Jangan Keliru, Ini yang Dimaksud dengan Darah Kotor
“Jangan keliru, darah menstruasi bukanlah darah kotor. Secara medis, darah kotor mengacu pada deoxygenated blood yaitu darah dengan kadar karbondioksida yang tinggi. Sementara itu, darah bersih mengacu pada oxygenated blood, dimana kadar oksigen dalam darah banyak.”
Halodoc, Jakarta – Istilah darah kotor mungkin terdengar umum. Biasanya darah kotor dikaitkan dengan darah haid atau penyebab bisul dan jerawat. Namun, sebenarnya anggapan itu tidak tepat jika dilihat dari sudut pandang medis. Perlu diketahui, darah haid bukanlah darah kotor dan penyebab bisul dan jerawat.
Darah haid memang mengandung sisa jaringan dari dinding rahim yang luruh setelah ovulasi. Darah haid dan darah dari luka atau mimisan pun sebenarnya sama. Namun, bukan berarti darah haid adalah darah kotor seperti yang dipercaya selama ini. Lantas, apakah sebenarnya yang dimaksud dengan darah kotor?
Baca juga: Ini Waktu yang Tepat untuk Melakukan Tes Darah
Apa yang Dimaksud Darah Kotor?
Dalam dunia medis, yang dimaksud darah kotor mengacu pada darah yang kekurangan oksigen. Istilah medisnya adalah deoxygenated blood atau darah dengan kadar karbondioksida yang terlalu tinggi. Sementara itu, darah bersih secara medis mengacu pada darah yang banyak oksigen atau oxygenated blood.
Seperti yang sudah diketahui, bahwa peredaran darah dari jantung ke paru-paru untuk menghasilkan oksigen. Kemudian darah kembali dialirkan ke jantung dan seluruh tubuh. Darah kotor atau deoxygenated blood dipompa oleh bilik kanan kanjut, kemudian dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Paru-paru mengikat oksigen, sehingga darah yang dialirkan ke jantung dan seluruh tubuh merupakan darah yang banyak mengandung oksigen.
Apabila darah mengandung kadar oksigen yang rendah, maka paru-paru pun kekurangan oksigen untuk dialirkan ke jantung dan seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan kondisi yang disebut hipoksemia. Kondisi hipoksemia akan mengganggu fungsi normal tubuh, seperti fungsi otak, hati, jantung, dan organ lainnya.
Perlu dipahami juga, bahwa darah haid bukanlah darah yang kekurangan oksigen atau mengandung banyak karbondioksida. Melainkan darah normal dalam tubuh.
Baca juga: Ketahui Risiko Penggumpalan Darah pada Pasien COVID-19
Ketahui Penyebab Kekurangan Oksigen pada Darah
Tingkat oksigen darah merupakan ukuran seberapa banyak oksigen yang dibawa sel darah merah. Tubuh secara ketat mengatur tingkat oksigen darah. Nah, hal yang perlu diketahui, ada beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi tingkat oksigen darah secara negatif, yaitu:
- PPOK, termasuk bronkitis kronis dan emfisema.
- Sindrom kesulitan pernapasan akut.
- Asma.
- Paru-paru kolaps.
- Anemia.
- Kelainan jantung bawaan.
- Penyakit jantung.
- Emboli paru.
Kondisi di atas dapat mencegah paru-paru menghirup udara yang mengandung oksigen secara memadai dan mengeluarkan karbon dioksida. Begitu juga kelainan darah dan masalah dengan sistem peredarah darah. Kondisi tersebut dapat mencegah darah mengambil oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.
Baca juga: Ini 4 Penyakit yang Berhubungan dengan Darah
Salah satu dari masalah atau gangguan ini dapat menyebabkan penurunan tingkat saturasi oksigen. Saat kadar oksigen turun dan lebih banyak karbondioksida, maka kamu mengalami darah kotor atau deoxygenated blood sebagai gejala hipoksemia.
Bagi perokok aktif maupun pasif perlu waspada dengan darah kotor, sebab mereka lebih mungkin mengalami penumpukan karbon monoksida dalam darah. Jika kamu mengalami gejala darah kotor dan khawatir dengan kesehatan, segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Jika dokter meresepkan obat, kamu juga bisa beli obat di aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. Is My Blood Oxygen Level Normal?
Healthline. Diakses pada 2021. 8 Period Myths We Need to Set Straight
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan