Kasus Omicron XBB Meningkat, Perlukah Booster Kedua?

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   11 November 2022

“Dalam satu bulan terakhir, terjadi lonjakan kasus Omicron XBB yang cukup mengkhawtairkan. Sayangnya, pemerintah masih terus mengejar pemberian vaksin booster pertama pada masyarakat, sehingga untuk booster kedua masih belum direncanakan. ”

Kasus Omicron XBB Meningkat, Perlukah Booster Kedua?Kasus Omicron XBB Meningkat, Perlukah Booster Kedua?

Halodoc, Jakarta – Kasus COVID-19 di Indonesia kembali meningkat. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan RI periode 4 Oktober-8 November kemarin, pasien COVID-19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit mencapai 27 ribu kasus. Selain itu, tercatat juga peningkatan angka kematian akibat varian Omicron XBB menjadi 1.373 pasien. 

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa kebanyakan yang mengalami COVID-19 saat ini adalah masyarakat yang belum menerima dosis ketiga atau booster. Lalu, perlukah masyarakat menerima booster kedua di tengah lonjakan kasus COVID-19? Simak ulasannya berikut ini!

Perlukah Booster Kedua untuk Cegah Omicron XBB?

XBB adalah subvarian terbaru yang merupakan hasil mutasi dari Omicron. Varian ini pertama kali terdeteksi di India pada Agustus lalu. Subvarian XBB ini terbilang cukup cepat dalam penyebarannya, termasuk ke Indonesia.

Penyebaran Omicron XBB paling banyak terdeteksi pada dua propinsi, seperti Jakarta dan Bali, serta satu kota besar, yaitu Surabaya. Bahkan, menurut Menteri Kesehatan, orang-orang yang sudah melakukan vaksin pun masih rentan terpapar COVID-19 varian ini.

Menteri Kesehatan juga mengatakan bahwa kebanyakan pengidap COVID-19 subvarian ini merupakan masyarakat yang belum menerima vaksin booster. Catatan dari rumah sakit, ada sekitar 74 persen dari kasus yang dilaporkan mengalami gejala sedang hingga kritis.

Lalu, untuk mencegah COVID-19 kembali mewabah, perlukah Indonesia melakukan booster yang kedua bagi masyarakat umum? Hingga saat ini pemerintah masih terus melakukan proses vaksinasi pertama, kedua, dan booster kepada masyarakat. Bahkan, pemerintah juga terus mengimbau masyarakat untuk melengkapi dosis vaksin.

Untuk booster pertama, Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono, mengatakan sudah berjalan 45 persen dari target. Pemerintah akan terus mengejar pemberian vaksin booster pertama ke masyarakat sebagai langkah pembentukan imunitas yang lebih kuat untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Saat ini pemberian vaksin booster kedua juga tengah berlangsung, tetapi hanya untuk tenaga kesehatan terlebih dahulu. Untuk itu, bagi masyarakat yang belum melengkapi dosis vaksin atau booster, sebaiknya segera lakukan vaksinasi yang tersedia di klinik kesehatan atau rumah sakit.

Selain mencegah perburukan gejala dan menurunkan risiko perawatan di rumah sakit, melengkapi dosis vaksin juga membantu pemerintah dalam menurunkan kasus COVID-19.

Waspada Gejala Omicron XBB

Penularan Omicron XBB pun masih serupa dengan jenis yang lainnya. Virus dapat dengan mudah menular melalui percikan air liur saat berbicara, bersin, hingga batuk. Biasanya, gejala awal dapat terjadi beberapa hari setelah paparan virus dalam tubuh.

Berikut gejala yang kerap dirasakan:

  • Demam.
  • Batuk.
  • Sesak napas.
  • Badan lemas atau kelelahan.
  • Nyeri otot.
  • Sakit kepala.
  • Kehilangan indera penciuman dan perasa.
  • Sakit tenggorokan.
  • Mual dan muntah.
  • Diare.

Segera lakukan pemeriksaan di rumah sakit atau klinik kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan jika kamu mengalami keluhan kesehatan yang terkait dengan COVID-19. Tes antigen atau PCR yang selama ini ada pun tetap mampu mendeteksi subvarian ini.

Jangan lupa juga untuk selalu menjaga kondisi kesehatan di tengah pergantian cuaca dan meningkatnya kondisi COVID-19. Pastikan kamu selalu mencukupi kebutuhan nutrisi dengan mengonsumsi berbagai makanan sehat agar imun tubuh tetap optimal. 

Selain itu, kamu juga bisa memenuhi nutrisi menggunakan suplemen vitamin. Cek kebutuhan vitamin yang kamu perlukan menggunakan Halodoc agar bisa langsung diantarkan ke tempat kamu. Caranya, download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga!

Banner download aplikasi Halodoc
Referensi:
Detik Health. Diakses pada 2022.COVID-19 RI Ngegas, Perlukah Booster Kedua? Wamenkes Bilang Gini.
Detik Health. Diakses pada 2022. Ngegas Lagi di Atas Seribu, 84 Persen Kematian COVID Berasal dari Kelompok Ini.
CNBC Indonesia. Diakses pada 2022. Simak Lagi, Ini Gejala Covid-19 Omicron Subvarian XBB.
Good Housekeeping. Diakses pada 2022. 10 Potential XBB Variant Symptoms That Are Common Among New Omicron Subvariant.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan