Jangan Sepelekan 3 Bahaya Akibat Asam Lambung
Halodoc, Jakarta – Pernah mengalami rasa terbakar di dada akibat asam lambung naik ke kerongkongan? Kondisi tersebut dinamakan penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD). Gejala penyakit asam lambung tersebut sering dikira sebagai gejala serangan jantung, lantaran sama-sama menyebabkan nyeri dada. Namun, asam lambung bukanlah penyakit yang mematikan, seperti serangan jantung. Meski demikian, kamu tetap perlu mewaspadai penyakit ini, karena asam lambung juga dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya bagi kesehatan.
Gastroesophageal reflux disease atau GERD adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan naiknya kembali asam lambung ke kerongkongan. Naiknya asam asam lambung ini (refluks asam lambung) dapat mengiritasi lapisan esofagus pengidap. GERD adalah refluks asam ringan yang terjadi setidaknya dua kali dalam seminggu atau refluks asam sedang, hingga berat yang terjadi setidaknya satu kali seminggu.
Baca juga: 4 Jenis Gangguan Lambung
Penyebab Penyakit Asam Lambung Terjadi
Pada sistem pencernaan yang normal otot kerongkongan bagian bawah (otot LES) terbuka untuk memungkinkan makanan masuk ke dalam lambung dan menutup untuk mencegah makanan dan cairan asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan. Namun, penyakit asam lambung terjadi ketika otot LES melemah atau rileks secara tidak tepat, sehingga memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
Tingkat keparahan GERD yang dapat dialami pengidap tergantung pada seberapa jauh otot LES melemah serta jenis dan jumlah cairan yang dikeluarkan dari lambung dan efek menetralkan dari air liur.
Berbagai faktor risiko yang juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami asam lambung, antara lain:
-
Kegemukan (obesitas).
-
Mengalami hiatus hernia, yaitu kondisi ketika bagian atas lambung masuk ke rongga dada.
-
Kehamilan.
-
Gangguan jaringan ikat, seperti scleroderma.
-
Penundaan pengosongan perut.
Sedangkan faktor-faktor yang dapat memperburuk kondisi asam lambung, yaitu:
-
Merokok.
-
Makan dalam jumlah besar atau makan terlalu malam.
-
Makan-makanan tertentu, seperti makanan berlemak atau gorengan.
-
Minum minuman yang dapat memicu asam lambung, seperti alkohol atau kopi.
-
Obat-obatan tertentu, seperti aspirin.
Baca juga: 7 Makanan Sehat Bagi Pengidap Asam Lambung
Bahaya Penyakit Asam Lambung
Bila penyakit asam lambung tidak ditangani sampai tuntas, komplikasi berupa peradangan pada saluran kerongkongan atau esofagus dapat terjadi. Seiring berjalannya waktu, peradangan kronis dapat berkembang dan menyebabkan komplikasi berikut:
-
Penyempitan kerongkongan (striktur esofagus). Peradangan yang terjadi pada kerongkongan dapat menyebabkan jaringan parut terbentuk. Jaringan parut tersebut dapat mempersempit jalur makanan, sehingga pengidap akan sulit menelan.
-
Luka terbuka di kerongkongan (borok esofagus). Asam lambung dapat menghilangkan jaringan di kerongkongan dan menyebabkan luka terbuka. Ulkus esofagus dapat berdarah dan menimbulkan rasa sakit, sehingga pengidap akan kesulitan untuk menelan makanan.
-
Perubahan prakanker pada esofagus (Barrett’s esophagus). Kerusakan kerongkongan akibat refluks asam lambung dapat menyebabkan perubahan jaringan yang melapisi esofagus bagian bawah. Perubahan-perubahan ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kerongkongan.
Melihat bahaya penyakit asam lambung di atas yang cukup serius, kamu dianjurkan untuk mengunjungi dokter bila mengalami gejala asam lambung, agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Penyakit asam lambung sebenarnya dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan yang dijual bebas. Namun, beberapa orang dengan GERD yang parah mungkin memerlukan obat-obatan yang lebih kuat atau operasi untuk meringankan gejala.
Baca juga: Agar Tak Salah, Ini 5 Tips Mencegah GERD
Untuk membeli obat untuk mengatasi masalah asam lambung yang kamu alami, gunakan saja aplikasi Halodoc. Caranya sangat mudah, tinggal order saja lewat fitur Buy medicine dan pesananmu akan tiba dalam waktu satu jam. Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Gastroesophageal reflux disease (GERD).
WebMD. Diakses pada 2019. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan