Kata Dokter: Hal yang Terjadi setelah Mendapatkan Vaksin Booster
“Reaksi setelah mendapatkan vaksin booster COVID-19 dapat bervariasi dari orang ke orang. Kebanyakan orang dalam uji klinis hanya mengalami efek samping ringan, dan beberapa dari mereka tidak memiliki efek samping sama sekali. Itu bisa berarti orang-orang tanpa efek samping masih memiliki respons imun yang kuat terhadap vaksin.”
Halodoc, Jakarta – Vaksin booster COVID-19 menjadi sesuatu yang direkomendasikan untuk dijalani. Karena seiring dengan berjalannya waktu, kekebalan yang diterima dari vaksinasi sebelumnya mulai berkurang. Sejauh ini vaksin dosis satu dan dua menunjukkan hasil yang sangat baik, melindungi dari penyakit parah, rawat inap, dan kematian.
Efek samping kerap kali terjadi setelah pemberian vaksin. Efek samping ini adalah tanda normal bahwa tubuh sedang membangun perlindungan dan akan hilang dalam beberapa hari. Reaksi yang dilaporkan setelah mendapatkan suntikan booster serupa dengan reaksi setelah mendapatkan dosis satu dan dua.
Demam, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri di tempat suntikan adalah efek samping yang paling sering dilaporkan. Selain itu, sebagian besar efek sampingnya ringan hingga sedang. Informasi selengkapnya mengenai apa yang terjadi setelah mendapatkan vaksin booster bisa dibaca di sini!
Efek dan Pentingnya Vaksin Booster
Vaksin membantu melindungi tubuh dari virus dan bakteri berbahaya. Setelah mendapatkan vaksin, tubuh akan membangun sistem kekebalannya yang membuat kamu dapat terhindar dari infeksi. Kalaupun terinfeksi, efek yang kamu alami bisa tidak terlalu berbahaya.
Untuk beberapa penyakit, seperti infeksi COVID-19, kamu memerlukan lebih dari satu suntikan untuk membangun kekebalan yang kuat. Bagi orang lain, perlindungan akan hilang seiring waktu. Selain itu, beberapa virus bisa bermutasi dari waktu ke waktu yang membuat vaksin bisa jadi kurang efektif.
Reaksi setelah mendapatkan vaksin booster COVID-19 dapat bervariasi dari orang ke orang. Kebanyakan orang dalam uji klinis hanya mengalami efek samping ringan, dan beberapa dari mereka tidak memiliki efek samping sama sekali. Itu bisa berarti orang-orang tanpa efek samping masih memiliki respons imun yang kuat terhadap vaksin. Pada dasarnya, vaksin booster melindungi dari infeksi COVID-19 yang parah, terlepas dari apakah kamu memiliki efek samping setelah vaksinasi atau tidak.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, vaksin yang sangat efektif sekalipun, sering kali menjadi kurang efektif dari waktu ke waktu. Contohnya vaksin mRNA seperti Pfizer dan Moderna, mulai kehilangan sebagian kekuatannya melawan infeksi dan penyakit serius, terlepas dari varian virusnya (yaitu Alpha, Beta, Delta, Omicron, dan lain-lain).
CDC merekomendasikan booster untuk siapa pun yang berusia 12 tahun ke atas setidaknya 5 bulan atau lebih dari dosis kedua. Siapapun bisa mendapatkan booster Pfizer atau Moderna, kecuali untuk orang yang berusia 12 hingga 17 tahun hanya direkomendasikan Pfizer.
Jika sebelumnya kamu mendapatkan vaksin Johnson & Johnson, CDC merekomendasikan booster Moderna atau Pfizer untuk siapa pun yang berusia 18 tahun ke atas, setidaknya dua bulan atau lebih setelah melewati vaksinasi awal.
Itulah informasi mengenai vaksin booster, mengapa penting, dan apa yang terjadi setelah mendapatkan vaksin booster. Kalau kamu mau buat janji pemeriksaan dokter ke rumah sakit, buat janji saja lewat Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!