Janin Ada di Luar Rahim, Apa Dampaknya?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   12 Februari 2020
Janin Ada di Luar Rahim, Apa Dampaknya?Janin Ada di Luar Rahim, Apa Dampaknya?

Halodoc, Jakarta - Kehamilan memang menjadi dambaan wanita yang telah membina rumah tangga. Berbagai cara dicoba agar bisa segera mendapatkan momongan, bisa tetap bersabar menunggu, hingga mencoba program bayi tabung. Meskipun harus menunggu lama, kehadiran janin di dalam rahim membuat kebahagiaan rumah tangga menjadi sempurna.

Sayangnya, tidak semua kehamilan berjalan sesuai dengan harapan. Terkadang, ada beberapa kondisi yang tidak terduga, misalnya ketika janin berada di luar rahim. Hal ini yang dialami oleh istri dari penyanyi Naga, mantan vokalis band Lyla. Sebelumnya, istri Naga yang bernama Feby ini dinyatakan memiliki kehamilan kembar. Namun, salah satu janin tumbuh di luar rahim. Akhirnya, ia harus mendapatkan penanganan segera melalui proses operasi. Kondisi ini disebut kehamilan ektopik

Mengenal Kehamilan Ektopik, Janin di Luar Rahim

Tidak hanya pada kehamilan tunggal, kehamilan ektopik ini bisa terjadi pada kehamilan kembar, ketika salah satu janin berada di luar kandungan. Dikutip dari American Pregnancy Association, normalnya, sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma dapat tinggal dan menempel pada bagian saluran sel telur atau tuba falopi.

Kondisi ini bertahan hingga sekitar tiga hari, sampai akhirnya sel telur dilepaskan dan menuju ke rahim. Selanjutnya, sel telur terus mengalami perkembangan di dalam rahim hingga menjadi embrio, janin, dan siap untuk dilahirkan. 

Baca juga: Inilah Fakta Mengenai Kehamilan Ektopik

Namun, ketika terjadi kehamilan ektopik, sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma justru tidak menempel pada bagian rahim, tetapi menempel pada organ lainnya. Biasanya, pada kehamilan ektopik, saluran tuba falopi adalah organ yang sering menjadi tempat menempelnya sel telur hasil pembuahan. Namun, sel telur dapat menempel pada bagian lainnya, seperti leher rahim atau serviks, indung telur, hingga pada bagian rongga perut. 

Mengetahui Penyebab, Gejala, dan Faktor Risiko Kehamilan Ektopik

Sayangnya, hingga kini belum diketahui penyebab pasti terjadinya kehamilan ektopik. Meski begitu, kerusakan pada organ tuba falopi diyakini sebagai penyebab utama terjadinya masalah kehamilan ini, karena bawaan lahir, kelainan genetik, organ reproduksi yang berkembang secara abnormal, dan terjadinya peradangan karena infeksi atau dampak dari prosedur medis. 

Baca juga: Inilah Perbedaan Kehamilan Biasa dan Kehamilan Ektopik

WebMD menyatakan, semua wanita yang telah menjalani hubungan intim bisa mengalami kehamilan ektopik. Ada beberapa hal yang meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kehamilan ini, seperti riwayat endometriosis dan peradangan pada panggul, berusia 35 tahun atau lebih ketika mengandung, pernah mengalami keguguran yang terjadi secara berulang.

Selain itu, mengidap penyakit menular seksual, punya riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, memiliki kebiasan merokok, pernah menjalani pembedahan pada area panggul dan perut, serta mengidap radang panggul karena KB spiral meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik.

Pada tahap awal, kehamilan ektopik sering tidak menunjukkan gejala. Tandanya mirip dengan saat kamu hamil, seperti berhentinya menstruasi, mual, hingga payudara menjadi lebih keras. Namun, pada tahapan yang lebih serius, kamu akan merasakan nyeri pada perut dan perdarahan yang semakin parah seiring waktu. 

Selain memeriksakan kandungan secara rutin setiap bulan, kamu harus mendapatkan penanganan apabila merasakan nyeri yang parah pada bagian panggul, bahu, leher, dan perut, nyeri pada area dubur ketika buang air besar, diare, pusing dan lemas, perdarahan yang ringan hingga berat dengan darah yang berwarna lebih gelap daripada darah ketika kamu menstruasi, dan merasa nyeri pada salah satu bagian perut yang memburuk seiring waktu. 

Baca juga: Ini Bedanya Hamil Anggur dan Hamil di Luar Kandungan

Agar kamu tidak perlu lagi mengantre di rumah sakit dan segera mendapatkan penanganan, gunakan aplikasi Halodoc untuk membuat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat. Kamu juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter ahli jika punya keluhan kesehatan yang tidak biasa. 

Referensi: 
WebMD. Diakses pada 2020. What to Know about Ectopic Pregnancy. 
American Pregnancy Association. Diakses pada 2020. Ectopic Pregnancy.
Healthline. Diakses pada 2020. Ectopic Pregnancy.