Kadar Bilirubin yang Tinggi pada Bayi Bisa Picu Kernikterus?
Halodoc, Jakarta – Tentunya sebagian ibu akan merasa khawatir ketika anaknya mengalami penyakit kuning atau jaundice setelah lahir. Namun, penyakit kuning yang dialami anak sesaat setelah dilahirkan merupakan hal yang wajar dan normal terjadi. Bayi yang baru lahir memiliki kadar sel darah merah yang cukup tinggi sehingga memicu produksi bilirubin dan organ hati yang belum sempurna. Hal ini menghambat proses pembuangan bilirubin yang berlebih di dalam tubuh.
Baca juga: Kernikterus pada Bayi Bisa Sebabkan Cerebral Palsy
Umumnya, kondisi ini akan membaik dengan perawatan di rumah setelah bayi berusia beberapa hari. Jika penyakit kuning tidak segera membaik, lakukan pemeriksaan kesehatan pada bayi untuk menghindari gangguan yang mungkin dialami akibat bilirubin yang terlalu tinggi, seperti kernikterus.
Ketahui Bilirubin Normal pada Bayi
Bayi yang mengalami sakit kuning menjadi tanda kadar bilirubin di dalam tubuh belum bisa diproses oleh organ hati dengan baik. Organ hati belum bekerja secara optimal dalam menjalankan fungsinya ketika bayi dilahirkan. Bilirubin sebenarnya sudah ada dalam tubuh bayi sejak dalam kandungan, namun, pembuangan terjadi secara otomatis melalui plasenta. Namun, saat dilahirkan bilirubin diproses pada hati dan dibuang melalui urine maupun feses.
Pada bayi yang baru lahir, kadar bilirubin dalam tubuh seharusnya kurang dari 5 mg/dL. Penyakit kuning yang ringan dapat diatasi secara mandiri tanpa harus melakukan pengobatan atau terapi tertentu. Biasanya, kondisi ini kembali normal setelah 2-3 minggu bayi dilahirkan. Namun, untuk penyakit kuning yang lebih parah, pengobatan perlu dilakukan untuk menghindari berbagai gangguan kesehatan yang dialami oleh bayi yang memiliki kadar bilirubin tinggi.
Sebaiknya ibu perhatikan gejala yang mungkin terjadi pada penyakit kuning yang cukup parah, seperti bayi mengalami demam, muntah, kemampuan mengisap menjadi buruk, sulit dibangunkan saat tidur, leher serta tubuh terlihat melengkung ke belakang, menjadi sangat rewel, dan terlihat tidak nyaman.
Melansir Centers for Disease Control and Prevention, penyakit kuning yang tidak diatasi dengan cepat meningkatkan risiko komplikasi, seperti kernikterus pada bayi. Segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat untuk memastikan kesehatan bayi. Sebelum ke rumah sakit, buat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mempermudah pemeriksaan.
Baca juga: Ketahui Penyebab Terjadinya Kernikterus pada Bayi
Bahaya Kernikterus
Tingginya kadar bilirubin pada bayi dapat memicu kernikterus. Kernikterus dapat terjadi ketika kadar bilirubin yang berlebihan menumpuk pada otak dan menyebabkan kerusakan pada otak bayi. Meskipun jarang terjadi, kernikterus yang tidak diatasi dapat menyebabkan cacat otak atau cerebral palsy.
Adapun gejala kernikterus yang terjadi akibat tingginya kadar bilirubin, seperti munculnya penyakit kuning yang disertai dengan gerakan mata yang tidak normal, kaku pada seluruh tubuh, lemas, kejang, tidak mau menyusu, gangguan saat bergerak, dan mengalami gangguan pendengaran.
Saat menjalani kehamilan, sebaiknya ibu rutin melakukan pemeriksaan pada dokter kandungan untuk menghindari kelahiran prematur. Melansir dari Healthline, kelahiran prematur menjadi salah satu faktor pemicu bayi mengalami kernikterus. Bayi yang terlahir dengan golongan darah berbeda dengan ibu juga rentan mengalami kernikterus.
Bilirubin yang tinggi akan dibuang bersama urine dan feses, sehingga ketika bayi kurang mendapatkan asupan ASI dari ibu tentunya memicu lambatnya pembuangan feses maupun urine. Kondisi ini juga memicu kadar bilirubin menjadi tinggi dalam tubuh.
Baca juga: Awas, Bayi Kuning Bisa Sebabkan Kerusakan Otak
Pencegahan yang paling efektif untuk menghindari kernikterus dengan mengatasi penyakit kuning yang dialami bayi dengan segera. Ibu, pastikan kesehatan bayi sesaat sebelum bayi keluar rumah sakit agar penyakit kuning yang parah dapat segera diatasi dengan baik.
Referensi: