Kata Dokter: Begini Cara Mendeteksi Badai Sitokin
“Badai sitokin adalah salah satu komplikasi yang dapat terjadi saat seseorang terinfeksi virus corona. Gangguan ini perlu mendapatkan penanganan segera agar tidak menimbulkan masalah yang besar. Maka dari itu, cara mendeteksinya secara dini perlu diketahui semua orang.”
Halodoc, Jakarta – Banyak orang yang mendengar tentang badai sitokin belakangan ini. Hal ini akibat gangguan ini merupakan salah satu yang bisa terjadi saat terinfeksi COVID-19. Seseorang yang mengidap penyakit ini perlu mendapatkan penanganan segera karena dapat membahayakan nyawa. Namun, bagaimana sih cara mendeteksi badai sitokin? Untuk lebih lengkapnya, baca ulasan berikut!
Beberapa Cara untuk Deteksi Serangan Badai Sitokin
Badai sitokin adalah gangguan akibat respons imun yang berlebihan, sehingga menimbulkan masalah yang serius. Faktanya, sistem imunitas mengandung banyak komponen berbeda yang berguna untuk melawan infeksi. Sel tersebut dapat berkomunikasi satu sama lain melalui molekul sinyal, yang disebut juga dengan sitokin.
Saat normal, sitokin dapat membantu untuk mengoordinasikan respons sistem kekebalan agar virus atau bakteri tidak menyebarkan infeksi. Namun, terkadang respons dari peradangan tubuh dapat di luar batas normal dan akhirnya menyebabkan masalah terjadi. Dikutip dari ASM Microbe dengan judul “Into the Eye of the Cytokine Storm”, disebutkan jika terlalu banyak sitokin dapat menimbulkan peradangan dan tubuh kesulitan untuk mengatasinya.
Untuk mendapatkan penanganan segera, cara paling ampuh yang bisa dilakukan adalah dengan mengetahui cara mendeteksi badai sitokin terjadi. Untuk mendiagnosis penyakit ini tergantung pada situasinya dan mungkin memerlukan berbagai jenis tes medis. Berikut beberapa pemeriksaan untuk deteksi jika seseorang terserang badai sitokin:
1. Tes Darah
Salah satu cara mendeteksi badai sitokin adalah dengan melakukan tes darah khusus. Beberapa kelainan yang dapat terdeteksi setelah tes darah dilakukan, yaitu:
- Penurunan jumlah sel imun.
- Peningkatan pertanda jika alami kerusakan pada ginjal atau hati.
- Peningkatan tingkat inflamasi pada tubuh, seperti protein C-reaktif (CRP).
- Kelainan terkait pembekuan darah.
- Peningkatan feritin.
2. Melihat Gejalanya
Dokter juga perlu melakukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk melihat tanda-tanda yang mengindikasikan seseorang terserang badai sitokin. Hal ini perlu dilakukan karena penyakit ini dapat memengaruhi banyak bagian tubuh. Menurut dr. Gunawan, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam dari Halodoc, ada beberapa gejala yang dapat timbul saat seseorang alami badai sitokin, seperti:
- Demam tak kunjung reda lebih dari 5-7 hari.
- Demam yang terjadi mendadak di minggu ke-2.
- Saturasi oksigen yang menurun.
- Sesak napas dan batuk yang berat.
Di samping itu, melansir dari jurnal yang dirilis oleh The Lancet dengan judul “COVID-19: consider cytokine storm syndromes and immunosuppression“, disebutkan jika pengobatan perlu dilakukan. Konsumsi kortikosteroid secara rutin tidak direkomendasikan dan dapat memperburuk cedera paru, terutama disebabkan oleh COVID-19. Namun, peradangan berlebih bisa lebih baik jika diobati dengan imunosupresi.
Itulah pembahasan mengenai berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi badai sitokin. Semakin cepat masalah ini terdeteksi, semakin cepat tindakan yang tepat untuk dilakukan. Jika terlambat sedikit saja, bisa jadi pengidapnya memasuki kondisi yang kritis atau bahkan kehilangan nyawa. Jangan ragu untuk memeriksakan diri apabila alami gejala yang telah disebutkan.
Jika kamu mengalami gejala yang telah disebutkan, pemeriksaan di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc bisa dilakukan, lho. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, segala kemudahan dalam layanan kesehatan bisa didapatkan hanya dengan penggunaan smartphone. Maka dari itu, unduh aplikasinya sekarang juga!