Jangan Samakan Sakit Kepala Akibat Penyakit dan Stres
Halodoc, Jakarta - Sakit kepala merupakan penyakit yang pasti pernah dialami oleh siapa saja. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai kondisi, mulai dari penyakit ringan sampai penyakit-penyakit serius. Bukan hanya disebabkan karena penyakit, sakit kepala juga bisa dipicu oleh tekanan hidup. Namun, gejala sakit kepala yang disebabkan oleh penyakit biasanya berbeda dengan sakit kepala akibat kondisi stres.
Lantas, seperti apa perbedaan sakit kepala yang disebabkan oleh penyakit dengan stres? Bagaimana cara membedakannya? Ini ulasan selengkapnya.
Baca juga: Yang Harus Ibu Tahu Saat Anak Mengeluh Sakit Kepala
Sakit Kepala Akibat Penyakit Tertentu
Banyak penyakit ringan yang sering ditandai dengan sakit kepala, contohnya pilek, flu, atau infeksi sinus. Sakit kepala juga bisa menandai penyakit yang lebih serius, seperti pendarahan, infeksi, atau tumor. Biasanya, penyakit serius tidak hanya ditandai dengan sakit kepala, tetapi juga gejala-gejala lain yang lebih spesifik.
Sakit kepala yang disebabkan oleh penyakit ringan umumnya terasa dibagian dahi, pipi atau alis, dan disertai dengan demam. Sedangkan sakit kepala yang mengindikasikan masalah medis yang lebih serius, dapat ditandai dengan gejala-gejala berikut ini:
- Sakit kepala mendadak yang terasa seperti adanya pukulan ke kepala;
- Sakit kepala disertai kejang;
- Sakit kepala persisten setelah pukulan ke kepala;
- Sakit kepala yang disertai dengan kebingungan atau kehilangan kesadaran;
- Sakit kepala yang bersamaan dengan rasa sakit di mata atau telinga;
- Sakit kepala yang sampai mengganggu aktivitas rutin.
Jika kamu mengalami gejala sakit kepala di atas, sebaiknya segera periksakan ke rumah sakit terdekat untuk mengetahui penyebab pastinya, ya. Jangan diabaikan begitu saja, karena bisa jadi sakit kepala yang kamu alami merupakan gejala penyakit serius yang memerlukan penanganan segera.
Baca juga: Sakit Kepala Berkepanjangan, Apakah Berbahaya?
Sakit Kepala karena Stres
Stres menjadi penyebab umum dari sakit kepala tegang dan migrain. Sakit kepala tegang ditandai dengan rasa sakit dalam intensitas ringan hingga sedang. Rasa sakitnya sendiri terjadi di bagian depan, atas, atau sisi kepala. Sakit kepala tegang umumnya muncul di sore atau malam, sehingga membuat pengidapnya kesulitan untuk beristirahat.
Sedangkan migrain ditandai dengan sakit kepala berdenyut di satu sisi kepala saja, yang disertai mual, muntah, dan sensitif terhadap cahaya atau suara. Stres juga dapat memicu jenis sakit kepala lainnya atau bahkan memperparah sakit kepala yang telah ada. Berikut ini beberapa langkah mengatasi sakit kepala karena stres:
- Melakukan teknik relaksasi;
- Meluangkan waktu untuk kegiatan yang menyenangkan;
- Berolahraga;
- Mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang;
- Berlibur bersama keluarga;
- Bermain dengan hewan peliharaan.
Baca juga: Bolehkah Paracetamol Diminum Ibu Hamil saat Sakit Kepala?
Meski sakit kepala akibat stres cenderung cukup ringan, tetapi kamu tetap tidak boleh mengabaikannya. Ketika sakit kepala dibiarkan dan stres yang dialami tidak kunjung mereda, hal ini bisa mengembangkan penyakit tertentu. Jadi, pastikan untuk mengelola stres dengan baik dan segera mengatasi sakit kepala, meski terasa ringan. Jika sakit kepala tidak kunjung membaik, silahkan diskusikan hal tersebut dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya.
Referensi :
Harvard Health Publishing. Diakses pada 2021. What type of headache do you have?.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Headaches: Reduce stress to prevent the pain.
WHO. Diakses pada 2021. Headache disorders.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan