Jangan Salah Kaprah, Begini Cara Penularan Kusta yang Harus Dipahami
Halodoc, Jakarta - Data menunjukkan kusta telah ada sejak 600 SM. Peradaban paling tua di India, Cina, dan Mesir beranggapan bahwa penyakit kulit satu ini tidak bisa disembuhkan dan sangat menular. Inilah mengapa dahulu pengidap kusta diasingkan, agar tidak mewabah dan menular ke orang lain.
Kusta atau lepra terjadi karena infeksi bakteri jenis Mycobacterium leprae. Gangguan kesehatan ini menyerang bagian saraf ekstremitas, saluran pernapasan atas, dan lapisan hidung. Kondisi ini menyebabkan terjadinya kerusakan pada saraf, munculnya luka di kulit, dan otot yang melemah.
Sebenarnya, bakteri yang menyebabkan kusta bisa ditemukan pada hewan tikus, armadillo, dan simpanse. Tetapi, manusia masih dianggap sebagai media penularan yang utama. Pada manusia, bakteri kusta banyak ditemukan pada bagian mukosa hidung. Tidak heran, karena banyak sel saraf terdapat pada hidung, dan sel saraf menjadi tempat terbaik bakteri ini berkembang biak.
Perlu diketahui, bakteri kusta memiliki masa inkubasi yang terbilang lama. Meski bakteri masuk ke tubuh kamu hari ini, gejalanya baru muncul pada 5 hingga 20 tahun mendatang.
Baca juga: Ketahui 3 Jenis Kusta dan Gejala yang Dialami Oleh Pengidapnya
Lalu, Sebenarnya Bagaimana Penyakit Kusta Ditularkan?
Faktanya, bagaimana penyakit kusta ditularkan masih menjadi poin yang terus dipelajari oleh para peneliti. Ada dua cara yang paling mendekati, yaitu melalui lendir dari hidung atau melalui kulit. Sederhananya, penularan terjadi jika bakteri yang utuh keluar dari tubuh pengidap melalui batuk atau bersin atau saat bersentuhan dan masuk ke dalam tubuh orang yang sehat.
Sementara itu, pendapat lain mengemukakan seseorang sehat harus berinteraksi dengan pengidap dalam kurun waktu lama hingga bisa tertular penyakit ini. Padahal, mereka yang telah mendapatkan penanganan dengan konsumsi MDT atau Multi Drug Therapy biasanya tak lagi menjadi penular.
Faktanya, Kusta Tidak Mudah Menular
Ternyata, hanya segelintir orang yang bisa langsung tertular kusta setelah kontak langsung dalam waktu singkat. Alasannya sederhana. Tubuh dilengkapi dengan kekebalan atau antibodi dan agar bisa memerangi bakteri penyebab kusta, tubuh telah memiliki caranya sendiri.
Baca juga: Disebut Penyakit Mematikan, Inilah Awal Mula Penyakit Kusta
Artinya, kamu tidak lantas langsung terinfeksi kusta setelah melakukan kontak langsung pada pengidap. Data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan memaparkan sebesar 95 persen orang Indonesia memiliki tubuh yang kebal terhadap gangguan kesehatan ini. Sisanya, sebesar 5 persen akan sembuh sendirinya sebesar 70 persen, dan 30 persen lainnya positif terkena kusta.
Kamu perlu tahu bahwa gangguan kesehatan ini tidak menular dengan cara kontak langsung biasa, seperti ketika kamu berjabat tangan, menduduki tempat yang sebelumnya pernah diduduki pengidap, atau memeluk pasien. Kusta tidak ditularkan oleh ibu hamil kepada janin yang dikandungnya, serta tidak menular melalui hubungan intim.
Baca juga: Jangan Dijauhi, Pengidap Kusta Bisa Sembuh Tuntas
Jadi, kamu tidak perlu terlalu khawatir terhadap penyakit kusta. Meski menular, dibutuhkan waktu yang relatif lama hingga tubuh kamu sepenuhnya terinfeksi oleh gangguan kesehatan ini. Namun, bukan berarti kamu tidak melakukan tindakan pencegahan, ya. Tanyakan pada dokter apa yang bisa kamu lakukan untuk mencegah infeksi ini. Kamu bisa download dan pakai aplikasi Halodoc supaya tanya jawab menjadi lebih mudah. Pakai Halodoc sekarang, yuk!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan