Kadar Merkuri di Tubuh Tinggi, Ini Penyebabnya
Halodoc, Jakarta - Hampir semua orang sangat suka dengan makanan laut. Selain sehat, dan bisa diolah menjadi makanan lezat, bagi kita orang Indonesia yang memiliki laut yang luas, makanan laut sangat mudah di dapat di pasaran. Namun, tahukah kamu mengonsumsi makanan laut terlalu banyak juga berbahaya? Kondisi ini bisa sebabkan merkuri di dalam tubuh meningkat dan menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk menjadi salah satu penyebab penyakit autoimun.
Hal ini yang diceritakan Ashanty Siddik, penyanyi dan istri dari Anang Hermansyah yang beberapa lalu didiagnosis mengidap penyakit autoimun. Menurut pengakuannya, hasil tes darah menunjukkan kadar merkuri di dalam tubuh penyanyi berusia 35 tahun itu hampir mencapai batas maksimal, yakni 9,8 dari rentan satu hingga sepuluh. Ashanty juga mengaku penyebabnya akibat stres dan konsumsi makanan laut yang berlebihan. Kondisi ini yang membuatnya dirinya mengidap penyakit autoimun.
Baca juga: Kenali 5 Gejala Keracunan Merkuri
Penyebab Tingginya Merkuri dalam Tubuh
Melansir laporan dari Institute for Healthcare Policy & Innovation University of Michigan, faktor risiko terbesar untuk penyakit autoimun di kalangan wanita usia subur adalah paparan merkuri. Salah satu sumbernya adalah makanan laut.
Memang banyak manfaat yang bisa didapatkan dari makanan laut, namun temuan ini memberikan bukti bahwa wanita usia subur harus memerhatikan jenis ikan yang mereka konsumsi.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) mengatakan bahwa wanita hamil dapat dengan aman makan hingga 340 gram makanan laut seminggu. Ikan seperti ikan todak, king mackerel dan tilefish adalah ikan yang perlu diwaspadai karena mengandung kadar merkuri tertinggi. Sementara udang, tuna kaleng, dan salmon memiliki kadar merkuri yang lebih rendah.
Setiap orang dapat terpapar merkuri dalam bentuk apa pun. Namun, paparan terutama terjadi melalui konsumsi ikan dan kerang yang terkontaminasi dengan methylmercury dan melalui penghirupan unsur uap merkuri oleh pekerja selama proses industri. Penting diingat bahwa proses memasak tidak bisa menghilangkan merkuri.
Baca juga: 5 Jenis Ikan yang Baik untuk Ibu Hamil
Bahaya Merkuri pada Tubuh
Merkuri adalah unsur alami yang ditemukan di udara, air dan tanah. Begitu berada di lingkungan, merkuri dapat ditransformasikan oleh bakteri menjadi metilmerkuri. Mereka mengalami bioakumulasi pada ikan dan kerang. Methylmercury juga bisa mengalami biomagnifikasi. Sebagai contoh, ikan predator besar lebih cenderung memiliki kadar merkuri yang tinggi sebagai akibat dari memakan banyak ikan yang lebih kecil yang telah memperoleh merkuri melalui konsumsi plankton.
Methylmercury adalah racun bagi sistem saraf pusat dan perifer. Menghirup uap merkuri dapat menghasilkan efek berbahaya pada sistem saraf, pencernaan dan kekebalan tubuh, paru-paru dan ginjal, serta menyebabkan hal lain yang lebih fatal. Garam anorganik merkuri juga bersifat korosif terhadap kulit, mata, serta saluran pencernaan, dan dapat menyebabkan toksisitas ginjal jika tertelan.
Gangguan neurologis dan perilaku dapat diamati setelah inhalasi, konsumsi atau paparan kulit dari senyawa merkuri yang berbeda. Gejalanya termasuk tremor, insomnia, kehilangan memori, efek neuromuskular, sakit kepala, serta disfungsi kognitif dan motorik. Kondisi ini juga rentan dialami bayi di dalam kandungan yang ibunya gemar makan ikan laut dan kerang. Oleh karena itu, kemampuan kognitif, memori, perhatian, bahasa, dan keterampilan motorik halus dan spasial visual dapat memengaruhi anak-anak yang terpapar metilmerkuri saat masih janin.
Selain itu, tanda-tanda subklinis ringan dari keracunan sistem saraf pusat dapat dilihat pada pekerja yang terpapar merkuri di udara selama beberapa tahun. Efeknya bisa dirasakan ginjal, mulai dari peningkatan protein dalam urine hingga gagal ginjal.
Baca juga: Tanah dan Air Bisa Sebabkan Keracunan Arsenik
Itulah bahaya dari merkuri dan sumber penyebabnya. Oleh karena itu, mulai sekarang kamu harus lebih berhati-hati lagi dalam memilih makanan, terutama makanan laut. Jika kamu masih punya pertanyaan lain terkait hal ini, kamu bisa chat dengan dokter di Halodoc. Dokter akan selalu siaga memberikan saran kesehatan yang tepat untukmu!
Referensi:
WHO. Diakses pada 2020. Mercury and Health.
Institute for Healthcare Policy & Innovation University of Michigan. Diakses pada 2020. Exposure to Mercury, Seafood Associated with Risk Factor for Autoimmune Disease.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan