Jangan Langsung Panik, Begini Cara Meredakan Dyspnea

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   21 Oktober 2021
Jangan Langsung Panik, Begini Cara Meredakan DyspneaJangan Langsung Panik, Begini Cara Meredakan Dyspnea

“Saat seseorang mengalami dyspnea atau sesak napas, umumnya mereka akan panik. Padahal panik ini bisa membuat kondisi semakin parah. Untungnya ada beberapa perawatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi sesak napas ini. “

Halodoc, Jakarta – Dyspnea adalah istilah medis untuk sesak napas. Ini adalah kondisi yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan yang pada beberapa kasus perlu ditangani dengan serius. Sesak napas bisa saja bersifat ringan dan sementara, tetapi ada juga yang serius dan berlangsung lama. Terkadang sulit untuk mendiagnosis dan mengobati dyspnea karena ada banyak penyebab yang berbeda.

Pada orang sehat, masalah pernapasan ini biasanya dapat terjadi akibat aktivitas berlebihan. Namun, dyspnea juga dapat terjadi sebagai akibat menghabiskan waktu di ketinggian atau sebagai gejala dari berbagai kondisi. Jika dispnea terjadi tiba-tiba atau jika gejalanya parah, itu mungkin merupakan tanda kondisi medis yang serius.

Baca juga: Penanganan Pertama Sesak Napas saat Mengalami Asma

Cara Meredakan Dyspnea

Cara meredakan dyspnea sebenarnya akan tergantung pada penyebab masalahnya. Seseorang yang sesak napas karena terlalu banyak bekerja mungkin akan mengalami kelegaan begitu mereka berhenti bekerja dan bersantai.

Dalam kasus yang lebih parah, oksigen tambahan akan dibutuhkan. Mereka yang mengidap asma atau PPOK mungkin memiliki bronkodilator penyelamat inhalasi untuk digunakan bila diperlukan.

Sementara bagi mereka dengan kondisi kronis, seperti COPD, dokter dan perawat akan bekerja dengan pasien untuk membantu mereka bernapas lebih mudah. Ini akan melibatkan pengembangan rencana perawatan yang membantu mencegah episode akut dan memperlambat perkembangan penyakit secara keseluruhan.

Jika dyspnea dikaitkan dengan asma, biasanya merespon dengan baik terhadap obat-obatan, seperti bronkodilator dan steroid. Bila disebabkan oleh infeksi seperti pneumonia bakteri, antibiotik dapat meredakannya. Obat lain, seperti opiat, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dan obat anti-kecemasan, juga bisa efektif.

Baca juga: Kondisi Sesak Napas yang Perlu Segera Ditangani di UGD

Masalah pernapasan yang berasal dari PPOK dapat membaik dengan teknik pernapasan khusus, seperti pernapasan bibir dan latihan penguatan otot pernapasan. Kamu dapat belajar bagaimana melakukan ini pada program rehabilitasi paru.

The Dyspnea Lab, sebuah pusat penelitian yang mengkhususkan diri dalam sesak napas, melaporkan bahwa orang-orang menganggap program ini bermanfaat, bahkan jika akar penyebab masalahnya tetap ada. Jika tes menunjukkan rendahnya kadar oksigen dalam darah, oksigen tambahan dapat diberikan. Namun, tidak semua orang dengan sesak napas akan memiliki kadar oksigen darah yang rendah.

Menurut The Dyspnea Lab, banyak orang dengan dyspnea menemukan bahwa aliran lembut udara dingin di sekitar kepala dan wajah membantu memperbaiki gejala mereka.

Selain itu, kamu juga bisa cek kebutuhan medis di Halodoc untuk mengatasi sesak napas. Kamu bisa beli obat atau oksigen untuk mengatasi masalah sesak napas. Pesanan kamu pun bisa segera tiba di rumah kamu kurang dari satu jam. Praktis bukan? Yuk gunakan aplikasi Halodoc sekarang!

Baca juga: Sesak Napas dan Nyeri Dada? Hati-Hati Bradikardia Mengintai

Cara Mencegahnya

Berhenti atau menghindari merokok penting untuk mencegah masalah pernapasan. Seseorang dengan dispnea juga dapat mengambil tindakan untuk meningkatkan kesehatan mereka secara keseluruhan dan memberi diri mereka lebih banyak ruang untuk bernapas. Ini termasuk:

  • Berhenti merokok
  • Menghindari perokok pasif jika memungkinkan
  • Menghindari pemicu lingkungan lainnya seperti asap kimia dan asap kayu
  • Menurunkan berat badan, karena hal ini dapat mengurangi stres pada jantung dan paru-paru serta mempermudah berolahraga, yang keduanya dapat memperkuat sistem kardiovaskuler dan pernapasan
  • Meluangkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan ketinggian yang lebih tinggi, lakukan aktivitas secara bertahap, dan kurangi tingkat olahraga pada ketinggian di atas 1.500 mdpl.
This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Web_Artikel-01.jpeg
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. Dyspnea.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Shortness of Breath.
Medical News Today. Diakses pada 2021. Dyspnea.