships?
Very Well Mind. Diakses pada 2022. What Is Codependency?
Healthline. Diakses pada 2022. 8 Tips for Overcoming Codependence.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan