Kapan Waktu yang Tepat untuk Pemeriksaan Uroflowmetri?
Halodoc, Jakarta – Pernah dengan pemeriksaan uroflowmetri? Metode pemeriksaan medis yang satu ini bertujuan untuk mengukur kekuatan aliran urine seseorang saat buang air kecil. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendiagnosis berbagai gangguan pada saluran kemih. Kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala berupa masalah berkemih, susah buang air kecil, dan buang air kecil yang lambat.
Hasil dari pemeriksaan ini bisa digunakan untuk menilai apakah fungsi kandung kemih alias sfingter normal atau tidak. Pemeriksaan uroflowmetri juga bisa digunakan untuk mengetahui adakah gangguan pada saluran kemih atau tidak. Pada pria, pemeriksaan ini bisa membantu mendiagnosis risiko pembesaran prostat alias Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). Lantas, kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan uroflowmetri?
Baca juga: Penjelasan Tentang Pemeriksaan Uroflowmetri dan Cara Melakukannya
Pemeriksaan ini bisa dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari dokter atau saat kamu mengalami keluhan yang berkaitan dengan saluran kemih. Pada pria, pemeriksaan uroflowmetri bisa dilakukan jika mulai timbul gejala-gejala berupa pancaran urine lemah atau terputus-putus, kesulitan berkemih sampai tuntas, serta nyeri saat berkemih. Gejala-gejala tersebut bisa menjadi tanda adanya penyakit pembesaran prostat atau BPH.
Selain BPH, ada beberapa jenis gangguan saluran kemih lain yang bisa dideteksi melalui penyakit ini. Berikut jenis penyakit yang bisa mengubah aliran urine normal dan bisa diketahui melalui pemeriksaan uroflowmetri!
-
Kanker Prostat atau Kandung Kemih
Selain pembesaran prostat, pemeriksaan uroflowmetri juga bisa dilakukan untuk mendiagnosis penyakit lain, seperti kanker prostat. Penyumbatan saluran kemih dapat terjadi karena beberapa gangguan di sepanjang saluran ginjal ke uretra. Kondisi ini bisa menyebabkan infeksi, jaringan parut, atau bahkan gagal ginjal.
Baca juga: Jenis Penyakit yang Dideteksi oleh Pemeriksaan Uroflowmetri
-
Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih bisa terjadi pada siapa saja, baik wanita maupun pria. Kondisi ini bisa menyebabkan jaringan parut dan kerusakan pada saluran kemih.
-
Disfungsi Kandung Kemih Neurogenik
Pemeriksaan uroflowmetri juga bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit disfungsi kandung kemih neurogenik. Penyakit ini terjadi karena ada masalah dengan fungsi kandung kemih, karena masalah sistem saraf seperti tumor tulang belakang atau cedera.
Cara Melakukan Pemeriksaan Uroflowmetri
Pemeriksaan uroflowmetri dimulai dengan mengambil sampel urine. Kamu akan diminta untuk buang air kecil di toilet yang dilengkapi dengan alat pengukur bernama uroflowmetri elektronik. Jangan khawatir, kamu hanya perlu buang air kecil seperti biasanya saja, tanpa berusaha memperlambat atau mempercepat keluarnya urine.
Alat yang dipasangkan akan membantu mengukur jumlah urine yang dikeluarkan, kecepatan keluarnya urine, waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan seluruh isi kandung kemih, serta tingkat keparahan obstruksi kandung kemih bila diduga terjadi penyumbatan.
Setelah hasil pemeriksaan keluar, dokter akan membandingkannya dengan standar aliran kemih normal. Standar ini berbeda antara pria dan wanita, dan tergantung pada usia saat menjalani pemeriksaan. Pada orang yang buang air kecilnya normal, urine awalnya akan mengalir secara perlahan, lalu perlahan kecepatannya meningkat, kemudian melambat lagi. Salah satu tanda bahwa kamu memiliki masalah buang air kecil adalah hasil pemeriksaan yang berada di bawah standar normal.
Baca juga: Begini Proses Pemeriksaan Treadmill yang Perlu Diketahui
Cari tahu lebih lanjut seputar pemeriksaan uroflowmetri dengan bertanya ke dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan