Jangan Salah Istilah, Ini Bedanya Rapid Test Antigen dan Antibodi
Halodoc, Jakarta – Angka kasus COVID-19 masih terus meningkat hingga hari ini (13/10). Di Indonesia sendiri, kasus COVID-19 berada di angka 337.000 kasus. Kondisi ini membuat pemerintah terus mengingatkan masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan, dengan selalu menjaga jarak, mencuci tangan, dan juga menggunakan masker jika diperlukan keluar rumah. Selain menjalankan protokol kesehatan, tidak ada salahnya kamu melakukan pemeriksaan untuk memastikan kondisi kesehatan terhindar dari virus corona.
Baca juga: Mengenal 3 Jenis Tes Corona yang Digunakan di Indonesia
Ada berbagai pemeriksaan yang bisa kamu jalankan untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 ini. Kamu bisa melakukan rapid test, TCM, hingga PCR. Bahkan, rapid test sendiri memiliki dua pemeriksaan yang berbeda, yaitu rapid test antigen dan rapid test antibodi. Sebaiknya ketahui lebih banyak mengenai kedua jenis rapid test ini agar kamu tidak salah dalam melakukan pemeriksaan.
Inilah Perbedaan Rapid Test Antigen dan Antibodi
Untuk mendeteksi virus corona dalam tubuh, ada berbagai pilihan pemeriksaan yang bisa kamu lakukan. Mulai dari rapid test, TCM, hingga PCR. Namun, saat ini penggunaan rapid test meningkat saat aktivitas sebagian orang mulai kembali normal. Rapid test dinilai mampu mengeluarkan hasil pemeriksaan lebih cepat dibandingkan pemeriksaan lain. Selain itu, rapid test memiliki harga yang lebih terjangkau bagi sebagian masyarakat.
Namun, sebaiknya jangan salah kaprah dalam mengartikan rapid test. Pemeriksaan rapid test sendiri memiliki dua jenis yang berbeda, yaitu rapid test antigen dan juga rapid test antibodi. Tidak ada salahnya untuk mengenali perbedaan antara rapid test antigen dan rapid test antibodi.
1.Rapid Test Antibodi
Rapid test antibodi merupakan rapid test yang banyak digunakan belakangan ini. Keunggulan rapid test antibodi adalah cepatnya hasil yang didapat oleh pengguna. Dalam proses rapid test antibodi menggunakan metode untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG yang dapat diproduksi oleh tubuh saat melawan virus corona. Antibodi hanya akan terlihat ketika tubuh mengalami paparan virus corona.
Baca juga: Pasien yang Sembuh Tidak Akan Tulari Virus Corona?
Namun, pembentukan antibodi dalam tubuh memerlukan waktu yang cukup panjang, mulai dari hitungan hari hingga minggu. Kondisi ini yang membuat rapid test antibodi dinilai tidak terlalu efektif dalam mendeteksi virus corona. Bahkan, WHO tidak menyarankan rapid test antibodi untuk mendeteksi virus corona pada masyarakat.
Pemeriksaan ini menggunakan sampel darah yang diambil melalui ujung jari yang kemudian diteteskan pada alat rapid test. Selanjutnya, cairan untuk menandai antibodi diteteskan ditempat yang sama dengan darah.
Lalu, mengapa rapid test antibodi dinilai kurang efektif? Rapid test antibodi terlalu dini dinilai dapat menghasilkan negatif palsu. Hal ini disebabkan sistem kekebalan tubuh memerlukan waktu 1–2 minggu untuk membentuk antibodi terhadap suatu virus. Dengan kata lain, meskipun sudah terinfeksi, tetapi virus dapat tidak terdeteksi akibat tubuh belum memproduksi antibodi. Padahal, kamu sudah dapat melakukan penularan kepada orang lain.
2.Rapid Test Antigen
Selain antibodi, dikenal juga rapid test antigen. Proses ini akan mendeteksi antigen atau protein yang dapat membentuk badan virus penyebab COVID-19. Meskipun dinilai lebih akurat dibandingkan rapid test antibodi, tetapi pemeriksaan ini cukup akurat digunakan oleh orang yang sudah terinfeksi virus corona. Karena itu, pemeriksaan rapid test antigen tidak disarankan untuk pemeriksaan awal.
Untuk pemeriksaan awal, keakuratan pemeriksaan ini sebesar 30 persen saja. Berbeda dengan rapid test antibodi, metode pemeriksaan ini menggunakan cairan yang terdapat pada hidung dan juga tenggorokan dengan dilakukan swab. Hasilnya juga dapat kamu ketahui dengan cepat seperti rapid test antibodi.
Baca juga: Alami Gejala Corona, Ini Alasan Sebaiknya Lakukan Cek Online
Itulah perbedaan rapid test antibodi dan antigen yang perlu kamu ketahui. Sebaiknya saat mengalami gejala yang terkait dengan COVID-19, seperti batuk kering, demam, dan sesak napas, sebaiknya download aplikasi Halodoc. Kamu bisa gunakan aplikasi Halodoc untuk pemeriksaan dari rumah. Setelah itu, disarankan untuk melakukan isolasi mandiri dan tetap menjalankan protokol kesehatan, hingga hasil pemeriksaan dapat diketahui.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Fast Isn’t Always Better: What to Know About Rise of Rapid Coronavirus Testing.
Harvard Health Publishing. Diakses pada 2020. Which Test is Best for COVID-19?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan