Kapan Waktu Terbaik untuk Melakukan Pemeriksaan Bakteriologi?
Halodoc, Jakarta – Bakteriologi adalah ilmu yang menyelidiki bakteri dan pengaruhnya terhadap penyakit dan obat-obatan. Cabang ilmu ini melihat tentang efek bakteri dalam bidang pertanian, industri, perekonomian yang berkaitan dengan pembusukan makanan. Melalui ilmu bakteriologi, kamu bisa mempelajari asal-usul, epidemiologi, tinjauan klinis atau patologis, dan teknik identifikasi bakteri dari segala aspek.
Melansir dari National Center for Biotechnology Information, kemajuan terbesar dalam bakteriologi selama abad terakhir, contohnya mengembangkan berbagai vaksin dan antibiotik untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri. Bakteriologi sering digunakan untuk mendeteksi adanya bakteri dalam tubuh manusia maupun objek, seperti air dan makanan. Lantas, kapan seseorang perlu menjalani pemeriksaan bakteriologi?
Baca juga: Ini Bedanya Pemeriksaan Bakteriologi dan Mikrobiologi
Kapan Harus Melakukan Pemeriksaan Bakteriologi?
Pemeriksaan bakteriologi dilakukan ketika seseorang ingin mendeteksi keberadaan bakteri dalam suatu objek. Pemeriksaan bakteriologi dalam bidang kesehatan dilakukan untuk mendiagnosis seseorang yang diduga mengidap penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau mikroorganisme lain.
Jadi, apabila kamu mengidap kondisi medis yang diduga disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter mungkin akan mengambil sampel darah, ludah, feses atau urine untuk dilakukan pemeriksaan bakteriologi. Sedangkan untuk kehidupan sehari-hari, bakteriologi dimanfaatkan untuk mendeteksi adanya pencemaran bakteri dalam air atau makanan yang beredar di pasaran.
Tujuan Melakukan Pemeriksaan Bakteriologi
Ada banyak sekali jenis bakteri yang memiliki sifat yang berbeda-beda begitu juga perannya dalam kehidupan manusia. Ada bakteri baik yang memberikan manfaat dan ada pula yang merugikan akibat menimbulkan penyakit. Beberapa jenis bakteri yang memberikan manfaat, seperti:
- Bakteri Escherichia colie yang membantu proses pembusukan, seperti penguraian sisa-sisa makhluk hidup.
- Bakteri Methanobacterium yang membantu proses pembusukan sampah dan kotoran hewan untuk menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas.
- Bakteri Lactobacillus bulgaricus yang sering digunakan dalam proses fermentasi untuk membuat yoghurt.
- Bakteri Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang membantu penyuburan tanah melalui proses nitrifikasi dan menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
- Bakteri Clostridium acetobutylicum yang membantu pembuatan zat kimia seperti aseton dan butanol
- Bakteri Rhizobium leguminosarum atau Azotobacter chlorococcum yang bekerja untuk mengikat nitrogen.
Baca juga: Ketahui Jenis Bakteri yang Bisa Diidentifikasi Bakteriologi
Selain itu, ada pula bakteri yang merugikan, sehingga menimbulkan dampak berikut ini:
- Bakteri Clostridium botulinum yang berperan dalam pembusukan makanan
- Menyebabkan penyakit pada manusia seperti, bakteri Salmonella typhi (penyakit tifus), bakteri Mycobacterium tuberculosis (penyakit TBC), bakteri Clostridium tetani (penyakit tetanus) dan masih banyak lagi.
- Bakteri Bacillus anthracis yang menyebabkan penyakit antraks pada hewan.
- Menimbulkan penyakit pada tanaman, seperti Pseudomonas solanacearum (penyakit pada tanaman tomat, lombok, dan terong) atau Agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor pada tumbuhan).
Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Sebelum Lakukan Pemeriksaan Bakteriologi
Bakteri adalah mikroorganisme yang memiliki ukuran sangat kecil. Oleh sebab itu, makhluk hidup ini hanya bisa dilihat oleh mata melalui mikroskop. Apabila kamu punya pertanyaan lain mengenai bakteriologi, kamu dapat menanyakannya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Melalui aplikasi, kamu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.