Jangan Keliru, Ketahui Perbedaan HIV dan AIDS

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Desember 2020
Jangan Keliru, Ketahui Perbedaan HIV dan AIDSJangan Keliru, Ketahui Perbedaan HIV dan AIDS

Halodoc, Jakarta - Semua orang tahu jika penyakit HIV dan AIDS dapat menimbulkan gangguan yang berbahaya jika tidak segera mendapatkan penanganan. Disebutkan jika angka pengidap penyakit ini terus naik setiap tahunnya. Bahkan, seseorang yang terserang HIV memiliki separuh kemungkinan untuk berkembang menjadi AIDS. Namun, hal yang perlu kamu ketahui adalah HIV dan AIDS adalah dua gangguan yang berbeda. Baca ulasan berikut ini!

Perbedaan Antara HIV dan AIDS

Banyak orang yang menganggap jika HIV dan AIDS adalah jenis penyakit yang sama. Faktanya, diagnosis dari kedua penyakit ini berbeda, tetapi dapat berjalan seiringan. Maksudnya adalah HIV adalah virus yang dapat menyebabkan kondisi yang disebut dengan AIDS, yang kerap disebut sebagai HIV stadium 3. Gangguan ini dapat menyebabkan masalah pada sistem imunitas seseorang. Berikut ini penjelasan lebih lengkapnya:

HIV adalah Virusnya

HIV adalah virus yang dapat menyebabkan kerusakan sistem kekebalan saat masuk ke tubuh. Istilah HIV sendiri adalah singkatan dari human immunodeficiency virus. Dari namanya berarti virus ini hanya dapat tertular pada manusia dan menyerang sistem imunitas. Saat infeksinya menyebar, sistem imun di dalam tubuh tidak dapat bekerja dengan efektif seperti sebelumnya.

Baca juga: Begini Penjelasan Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS

Sistem kekebalan setiap orang dapat sepenuhnya membersihkan banyak virus dari dalam tubuh, tetapi berbeda kasus dengan HIV. Meski begitu, beberapa pengobatan dapat mengendalikan virus tersebut dengan efektif sehingga siklus hidupnya berhenti. Salah satu pengobatan yang dapat dilakukan adalah antiretroviral yang dilakukan secara teratur dan pengharapan untuk hidup mendekati normal.

AIDS adalah Kondisi yang Disebabkan oleh HIV

Meskipun HIV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi, tetapi AIDS adalah kondisi yang dapat terjadi akibat infeksi virus tersebut. AIDS sendiri adalah singkatan dari acquired immunodeficiency syndrome. Seseorang yang tertular HIV dan terus dibiarkan tanpa mendapatkan pengobatan segera dapat berkembang, sehingga memasuki kondisi AIDS. Maka dari itu, diagnosis dini sangat penting untuk dilakukan.

AIDS dapat berkembang ketika virus tersebut telah menyebabkan kerusakan yang serius pada sistem kekebalan. Hal ini adalah kondisi kompleks dengan gejala yang berbeda-beda pada setiap orang. Seseorang dapat mengidap HIV tanpa mengembangkan AIDS, tetapi tidak mungkin mengalami AIDS tanpa terkena HIV lebih dulu. Cara pencegahan agar AIDS tidak terjadi adalah rutinitas melakukan terapi antiretroviral.

Lalu, apabila kamu masih memiliki pertanyaan terkait gangguan HIV dan AIDS, dokter dari Halodoc akan menjelaskannya dengan singkat, padat, dan jelas. Caranya mudah saja, cukup dengan download aplikasi Halodoc, dan kamu bisa mendapatkan kemudahan dalam akses kesehatan tanpa harus bertemu dokter secara langsung!

Baca juga: Waspada, Inilah 5 Komplikasi yang Disebabkan HIV dan AIDS

Cara Penularan dan Gejala dari HIV dan AIDS

HIV adalah sebuah virus sama seperti jenis lainnya yang dapat ditularkan dari seseorang yang sudah terserang. Virus ini dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui pertukaran cairan tubuh, seperti hubungan seks tanpa kondom atau berbagi jarum suntik. Selain itu, seorang ibu juga dapat menularkan virus tersebut pada anaknya selama kehamilan berlangsung.

Selain itu, HIV juga tidak selalu menimbulkan gejala tertentu saat terjadi, sehingga sulit untuk mendiagnosisnya. Virus ini dapat menyebabkan gejala mirip flu sekitar dua, hingga empat minggu setelah penularan terjadi. Jangka waktu singkat ini disebut juga dengan infeksi akut. Setelah itu, sistem kekebalan akan mengendalikan infeksi yang mengarah pada keadaan yang dapat membahayakan.

Baca juga: Siapa Saja yang Berisiko Terinfeksi HIV dan AIDS?

Sistem kekebalan tidak dapat sepenuhnya menghilangkan HIV, tetapi dapat mengendalikannya untuk waktu yang lama. Selama periode yang dapat terjadi bertahun-tahun tersebut, pengidapnya mungkin saja tidak mengalami gejala sama sekali. Namun, tanpa mendapatkan terapi antiretroviral, seseorang yang memiliki HIV dapat berkembang menjadi AIDS dan banyak dampak buruk yang dapat terjadi.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. HIV vs. AIDS: What’s the Difference?
Medical News Today. Diakses pada 2020. HIV vs. AIDS: What is the difference?