Jika Kusta Tak Diobati, Ini 4 Komplikasi yang Dialami Tubuh

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   27 Januari 2023

“Komplikasi kusta biasanya lebih disebabkan oleh kerusakan saraf yang tidak diobati dibanding infeksi bakteri. Hal itu pun bisa menyebabkan kerusakan mulai dari kulit, mata, tangan dan kaki, hingga organ dalam tubuh.”

Jika Kusta Tak Diobati, Ini 4 Komplikasi yang Dialami TubuhJika Kusta Tak Diobati, Ini 4 Komplikasi yang Dialami Tubuh

Halodoc, Jakarta – Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang berkembang dengan lambat yang disebut Mycobacterium leprae. Penyakit ini bisa menyebabkan luka di kulit yang parah dan kerusakan saraf di lengan, kaki dan area kulit di sekujur tubuh pengidap.

Namun, bila terdeteksi dan diobati sedini mungkin, kusta bisa disembuhkan. Orang yang terkena infeksi bakteri ini bisa terus bekerja dan menjalani kehidupan yang aktif selama dan setelah perawatan. Sebaliknya, bila tidak segera diobati, kusta bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang parah.

Komplikasi Kusta yang Bisa Terjadi

Kusta adalah penyakit progresif yang memengaruhi terutama saraf ekstremitas, kulit, lapisan hidung, dan saluran pernapasan bagian atas.

Penyakit yang disebut juga penyakit Hansen ini sudah ada sejak dulu dan pernah ditakuti sebagai penyakit yang mematikan dan menular.

Namun, sekarang sudah diketahui bahwa penyakit tersebut tidak mudah menular. 

Kamu bisa tertular hanya bila kamu terpapar dalam jarak dekat dan berulang kali dengan percikan hidung dan mulut dari orang yang terinfeksi kusta dan tidak diobati. 

Selain itu,  diagnosis dan pengobatan dini efektif untuk menyembuhkan penyakit tersebut.

Akan tetapi, jika tidak didiagnosis dan diobati segera, kerusakan saraf permanen bisa terjadi.

Neuropati atau kerusakan saraf yang terjadi pada pengidap kusta adalah penyebab mereka mengalami komplikasi berupa kecacatan atau kelumpuhan. Dan hal ini tidak bisa dihindari maupun diobati.

Komplikasi kusta bukan disebabkan oleh efek mikobakteri itu sendiri, melainkan karena kompresi saraf sekunder akibat reaksi imun inang.

Jadi, reaksi sistem kekebalan tubuh pengidap terhadap kusta bisa terjadi selama, sebelum atau setelah pengobatan kusta. Hal itu bisa memperburuk neuropati kecuali segera diobati.

Reaksinya melibatkan peningkatan rasa sakit, peradangan, dan infiltrasi. Semua ini harus dikelola untuk mencegah kerusakan saraf yang bisa mengakibatkan hilangnya sensorik, yang pasti mengarah pada kelumpuhan tangan, kaki dan lain-lain.

Berikut beberapa komplikasi kusta yang bisa terjadi bila tidak segera diobati:

1. Komplikasi neurologis

Bakteri kusta bisa menyerang batang saraf tepi yang akan menyebabkan neuritis (peradangan pada saraf perifer). Hal itu ditandai dengan nyeri tekan, penebalan, dan ketidakteraturan saraf, serta keterlibatan sensorimotor. 

Pada kebanyakan pengidap, terjadi neuropati campuran atau sensorimotor. Ini melibatkan saraf tunggal.

Akibatnya, kelenjar terkait dan folikel rambut bisa mati, yang mengakibatkan kulit kering, pecah-pecah, dan korengan atau borok. Nyeri neuropatik juga dapat terjadi.

Sedangkan keterlibatan saraf wajah bisa menyebabkan kesulitan menutup kelopak mata, mukosa hidung menjadi kering dan konjungtiva.

2. Komplikasi pada mata

Penyakit kusta dapat menyebabkan kerusakan mata baik akibat keterlibatan cabang saraf fasialis yang mempersarafi mata maupun melalui infeksi langsung pada kulit atau mata.

Kerusakan mata yang bisa terjadi, antara lain: 

  • Kesulitan menutup kelopak mata (lagophthalmos). 
  • Radang kornea mata karena tidak adanya air mata atau kekeringan.
  • Iritis (peradangan pada iris mata).
  • Glaukoma, penyakit mata yang menyebabkan kerusakan pada saraf optik.
  • Kebutaan.

3. Deformitas dan kelumpuhan tangan dan kaki

Keterlibatan saraf ulnaris atau median bisa menyebabkan mati rasa pada tangan dan kelumpuhan otot intrinsik tangan.

Hal ini menyebabkan deformitas tangan membentuk seperti cakar, yang terjadi akibat sendi tertekuk.

Selain itu, pengidap juga bisa mengalami kelumpuhan pada fleksor jari dan pergelangan tangan, serta hilangnya ibu jari.

Hilangnya fungsi fleksor ini membuat mereka sulit untuk memegang benda, atau mengangkat benda yang lebih kecil.

Keterlibatan saraf radial jarang terjadi, tapi ini bisa menyebabkan pergelangan tangan jatuh karena kelumpuhan ekstensor. Alhasil, ini bisa membuat pengidap sulit untuk memegang benda.

Tidak hanya pada tangan, kelumpuhan pada pergelangan kaki dan jari kaki juga bisa terjadi tergantung kerusakan saraf yang terjadi.

Pengidap bisa mengalami atrofi otot yang bisa menyebabkan penyusutan bagian depan dan samping kaki.

Jika saraf tibialis posterior rusak, telapak kaki menjadi mati rasa, otot intrinsik kaki lumpuh, dan deformitas kaki membentuk cakar. Bisul dan kehilangan jari kaki juga mungkin terjadi.

4. Perubahan sistemik

Sistemik dalam tubuh juga bisa rusak akibat reaksi kusta, atau lebih jarang karena infeksi oleh bakteri dalam aliran darah.

Banyak organ bisa terpengaruh, tapi yang paling sering adalah kerusakan ginjal. Hal itu sering terjadi ketika kusta berlangsung kronis dengan banyak reaksi terjadi dan sedang diobati.

Kerusakan ginjal bisa bermanifestasi sebagai glomerulonefritis, nefritis interstitial, atau kondisi ginjal lainnya. Akibatnya, gagal ginjal bisa terjadi. 

Selain itu, tuberkulosis paru juga sering terjadi. Pada banyak kasus, saluran napas bagian atas pengidap terpengaruh..

Itulah beberapa komplikasi kusta yang bisa terjadi. Jadi, bila kamu mengalami gejala seperti luka di kulit atau benjolan yang tidak kunjung sembuh, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Kamu juga bisa mendapatkan obat dan vitamin yang kamu butuhkan untuk mengatasi masalah kesehatanmu dengan menggunakan aplikasi Halodoc.

Yuk, download Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play!

Referensi:
News Medical Life Science. Diakses pada 2023. Leprosy Complications.
Healthline. Diakses pada 2023. Leprosy.
WebMD. Diakses pada 2023. Leprosy (Hansen’s Disease)