Jangan Salah, Makanan Berbiji Tidak Sebabkan Usus Buntu

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   23 Maret 2020
Jangan Salah, Makanan Berbiji Tidak Sebabkan Usus BuntuJangan Salah, Makanan Berbiji Tidak Sebabkan Usus Buntu

Halodoc, Jakarta - Penyakit usus buntu merupakan peradangan yang disebabkan oleh penyumbatan pada area usus buntu, yaitu organ yang berbentuk selang kecil yang menempel pada bagian awal usus besar. Buntunya area tersebut biasanya disebabkan oleh benda asing, feses, atau sel kanker. Namun, banyak orang yang mempercayai jika makan makanan berbiji dapat sebabkan usus buntu. Begini penjelasan ilmiahnya.

Baca juga: 5 Kebiasaan Sepele Ini Menyebabkan Radang Usus Buntu

Makanan Berbiji Tidak Sebabkan Usus Buntu

“Jangan kebanyakan makan makanan berbiji, nanti usus buntu, lho!”. Faktanya, makanan bukan penyebab utama penyakit usus buntu pada seseorang. Penyumbatan pada area tersebut disebabkan oleh penumpukan makanan yang tidak dapat hancur saat proses pengolahan makanan. Jika hal tersebut terjadi dalam jangka panjang, akan berujung pada radang usus buntu.

Kira-kira begini skema terjadinya usus buntu; potongan-potongan kecil makanan yang tidak dapat diolah akan memblokir permukaan rongga di sepanjang usus buntu, yang kemudian memicu penyumbatan. Penyumbatan ini kemudian dijadikan bakteri sebagai sarang berkembang biak, dan berujung pada pembengkakan, hingga timbulnya nanah di area usus buntu.

Penyebab Peradangan Usus Buntu

Faktanya, bukan biji-bijian yang menjadi penyebab penyakit usus buntu. Penyumbatan pada lapisan usus buntu lah yang menjadi penyebab dari infeksi usus buntu. Jika tidak segera diobati, usus buntu dapat pecah dan memicu sejumlah komplikasi berbahaya, seperti:

  • Abses. Kondisi ini muncul sebagai reaksi alami tubuh dalam mengatasi infeksi pada usus buntu. 

  • Peritonitis. Penyakit ini terjadi saat usus buntu pecah dan infeksi menyebar hingga ke seluruh rongga perut.

Baca juga: Hati-Hati Ini Tanda Penyakit Usus Buntu pada Anak

Jika komplikasi sudah terjadi, prosedur operasi pengangkatan usus buntu diperlukan. Untuk menghindari penyakit yang satu ini, kamu perlu menghindari beberapa faktor risiko yang diduga menjadi pemicu dari penyakit usus buntu. Berikut faktor risikonya:

  • Mengalami cedera pada perut.

  • Mengalami penyumbatan pada pintu rongga usus buntu.

  • Mengalami pembengkakan jaringan usus buntu karena infeksi saluran pencernaan.

  • Mengalami sumbatan karena pertumbuhan parasit atau menumpuknya feses karena proses pengolahan makanan yang tidak sempurna.

  • Mengalami tumor atau kanker pada organ pencernaan.

Meski banyak yang menjadi faktor risiko penyakit usus buntu, hingga saat ini belum ditemukan apa yang menjadi penyebab pasti dari infeksi usus buntu. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai:

  • Mengalami nyeri pada bagian perut yang dimulai dari sisi kanan perut bagian bawah.

  • Mengalami nyeri di sekitar pusar yang akan menjalar ke sisi kanan perut bagian bawah.

  • Mengalami nyeri yang bertambah parah saat berjalan, batuk, atau saat bernapas.

  • Mengalami perut kembung, mual dan muntah-muntah.

  • Mengalami penurunan nafsu makan.

  • Mengalami demam ringan yang semakin bertambah parah saat infeksi berlanjut.

  • Mengalami konstipasi atau diare.

Baca juga: Ketahui Operasi Laparoskopi untuk Mengangkat Usus Buntu

Untuk mencegah timbulnya komplikasi akibat pecahnya usus buntu, segera temui dokter di rumah sakit terdekat ketika kamu menemukan serangkaian gejalanya. Dokter akan melakukan langkah pengobatan melalui operasi pengangkatan usus buntu.

Namun, sebelum operasi dilakukan, dokter akan memberikan obat guna mencegah timbulnya infeksi. Pada kasus yang ringan, antibiotik akan diberikan. Jika kondisi pengidap pulih hanya dengan pemberian antibiotik, prosedur operasi tidak perlu dilakukan.

Referensi:

NHS. Diakses pada 2020. Appendicitis.

NCBI. Diakses pada 2020. Can Fruit Seeds and Undigested Plant Residuals Cause Acute Appendicitis.

Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Appendicitis.