Jangan Keliru, Kenali Masa Inkubasi HIV dalam Tubuh
“Masa inkubasi virus HIV atau human immunodeficiency virus di dalam tubuh bisa bervariasi pada tiap pengidapnya. Meski begitu, masa inkubasi ini terjadi rata-rata sekitar 2 sampai 4 minggu setelah terinfeksi.”
DAFTAR ISI
Hubungi Admin Whatsapp Halodoc untuk Booking Skrining PMS Mulai dari Rp 599rb!
Halodoc, Jakarta – HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Ketika seseorang terinfeksi, maka ia akan mengalami berbagai tahap dalam perkembangan penyakit tersebut. Salah satu tahapan yang akan terjadi adalah masa inkubasi HIV.
Dalam dunia medis, masa inkubasi adalah rentang saat seseorang mulai terinfeksi hingga timbulnya gejala-gejala awal. Pada beberapa kasus, virus sudah berkembang biak di dalam tubuh, tetapi tidak ada tanda-tanda infeksi yang jelas.
Lantas, berapa lama masa inkubasi HIV di dalam tubuh pengidapnya? Simak ulasannya berikut ini!
Masa Inkubasi HIV Dalam Tubuh
Masa inkubasi terjadi ketika seseorang terinfeksi virus dan timbul gejala yang jelas.
Untuk meminimalisir terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya, sangat penting untuk mengetahuinya sebagai deteksi dini dan pencegahan penyebarannya.
Masa inkubasi HIV dapat bervariasi setiap orangnya. Rata-rata, berkisar sekitar 2 sampai 4 minggu setelah terinfeksi.
Beberapa orang mungkin mengalami masa inkubasi yang lebih pendek atau lebih lama.
Hal ini terjadi karena beberapa faktor, seperti kondisi kesehatan, respons imun tubuh, dan adanya pengobatan antiretroviral.
Selama masa inkubasi, virus menyerang dan menginfeksi sel kekebalan yang disebut sel CD4.
Virus ini berkembang biak di dalam tubuh, terutama di kelenjar getah bening. Meski tidak ada gejala, jumlah virus di dalam tubuh terus meningkat seiring berjalannya waktu.
Pentingnya Mengetahui Masa Inkubasi HIV
Dengan mengetahui masa inkubasi HIV, dapat menjadi langkah pencegahan penyebaran virus sebagai deteksi dini dan tentunya sangat penting sekali.
Berikut alasannya:
1. Deteksi dini
Mengetahui masa inkubasi HIV memungkinkan seseorang dengan segera melakukan tes setelah tertular virus.
Dengan deteksi dini, seseorang dapat dengan cepat menerima pengobatan yang tepat, termasuk terapi antiretroviral.
Tujuannya untuk membantu mengendalikan perkembangan virus dan memperpanjang usia.
2. Pencegahan penyebaran
Dengan mengetahui masa inkubasi memungkinkan seseorang untuk mengambil tindakan pencegahan secara cepat dan tepat.
Contohnya seperti menggunakan kondom saat berhubungan seksual dan menggunakan jarum suntik yang steril, untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.
Bisa juga membaca artikel mengenai Inilah 4 Cara untuk Cegah HIV/AIDS, untuk mengetahui tindakan pencegahan lainnya.
3. Kesadaran risiko
Dengan mengetahui rentang terinfeksi HIV bisa meningkatkan kesadaran akan risiko penyebaran virus.
Seseorang yang mengetahuinya, akan lebih berhati-hati saat berhubungan seks, dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat.
Misalnya, seperti menghindari kontak dengan darah yang terinfeksi.
4. Tes HIV secara teratur
Mengetahui masa inkubasi dapat mendorong untuk melakukan serangkaian tes secara rutin, terutama pada mereka yang berisiko tinggi terinfeksi. Nah, ini dia 2 Langkah-langkah Pemeriksaan Tes HIV.
Meskipun tes yang dilakukan selama masa inkubasi mungkin tidak memberikan hasil yang akurat, tapi masih bisa menjadi langkah awal untuk mendeteksi secara dini.
5. Edukasi dan pengurangan stigma
Pengetahuan mengenai masa inkubasi dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang penularan dan risiko infeksi.
Hal ini bisa mengurangi stigma yang terkait dengan kondisi ini, dan mendorong orang untuk mencari tes, serta perawatan tanpa rasa takut atau merasa didiskriminasi.
Kamu pun bisa hubungi dokter di Halodoc untuk mendapatkan edukasi seputar HIV lewat artikel ini: Ini Dokter Spesialis yang Paham Seputar HIV.
Lantas, Kapan Perlu Melakukan Tes HIV?
Sebaiknya, segera lakukan tes HIV apabila mengalami tanda-tanda berikut:
1. Melakukan perilaku yang berisiko tinggi
Lakukan tes apabila kamu telah terlibat dalam perilaku berisiko tinggi yang dapat tertular kondisi ini.
Misalnya seperti berhubungan seksual tanpa kondom dengan seseorang yang status HIV-nya tidak diketahui atau menggunakan jarum suntik bersama dengan orang lain.
Namun, virus mungkin tidak terdeteksi dalam tubuh segera setelah kamu terpapar. Jadi, tunggu beberapa minggu kira-kira setelah paparan untuk melakukan tes.
2. Selama hamil
Pemeriksaan HIV rutin selama kehamilan sangat penting untuk mencegah penularan virus dari ibu ke bayi.
Dengan pengobatan yang tepat selama kehamilan dan persalinan, risiko penularan dapat dikurangi secara signifikan.
3. Merasakan gejala
Apabila kamu mengalami gejala yang mirip seperti kondisi ini, seperti demam, lelah yang berlebihan, berat badan turun drastis, atau infeksi yang sering kembali, sebaiknya lakukan tes HIV.
Gejala-gejala ini bisa muncul berbulan-bulan atau bahkan tahun setelah paparan.
Jika kamu ingin melakukan pemeriksaan, kamu bisa menggunakan layanan Halodoc Home Lab yang sudah tersedia di Jakarta dan Surabaya.✔️
Layanan homelab ini adalah tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya bisa dilakukan di rumah atau di lokasi mana pun yang kamu pilih.
Jangan tunda untuk melakukan tes HIV atau Skrining Penyakit Menular Seksual sebelum kondisinya semakin memburuk.
Prosedur Halodoc Home Lab melibatkan phlebotomist (tenaga ahli yang akan mengambil sambil urine atau darah) yang akan datang ke tempatmu. Nah, Ini Daftar Phlebotomist yang Tangani Layanan Tes Lab Halodoc.
Booking Skrining Penyakit Menular Seksual Lebih Mudah di Rumah Lewat Halodoc.
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Jangan khawatir, saat memesan skrining penyakit menular seksual, privasi kamu pasti terjaga dengan aman di Halodoc!
Kamu juga bisa konsultasi dengan dokter di Halodoc terlebih dahulu melalui gambar di bawah ini.
Referensi:
Just Health. Diakses pada 2023. HIV Incubation Period.
National Institute of Health. Diakses pada 2023. The Stages of HIV Infection.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan