Jarang Diketahui, Ini 4 Manfaat Tepung Sagu bagi Kesehatan
"Sagu mengandung manfaat kesehatan. Salah satunya menambah energi. Manfaat ini berasal dari kandungan karbohidratnya yang cukup tinggi."
Halodoc, Jakarta – Tepung sagu adalah salah satu makanan pokok masyarakat di Indonesia, terutama di daerah Maluku dan Papua. Mirip seperti beras, kandungan utama dalam sagu adalah karbohidrat. Senyawa yang satu ini berfungsi menambah energi tubuh.
Tepung sagu juga bisa meningkatkan produksi glukosamin alami yang mampu menjaga fungsi sendi. Bisa dibilang, tepung yang satu ini adalah salah satu makanan terbaik untuk mereka yang aktif berolahraga dan mengedepankan kegiatan fisik.
Beragam Manfaat Tepung Sagu untuk Kesehatan
Bukan sebatas penambah energi, berikut berbagai manfaat tepung sagu lainnya:
1. Mengontrol kolesterol
Kolesterol tinggi adalah penyebab utama penyakit jantung. Nah, tepung sagu bisa mengelola kadar kolesterol dan trigliserida tetap normal. Efek ini berasal dari amilose, salah satu golongan pati yang butuh waktu lama untuk dicerna. Karena proses penguraiannya yang cukup lama, tubuh melepaskan glukosa dalam jumlah yang lebih terkontrol.
Penelitian pada 2011 membuktikan kalau mengonsumsi amilose mampu menurunkan kolesterol dan lemak dalam darah. Bahkan, kandungan amilose dalam tepung ini juga bisa mengelola kadar gula darah.
2. Menyehatkan pencernaan
Sejak zaman dahulu, sagu kerap digunakan untuk menangani masalah pencernaan, seperti kembung, sembelit dan asam lambung. Kandungan seratnya bisa memperlancar pencernaan dan menyeimbangkan bakteri baik di dalam usus. Bukan itu saja, tepung ini juga membantu produksi enzim pencernaan dan pergerakan usus.
3. Menjaga kesehatan tulang dan sendi
Tepung sagu mengandung dari zat besi, kalsium, dan tembaga yang bermanfaat untuk tulang dan persendian. Semua zat tersebut bisa mencegah pengeroposan tulang (osteoporosis) dengan meningkatkan kekuatan dan kepadatan tulang.
Glukosaminnya juga memengaruhi kepadatan tulang, fleksibilitas, dan gerakan sendi. Sebab, senyawa tersebut memicu peningkatan produksi cairan sinovial di dalam selubung sendi dan tendon. Dengan demikian, persendian terlumasi dengan baik sehingga gerakannya bisa lebih fleksibel.
Mau tahu perbedaan tepung aci dengan tepung sagu? Baca selengkapnya di artikel ini: “Apa Itu Tepung Aci? Ini Manfaat dan Perbedaannya dengan Tepung Sagu“.
4. Meningkatkan kebugaran tubuh
Bagi para atlet, tepung sagu bisa meningkatkan kebugaran tubuh sekaligus performa olahraga. Beberapa penelitian berhasil membuktikan jika tepung ini bisa meningkatkan ketahanan tubuh saat berolahraga sampai 37 persen.
Penelitian lain pada 2016 mengungkapkan kalau bubur yang terbuat dari sagu dapat meningkatkan performa olahraga hingga empat persen. Kamu bisa mendapatkan khasiat tersebut dari mengonsumsi sagu karena kandungan karbohidratnya yang cukup tinggi.
Tips Mengolah Tepung Sagu
Jika kamu tertarik mengonsumsi sagu, berikut ide menu bubur sagu yang bisa kamu coba:
Bahan-bahan:
- 150 gram tepung sagu
- Sirup gula
- 1,5 liter santan dari 1 butir kelapa
- 250 gram gula merah, sisir halus
- 1 sendok teh garam
- 3 lembar daun pandan
- 75 gram gula pasir
- 4 lembar daun jeruk, buang tulangnya
Langkah-langkah membuat bubur sagu:
- Siapkan air dingin sekitar 700 mililiter dan campurkan tepung sagu. Biarkan selama 60 menit. Remas-remas sampai halus.
- Tuang santan ke dalam panci. Masukkan gula merah, garam, daun pandan, dan daun jeruk. Aduk, masak sampai mendidih.
- Tambahkan tepung sagu, aduk sampai rata. Masak hingga mengental dan semua bahan matang.
- Siapkan panci terpisah. Tuang santan, tambahkan daun pandan dan garam. Aduk kuah santan sampai mendidih.
- Siapkan mangkuk saji. Tuang campuran sagu , siram dengan kuah santan.
Jika kamu punya pertanyaan lain seputar masalah kesehatan, hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc saja. Dokter yang ahli di bidangnya akan menjawab pertanyaan kamu sekaligus memberikan solusi terbaik. Jangan tunda sebelum kondisinya memburuk, download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Taylor and Francis Online. Diakses pada 2022. Sago supplementation for recovery from cycling in a warm-humid environment and its influence on subsequent cycling physiology and performance.
American Diabetes Association. Diakses pada 2022. Is Hyperglycemia a Cardiovascular Risk Factor?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan