Jenazah Dibiarkan di Ruang Terbuka, Ketahui Dampaknya
Halodoc, Jakarta - Pelaut memang bukan pekerjaan yang mudah. Begitu banyak risiko kerja yang harus siap hadapi. Mulai dari jauh dari keluarga untuk waktu yang sangat lama, hingga ancaman nyawa akibat cuaca buruk. Bahkan saat mereka wafat, jenazah mereka kerap dilarung ke laut karena berbagai alasan.
Hal ini terjadi pada seorang anak buah kapal asal Sulawesi Selatan yaitu Muh Alfatah yang berusia 20 tahun. Ia dikabarkan meninggal akibat serangan penyakit yang membuat wajah dan kakinya bengkak. Ia sempat mengalami nyeri dada dan napas yang pendek saat berlayar di Kepulauan Samoa. Berdasarkan surat yang diterima pihak keluarga Alfatah, ia dipindahkan ke kapal Long Xing 802 untuk dirujuk ke rumah sakit. Namun, ia meninggal setelah 8 jam dipindahkan. Kemudian, jenazahnya pun dilarung ke laut.
Baca juga: Alasan Asma Bisa Sebabkan Kematian
Mengapa Jenazah Harus Dilarung ke Laut?
Alasan paling masuk akal mengapa jenazah seseorang harus dilarung ke laut adalah supaya tidak terjadi penularan penyakit kepada kru kapal yang lain. Apalagi Alfatah juga dilaporkan mengidap penyakit, dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membawa jenazahnya pulang ke kampung halamannya.
Melansir dari Medical News Today, jenazah manusia akan mengalami pembusukan dalam waktu 24 jam setelah ia meninggal. Proses pembusukannya terjadi mulai dari saluran pencernaan, otak, hingga ke seluruh tubuh. Di dalam hasil pembusukan ini dikhawatirkan kuman, bakteri, dan sebagainya akan keluar dari dalam tubuh dan menyebar melalui udara. Jika mayat tidak segera dikubur atau dikremasi, virus di dalam tubuhnya seperti virus hepatitis B dan tuberkulosis dapat menyebar ke sekitarnya.
Berbeda dengan mayat korban bencana alam. Melalui penelitian yang dilakukan lebih dari 20 tahun oleh Pan American Journal of Public Health menemukan, jenazah korban bencana alam tidak menyebabkan terjangkitnya penyakit menular. Jadi, alasan pelarungan yang dilakukan kepada ABK yang wafat akibat serangan penyakit dapat menjadi hal yang tepat. Hal ini untuk mencegah penularan penyakit yang tidak diinginkan.
Baca juga: Kenali Tujuan Dilakukannya Autopsi Klinik
Lantas, Apa Yang Terjadi pada Tubuh Usai Meninggal?
Setelah wafat, maka tubuh mengalami proses pembusukan. Terlebih jika ia dikuburkan ke dalam tanah. Pembusukan atau dekomposisi adalah fenomena ketika komponen-komponen organik kompleks dari organisme yang sebelumnya hidup secara bertahap terpisah menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana lagi. Proses ini berkelanjutan, dimulai pada kematian dan berakhir ketika tubuh telah direduksi menjadi kerangka. Namun, sebelum akhirnya dikebumikan, ada tiga tahapan yang terjadi pada tubuh setelah wafat yang perlu diketahui, yaitu:
-
Livor Mortis. Tahapan ini terjadi ketika tubuh orang yang sudah meninggal menjadi lebam dan berwarna biru tua atau ungu. Hal ini karena sirkulasi darah hilang karena jantung berhenti berdetak. Penyebabnya, karena darah mengendap ke bagian terendah tubuh. Proses ini dimulai setelah sekitar satu jam setelah kematian dan terus berkembang sampai 9 atau 12 jam.
-
Rigor Mortis. Pada tahap ini, tubuh menjadi kaku karena semua otot tegang akibat perubahan yang terjadi pada tingkat sel. Rigor mortis terjadi 2 hingga 6 jam setelah kematian dan bertahan selama 24 hingga 84 jam. Setelah ini, otot menjadi lemas dan lentur kembali.
-
Algor Mortis. Tahapan ini menyebabkan tubuh menjadi dingin karena telah berhenti mengatur suhu internalnya. Suhu tubuh juga tergantung pada suhu sekitar.
Baca juga: Ini 5 Penyakit Penyebab Kematian Terbanyak
Jadi, apabila jenazah dibiarkan terus di ruang terbuka, dikhawatirkan ia menjadi penyebab penyakit untuk orang-orang di sekitarnya. Jika kamu ingin mengetahui lebih banyak mengenai topik-topik kesehatan, kamu bisa chat dokter melalui aplikasi Halodoc. Dokter akan siaga memberikan informasi kesehatan yang dibutuhkan.
Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2020. What Happens to The Body After Death?
Cruise Critic. Diakses pada 2020. When a Passenger Dies at Sea: What You Need to Know
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan