Kadar Trombosit Menurun, Kapan Perlu Periksa ke Dokter?
“Setiap sel darah punya peran penting, termasuk trombosit atau platelet yang bertugas dalam proses pembekuan darah. Oleh karena itu, kadar trombosit menurun perlu diwaspadai karena bisa berakibat fatal. Sebaiknya, segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala trombosit menurun, dan jangan menunggu jadi parah.”
Halodoc, Jakarta – Darah tersusun dari beberapa jenis sel yang punya peran pentingnya masing-masing. Salah satu yang perlu dijaga agar kadarnya normal adalah trombosit atau platelet. Ketika trombosit menurun terlalu rendah, pengobatan medis sesegera mungkin bisa saja diperlukan.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk ke dokter saat mengalami trombosit menurun. Simak pembahasannya berikut ini yuk!
Baca juga: Waspada, Flu Bisa Menyebabkan Trombosit Menurun
Memahami Gejala Trombosit Menurun
Kadar trombosit menurun disebut trombositopenia. Tingkat keparahannya bisa berbeda-beda, tergantung apa yang jadi penyebab. Pada beberapa kasus, gejala yang dialami bisa berupa perdarahan hebat, yang bisa berakibat fatal jika tidak diobati.
Namun, pada beberapa kasus yang ringan, misalnya karena kehamilan, trombosit menurun bisa saja tidak menimbulkan gejala. Penting untuk memahami gejala kondisi ini, agar tahu kapan harus segera ke dokter.
Beberapa gejala yang mungkin dialami saat kadar trombosit menurun adalah:
- Memar merah, ungu, atau coklat pada kulit tanpa sebab yang jelas.
- Ruam atau bintik merah keunguan kecil, yang disebut petechiae.
- Mimisan.
- Gusi berdarah.
- Perdarahan dari luka yang berlangsung lama atau tidak berhenti dengan sendirinya.
- Perdarahan menstruasi yang berat.
Pada kasus yang lebih serius, perdarahan internal juga bisa terjadi dengan gejala, seperti:
- Adanya darah dalam urine.
- Adanya darah dalam tinja.
- Muntah berdarah.
Segeralah pergi ke dokter jika mengalami tanda-tanda perdarahan internal seperti yang disebutkan tadi, atau saat muncul gejala awal agar bisa cepat ditangani sebelum parah. Bila merasa ragu dengan gejala yang muncul, kamu bisa tanyakan pada dokter di aplikasi Halodoc kapan saja.
Baca juga: Inilah 5 Makanan untuk Meningkatkan Trombosit saat DBD
Penanganan yang Bisa Dilakukan
Jika dokter mencurigai kadar trombosit menurun, pemeriksaan fisik akan dilakukan. Dokter akan memeriksa tubuh untuk melihat gejala memar yang tidak biasa, yang merupakan tanda perdarahan kapiler yang sering menyertai jumlah trombosit yang rendah. Untuk memastikannya, cek darah diperlukan.
Seperti apa penanganan untuk kadar trombosit yang menurun biasanya tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisi. Jika kondisi ringan, dokter mungkin menunda pengobatan dan hanya memantau kondisi, serta menyarankan tindakan untuk mencegah kondisi memburuk, seperti:
- Menghindari aktivitas dengan risiko tinggi pendarahan atau memar.
- Membatasi konsumsi alkohol.
- Menghentikan atau mengganti obat yang dapat berpengaruh pada kadar trombosit, seperti aspirin atau ibuprofen.
Jika kondisi trombosit rendah lebih parah, kamu mungkin memerlukan perawatan medis, yang termasuk:
- Transfusi darah atau trombosit.
- Mengganti obat yang menyebabkan jumlah trombosit rendah.
- Steroid.
- Globulin imun.
- Kortikosteroid untuk memblokir antibodi trombosit.
- Pemberian obat yang menekan sistem kekebalan tubuh.
- Operasi pengangkatan limpa.
Baca juga: Ketahui 8 Kondisi yang Bisa Sebabkan Trombosit Tinggi
Seperti dijelaskan, tidak semua orang dengan jumlah trombosit yang rendah membutuhkan pengobatan. Beberapa kondisi yang menyebabkan jumlah trombosit yang rendah pada akhirnya akan hilang. Pada kasus tersebut, kadar trombosit biasanya akan kembali ke tingkat yang sehat dengan sendirinya.
Namun, orang dengan kasus yang parah mungkin memerlukan perawatan. Pada beberapa kondisi, kadar trombosit yang menurun bisa dinormalkan kembali dengan mengobati penyebab yang mendasarinya. Diskusikan dengan dokter tentang pengobatan apa yang diperlukan sesuai kondisi kamu.