Kapan Sebaiknya Periksakan Radang Sendi ke Dokter Reumatologi?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   17 Mei 2021
Kapan Sebaiknya Periksakan Radang Sendi ke Dokter Reumatologi?Kapan Sebaiknya Periksakan Radang Sendi ke Dokter Reumatologi?

Halodoc, Jakarta - Sendi yang menjadi kaku dan sulit untuk digerakkan mengindikasikan adanya masalah peradangan atau artritis. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, bahkan remaja dan anak-anak. Namun, kelompok orang berusia 65 tahun ke atas memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalaminya. 

Banyak hal yang bisa menyebabkan sendi mengalami peradangan, salah satunya adalah terjadinya penumpukan kristal asam urat atau lebih dikenal dengan istilah gout arthritis. Penyebab lainnya termasuk: 

1. Osteoarthritis

Osteoarthritis terjadi karena penipisan dan kerusakan yang terjadi pada tulang rawan. Kondisi ini akan mengakibatkan terjadinya gesekan antartulang.

2. Rheumatoid arthritis

Rheumatoid arthritis disebabkan gangguan autoimun, ketika sistem imunitas tubuh justru menyerang jaringan yang sehat.

3. Reactive arthritis atau Sindrom Reiter

Reactive arthritis disebabkan karena reaksi akibat peradangan yang terjadi pada bagian tubuh lainnya. Kondisi ini sering disebabkan oleh infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih.

4. Septic arthritis

Septic arthritis atau disebut juga infectious arthritis disebabkan oleh infeksi karena virus, jamur, atau bakteri pada sendi.

5. Gout arthritis

Gout arthritis disebabkan karena penumpukan kristal asam urat di bagian dalam sendi. Dibandingkan dengan wanita, gangguan kesehatan ini lebih berisiko terjadi pada pria.

Baca juga: Ketahui Penyebab Radang Sendi Berdasarkan Jenisnya

Sementara itu, beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya radang sendi pada seseorang adalah: 

  • Usia, mereka yang berusia 65 tahun atau lebih berisiko lebih tinggi mengalami radang sendi.
  • Jenis kelamin, beberapa masalah radang sendi lebih berisiko terjadi pada pria, misalnya gout arthritis. 
  • Adanya riwayat medis tertentu, seperti asam urat, infeksi tertentu, atau masalah autoimun.
  • Adanya riwayat cedera pada bagian persendian.
  • Kelebihan berat badan atau obesitas.

Kapan Sebaiknya Radang Sendi Diperiksakan ke Dokter?

Sendi yang mengalami peradangan biasanya akan menimbulkan serangkaian gejala, di antaranya:

  • Sendi terasa nyeri dan kaku.
  • Terjadinya pembengkakan pada area sendi yang mengalami peradangan. 
  • Sendi mengalami keterbatasan gerak.
  • Bagian tubuh yang terserang mengalami kemerahan dan terasa hangat.
  • Terjadinya atrofi otot atau pengecilan ukuran otot yang ada di sekitar sendi.
  • Otot di sekitar area sendi mengalami penurunan kekuatan. 

Sementara itu, gejala lainnya yang bisa dirasakan oleh pengidap radang sendi umumnya berdasarkan penyebab yang mendasarinya, seperti:

  • Suhu tubuh meningkat atau demam jika radang sendi terjadi karena infeksi.
  • Tubuh terasa kelelahan dan lemah tanpa diketahui penyebabnya. 
  • Terdengar suara gesekan ketika sendi yang meradang digerakkan.
  • Muncul tulang tambahan atau taji tulang pada sekitar area sendi yang mengalami peradangan. 
  • Terdapat benjolan pada sendi yang terinfeksi.
  • Bagian tubuh yang terinfeksi radang sendi akan sulit digerakkan. 

Baca juga: Jaga Kesehatan Sendi, Ini Bedanya Radang Sendi dan Nyeri Sendi

Lalu, kapan waktu yang tepat untuk memeriksakan kondisi radang sendi ke dokter reumatologi? Jika kamu merasakan gejala tersebut, bahkan hingga mengganggu aktivitas. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk memudahkan tanya jawab dengan dokter reumatologi atau membuat janji jika harus melakukan pemeriksaan lanjutan ke rumah sakit terdekat. Segera download aplikasinya, ya!

Apabila kamu didiagnosis mengidap radang sendi, lakukan pemeriksaan sesuai jadwal yang telah disarankan oleh dokter. Ini bertujuan agar dokter bisa memantau kondisi radang sendi yang menyerang tubuh. Begitu pula dengan pengobatan yang diberikan, dan apakah ada indikasi terjadi komplikasi. 

Baca juga: Fast Food Bisa Picu Radang Sendi, Mitos atau Fakta?

Tanpa penanganan, radang sendi akan memicu komplikasi serius, di antaranya:

  • Masalah tidur.
  • Gangguan kecemasan dan depresi.
  • Terjadinya penurunan produktivitas.
  • Terjadinya kematian pada jaringan tulang atau avascular nekrosis.
  • Terjadi kelainan pada bentuk kaki.
  • Risiko mengalami osteoporosis.

Referensi:
Emedicinehealth. Diakses pada 2021. Arthritis.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Arthritis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Arthritis.