Kapan Dehidrasi Perlu Mendapatkan Pertolongan Dokter?
“Saat mengalami dehidrasi, hal pertama yang disarankan adalah mengonsumsi banyak cairan. Tujuannya untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Namun, cara ini mungkin kurang ampuh untuk kondisi tertentu, misalnya dehidrasi berat.”
Halodoc, Jakarta – Dehidrasi terjadi saat tubuh kekurangan jumlah cairan. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk tubuh kehilangan banyak cairan. Biasanya, dehidrasi akan terjadi saat lebih banyak cairan yang keluar dibandingkan yang masuk ke dalam tubuh. Hal itu kemudian menyebabkan keseimbangan zat gula dan garam menjadi terganggu.
Semakin lama, fungsi tubuh menjadi tidak normal atau mengalami penurunan. Padahal, asupan air sangat dibutuhkan oleh tubuh dan memiliki fungsi untuk membantu kerja sistem pencernaan. Tidak hanya itu, air juga berperan dalam mengeluarkan kotoran dan racun dari dalam tubuh, melembapkan jaringan-jaringan pada tubuh, serta penting untuk menjaga kesehatan kulit.
Baca juga: Cara Mudah untuk Mencegah Dehidrasi
Tanda Dehidrasi Mulai Berbahaya
Gejala khas kondisi ini adalah rasa haus serta perubahan warna urin menjadi lebih gelap. Kondisi ini juga bisa menyebabkan muncul gejala pusing dan mudah merasa lelah. Saat mengalami kekurangan cairan tubuh, disarankan untuk segera minum banyak cairan, baik dari air putih, buah, atau beragam makanan lain yang mengandung cairan. Namun, hindari konsumsi minuman yang mengandung soda atau kafein.
Jika dilihat dari gejalanya, dehidrasi dibedakan menjadi dua tingkat, yaitu ringan sedang dan berat. Nah, dehidrasi berat menjadi kondisi yang harus diwaspadai dan membutuhkan penanganan lebih lanjut dari dokter. Jika sudah parah, kondisi ini bahkan bisa memicu komplikasi berupa kerusakan pada beberapa organ tubuh.
Baca juga: Kurang Minum, Kenali 5 Tanda Dehidrasi pada Kulit
Gejala Tubuh Kurang Cairan
Tingkat dehidrasi ringan sedang ditandai dengan gejala muncul rasa haus, warna urine menjadi lebih gelap atau pekat, penurunan jumlah dan frekuensi buang air kecil, mulut kering dan lengket, sakit kepala, serta mudah mengantuk dan cepat lelah. Kondisi ini juga bisa memengaruhi sistem pencernaan dan membuat pengidapnya susah buang air besar alias sembelit.
Pada tingkat ini, kekurangan cairan biasanya bisa ditangani tanpa bantuan medis. Cara penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan mengonsumsi banyak cairan. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang serta menghindari risiko kerusakan pada organ tubuh. Dehidrasi yang dibiarkan berlanjut dalam waktu lama bisa memengaruhi fungsi ginjal dan meningkatkan risiko batu ginjal.
Tingkat selanjutnya adalah dehidrasi berat. Kondisi ini harus diwaspadai karena bisa membahayakan. Pada kondisi yang berat, kurang cairan tubuh dianggap sebagai kondisi medis darurat dan harus segera ditangani oleh dokter. Ada beberapa tanda yang bisa muncul sebagai gejala dehidrasi berat, di antaranya:
- Detak jantung meningkat tapi terasa lemah.
- Mudah linglung, bingung, dan cepat marah.
- Mulut terasa kering.
- Sesak napas.
- Mata tampak cekung.
- Demam.
- Tekanan darah rendah.
- Kulit terasa mengendur atau tidak elastis.
- Tidak buang air kecil dalam waktu lama.
- Kejang.
- Mudah mengantuk.
- Penurunan kesadaran.
Dehidrasi tingkat berat harus segera mendapat pertolongan dokter. Saat mengalami kondisi ini, seseorang akan diberi infus untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Semakin cepat mendapat penanganan medis, risiko munculnya komplikasi akibat kekurangan cairan akan semakin kecil.
Baca juga: Dehidrasi Bisa Memperburuk Penyakit Bronkitis
Selain banyak minum air putih dan mengonsumsi makanan sehat, lengkapi juga dengan konsumsi multivitamin tambahan. Hal ini bisa membantu tubuh lebih sehat secara menyeluruh dan terhindar dari dehidrasi. Biar lebih mudah, kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk membeli vitamin atau produk kesehatan lainnya. Dengan layanan antar, pesanan akan dikirim ke rumah segera. Download Halodoc di sini!