Kapan Ibu Hamil Harus Istirahat Total?
Halodoc, Jakarta – Beristirahat merupakan satu kebutuhan wajib bagi tubuh untuk melakukan regenerasi dan perbaikan sel. Terutama saat seseorang sedang berada dalam kondisi khusus, misalnya kehamilan. Kondisi ibu dan janin harus selalu sehat dan bebas dari komplikasi yang mungkin terjadi, untuk itu ibu hamil disarankan untuk cukup beristirahat.
Sebenarnya, melakukan aktivitas ketika sedang hamil boleh saja asalkan tidak terlalu berlebihan dan memicu kelelahan. Ibu hamil pun disarankan tetap melakukan olahraga ringan setiap hari, seperti berjalan kaki untuk membantu melancarkan peredaran darah dan mencegah terjadinya edema atau pembengkakan kaki.
Kondisi yang Membuat Ibu Hamil Harus Beristirahat Total
Setiap ibu hamil memiliki kondisi tubuh yang berbeda. Beberapa ibu mengalami kehamilan yang lancar tanpa adanya gejala. Namun, ada pula beberapa kondisi tertentu yang mengharuskan ibu hamil beristirahat total di tempat tidur alias bedrest.
Baca juga: Bagaimana Mengatasi Susah BAB saat Hamil?
Tujuannya jelas, untuk menjaga dan memastikan janin bertumbuh dan berkembang dengan baik. Apa saja kondisi yang mengharuskan seorang ibu hamil menghentikan semua aktivitas dan beristirahat total?
- Berisiko Melahirkan Prematur
Dilansir dari American Pregnancy Association, ibu hamil yang memiliki risiko melahirkan dini alias melahirkan prematur disarankan untuk beristirahat total. Persalinan prematur terjadi saat ibu hamil terpaksa melahirkan sebelum waktunya, biasanya terjadi pada usia kehamilan 37 minggu.
Risiko melahirkan prematur mengharuskan calon ibu bedrest agar terhindar dari dehidrasi yang bisa memperburuk risiko melahirkan. Tidak hanya itu, bayi yang lahir prematur memiliki risiko paru-paru yang kurang berkembang atau lahir dengan berat badan rendah.
- Pernah Mengalami Keguguran
Sebenarnya, ada banyak hal yang bisa meningkatkan risiko keguguran pada ibu hamil, di antaranya adalah stres, masalah kesehatan, dan kelelahan. Biasanya, dokter menganjurkan ibu untuk beristirahat total apabila kehamilan mulai menunjukkan masalah yang bisa meningkatkan risiko keguguran, atau ibu pernah mengalami keguguran pada kehamilan sebelumnya.
Baca juga: Punya Rencana Bersalin di Rumah? Ini Tipsnya
Pendarahan yang terjadi selama hamil, terlebih pada trimester pertama akan meningkatkan risiko terjadinya keguguran. Cara agar terhindar dari risiko keguguran, ibu wajib istirahat total dan menjaga kebugaran tubuh, salah satunya dengan mengonsumsi makanan bergizi yang dibutuhkan selama hamil untuk menguatkan kandungan.
- Preeklamsia
Preeklamsia menjadi masalah kehamilan yang sering ditemui. Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah tinggi alias hipertensi pada ibu hamil. Gejala lainnya adalah tingginya kadar protein pada urin ketika ibu melakukan pemeriksaan laboratorium. Biasanya, preeklamsia terjadi pada usia kandungan di atas 20 minggu.
Tekanan darah yang tinggi bisa merusak plasenta dan menyebabkan suplai darah ke bayi melalui plasenta terganggu. Inilah alasan dokter menganjurkan ibu hamil dengan kondisi preeklamsia harus beristirahat total. Tekanan darah ibu harus dipantau dengan cermat agar tidak memengaruhi kondisi kesehatan janin.
Baca juga: Hamil Setelah Preeklampsia, Ini 6 Hal yang Perlu Diperhatikan
- Plasenta Previa
Kondisi lainnya yang mengharuskan ibu istirahat total adalah plasenta previa, seperti dilansir dari Cleveland Clinic. Kondisi ini terjadi saat sebagian atau seluruh plasenta menutupi mulut rahim, yang berarti plasenta menghalangi dan menutup jalan lahir sang buah hati.
Akibatnya, ibu hamil mengalami perdarahan hebat. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, masalah ini bisa berbahaya bagi ibu maupun janin.
Jadi, jangan sampai terlewat untuk melakukan pengecekan kehamilan rutin, ya. Agar lebih mudah dan tidak perlu lagi mengantre di rumah sakit, pakai saja aplikasi Halodoc. Ibu juga bisa chat dengan dokter di aplikasi kalau punya keluhan kesehatan, lho!