Jarang Terjadi, Kasus Kepribadian Ganda dengan 9 Karakter
Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar seseorang yang memiliki banyak karakter? Bukan hanya di luar negeri saja, di Indonesia juga ada seorang wanita yang memiliki 9 karakter yang berbeda. Beberapa karakter yang diperankan adalah Wella si pribadi asli, Naura si temperamen, Paula si pandai berhitung, Saraswati si model dan penari, Atin si anak kecil, Andreas si temperamen, Rawelin si anak milenial, Ayu si penulis, dan Bilqis si pembaca Al-Quran.
Kamu pasti bertanya-tanya mengenai gangguan kepribadian apa yang menyebabkan seseorang memiliki banyak kepribadian dalam satu tubuh. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai gangguan kepribadian ini.
Baca juga: Apakah Kepribadian Ganda Bisa Disembuhkan Total?
Gangguan Kepribadian Ganda dengan 9 Karakter
Dissociative Identity Disorder (DID), atau yang lebih akrab disebut dengan gangguan kepribadian ganda merupakan gangguan disosiatif yaitu penyakit mental yang ditandai dengan gangguan kerusakan memori, kesadaran, identitas dan persepsi. Ketika salah satu atau lebih fungsi tersebut terganggu, gejala dari salah satu karakter gangguan kepribadian ganda dapat muncul. Gejala yang muncul bahkan dapat mengganggu kehidupan pengidapnya sendiri, termasuk dalam hal pekerjaan, aktivitas sehari-hari, dan hubungan sosial.
Dilansir dari media lokal yang melakukan sesi wawancara langsung dengan pengidap gangguan kepribadian ganda ini, Wella mengaku pernah mengalami peristiwa traumatik saat berusia 2 tahun hingga anak-anak, yang diawali dari perlakuan kasar orangtua, dan lingkungan sekolahnya. Peristiwa traumatik tersebut yang menjadi faktor risiko munculnya Dissociative Identity Disorder (DID). Karakter-karakter akan muncul saat pengidap merasa terancam.
Berbagai macam karakter tersebut berfungsi sebagai mekanisme pertahanan terhadap rasa sakit fisik dan emosional dari pengalaman traumatik. Cara tersebut digunakan pengidap untuk memutuskan hubungan antara dirinya dengan dunia luar, serta menghindar dari hal-hal yang terjadi di dunia nyata.
Saat kamu atau orang terdekatku mengalami sejumlah gejala atau tanda yang telah disebutkan, silahkan temui dokter di rumah sakit terdekat untuk mendiagnosis pasti gangguan apa yang telah dialami.
Baca juga: 7 Hal yang Dipahami saat Seseorang Alami Gangguan Disosiatif
Yang Perlu Diketahui Tentang Dissociative Identity Disorder (DID)
Pengidap Dissociative Identity Disorder (DID) akan memiliki dua atau lebih kepribadian dalam satu tubuh, sekurang-kurangnya dua kepribadian mengendalikan perilaku secara berulang, serta tidak mampu mengingat informasi pribadi yang penting. Saat dikendalikan oleh salah satu karakter, identitas yang muncul memegang kendali pada waktu yang berbeda.
Masing-masing kepribadian dapat muncul dari cerita, self-image, nama yang berbeda, serta tidak terikat satu sama lain. Dalam beberapa kasus, kepribadian yang sering muncul dan menjadi identitas asli disebut dengan istilah host identity. Namun dalam kasus yang jarang terjadi, host identity tidak selalu merupakan identitas asli. Kemungkinan kepribadian tersebut tidak mampu beradaptasi dengan baik.
Setiap kepribadian akan memiliki jenis kelamin, usia, gaya penulisan, orientasi seksual, persepsi, berbicara, serta pengetahuan umum yang berbeda-beda. Terkadang salah satu kepribadian memiliki perilaku yang sangat mencolok seperti, lebih galak, lebih peduli, lebih pintar, penuh kasih, atau lebih ceria.
Baca juga: Bagaimana Penanganan untuk Pengidap Gangguan Disosiatif?
Setiap kepribadian dari pengidap Dissociative Identity Disorder (DID) tidak serta merta muncul secara bersamaan. Masing-masing akan muncul seiring dengan berjalannya waktu. Bahkan, kepribadian baru bisa saja muncul saat pengidap tengah melakukan sesi terapi dengan tim medis. Kesenjangan memori juga umum terjadi dan satu kepribadian tidak memiliki kontak dengan kepribadian yang lain.
Sebagai contoh, kepribadian A tidak memiliki memori mengenai siapa dan seperti apa kepribadian B. Pengidap bisa saja tidak mengetahui sedikitpun bahwa ia memiliki kepribadian lain. Eksistensi berbagai kepribadian yang berbeda juga bersifat kronis atau terjadi dalam waktu lama, serta terjadi dalam kondisi yang parah, sehingga menyebabkan pengidapnya sangat terganggu.