Jangan Dianggap Remeh, Bell's Palsy Sebabkan 6 Komplikasi Ini

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 Februari 2019
Jangan Dianggap Remeh, Bell's Palsy Sebabkan 6 Komplikasi IniJangan Dianggap Remeh, Bell's Palsy Sebabkan 6 Komplikasi Ini

Halodoc, Jakarta - Kelainan Bell’s palsy dapat terjadi ketika sistem saraf yang mengontrol otot-otot wajah mengalami iritasi atau tekanan. Penyebab iritasi saraf ini masih belum diketahui secara jelas, tetapi beberapa jenis infeksi virus diduga menjadi penyebab kondisi ini. Di antaranya adalah virus herpes simpleks (HSV), virus varicella-zoster, virus epstein barr, cytomegalovirus, penyakit sifilis, dan gangguan Lyme.

Beberapa pengidap Bell’s palsy akan mengalami kembali gangguan ini di masa yang akan datang pada sisi wajah lainnya. Kondisi ini biasanya terjadi jika Bell’s palsy terkait dengan faktor genetik atau turunan. Berikut sejumlah komplikasi jangka panjang yang dapat disebabkan oleh Bell’s palsy:

  1. Kelemahan Wajah

Sebanyak dua hingga tiga dari sepuluh orang pengidap Bell’s palsy akan mengalami kelemahan wajah secara permanen. Beberapa anak terlahir dengan lumpuh wajah dan sebagian lainnya mengidap kelemahan wajah setelah mengalami cedera pada saraf wajah.

Baca juga: Ketahui Bell’s Palsy Serangan Kelumpuhan Mendadak

  1. Gangguan Bicara

Komplikasi ini muncul sebagai akibat dari kerusakan pada otot-otot wajah pengidap Bell’s Palsy.

  1. Mata Kering dan Ulkus Kornea

Ulkus kornea dapat muncul karena kelopak mata terlalu lemah untuk dapat menutup sepenuhnya. Akibatnya, lapisan pelindung mata menjadi tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan dan infeksi mata.

  1. Kurang atau Hilangnya Indra Perasa

Kondisi ini dapat terjadi jika kerusakan saraf tidak dapat kembali pulih dengan baik. Sebagian juga sering mengeluarkan air mata saat makan.

  1. Kontraktur Wajah

Kondisi ini terjadi ketika otot-otot wajah mengalami ketegangan secara permanen. Cacat wajah, mata mengecil, pipi menebal, dan garis antara hidung dan mulut bertambah dalam sebagai akibat dari kontraktur otot-otot wajah.

Baca juga: Hal-hal yang Perlu Diketahui Tentang Bell’s Palsy

  1. Sinkinesis Mata dan Mulut

Kondisi ini terjadi ketika saraf wajah tumbuh kembali dengan cara yang berbeda. Ketika makan, tertawa, atau tersenyum, mata dapat berkedip. Pada kondisi yang lebih parah, mata akan tertutup sepenuhnya saat makan.

Komplikasi yang terjadi akibat Bell’s palsy sebenarnya tergantung pada kerusakan saraf yang terjadi. Kebanyakan pengidap Bell’s palsy akan pulih dengan sendirinya dalam jangka waktu sembilan hingga sepuluh bulan. Namun, komplikasi jangka panjang dapat terjadi jika kamu:

  • Berusia lebih dari 60 tahun.

  • Mengalami rasa sakit parah ketika gejala pertama muncul.

  • Mengalami lumpuh wajah total pada salah satu sisi wajah.

  • Mengalami kerusakan saraf wajah yang parah.

  • Memiliki gangguan hipertensi atau penyakit diabetes.

  • Sedang masa kehamilan.

  • Tanda-tanda pemulihan hanya mulai setelah dua bulan.

  • Tidak mengalami tanda-tanda pulih setelah mengidap selama empat bulan.

Bell’s palsy memiliki gejala yang berbeda-beda pada sebagian orang. Kelumpuhan yang terjadi pada salah satu sisi wajah dapat dijelaskan sebagai kelumpuhan sebagian (kelemahan otot ringan) atau sebagai kelumpuhan total (tidak ada gerakan sama sekali). Mulut beserta kelopak mata juga akan terpengaruhi akibat Bell’s palsy, kedua bagian ini akan kesulitan untuk dibuka dan ditutup.

Baca juga: Wajah Sering Terpapar Pendingin Ruang Bisa Kena Bell’s Palsy

Bell’s palsy merupakan gangguan yang hanya terjadi pada otot dan saraf wajah. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kinerja otak atau bagian tubuh lainnya. Jika kelumpuhan di salah satu sisi wajah kamu disertai dengan kelumpuhan atau kelemahan pada bagian tubuh lain, segera periksakan ke dokter.

Kamu juga bisa mendiskusikan mengenai kelainan Bell’s palsy ini dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mengetahui penanganan yang tepat. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dapat diterima secara praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!