Jangan Diabaikan, Ini 12 Gejala Gangguan Perilaku pada Anak
Halodoc, Jakarta - Pada dasarnya, setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Kadang kala mereka bisa terlihat amat menggemaskan, tapi di lain waktu mereka bisa bertingkah nakal dan mengganggu. Nah, hal yang jadi masalah ketika perilaku mengganggu ini berbeda, atau bahkan lebih parah dari anak-anak lain yang sebaya dengan dirinya.
Sebelumnya, apakah ibu pernah mendengar gangguan perilaku pada anak? Gangguan ini terjadi ketika anak sering berperilaku menyimpang, dan di luar batas. Nah, hal ini yang berpotensi merugikan dirinya dan orang lain di sekitarnya. Mereka yang memiliki gangguan ini sering kali dianggap sebagai anak nakal, bahkan agresif.
Pertanyaannya, seperti apa sih gejala gangguan perilaku pada anak?
Baca juga: 5 Gangguan Mental yang Kerap Dialami Anak Milenial
Konsisten Selama Enam Bulan
Pertama-tama, seperti apa sih ibu menggambarkan seorang anak yang nakal? Suka marah-marah, selalu menantang perintah orangtua, tidak mau belajar, atau mungkin suka bertengkar dengan adik, kakak, atau temannya? Hmm, namanya juga anak-anak, wajar bukan bila sekali-dua kali anak berperilaku seperti itu?
Hal yang perlu ditegaskan, perilaku-perilaku di atas tidak lantas menjadikan Si Kecil sebagai anak yang memiliki gangguan perilaku. Menurut ahli di U.S. Department of Health & Human Services, gangguan perilaku pada anak melibatkan pola perilaku mengganggu yang berlangsung minimal selama enam bulan. Masalah yang ditimbulkan anak bisa terjadi di sekolah, rumah, atau lingkungan sosial lainnya.
Selain itu, anak yang mengidap gangguan perilaku juga cenderung sukar bergaul dengan orang lain. Mereka juga umumnya memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan anggota keluarga di rumah, teman-teman di sekolah, atau orang lain di sekitarnya. Lalu, seperti apa gejala gangguan perilaku pada anak?
Baca juga: Jenis Pola Asuh Anak yang Perlu Dipertimbangkan Orangtua
Melukai hingga Melarikan diri
Gejala gangguan perilaku pada anak tidak cuma sebatas satu, dua, atau tiga perilaku menyimpang saja. Sebab, gangguan ini umumnya ditandai oleh beragam gejala atau perilaku.
Menurut ahli di National Institutes of Health - MedlinePlus dan Centers for Disease Control and Prevention, berikut ini gejala gangguan perilaku, yaitu:
- Melukai atau mengancam diri sendiri, orang lain, atau hewan peliharaan.
- Gemar merusak atau menghancurkan barang atau properti.
- Sering berbohong atau mencuri.
- Sering melanggar aturan di sekolah seperti membolos.
- Merokok, mengonsumsi alkohol, atau menggunakan narkoba.
- Melakukan aktivitas seksual (perbuatan asusila atau seks bebas dengan teman sebaya).
- Sering mengamuk dan berdebat.
- Sering menentang atau menunjukkan sikap permusuhan yang konsisten pada figur otoritas, seperti orangtua atau guru.
- Sering marah atau kehilangan kesabaran.
- Bersikap agresif, seperti sering mengganggu, mengejek, membully, berkelahi dengan orang lain.
- Sering menyalahkan orang lain atas kesalahan atau kelakuannya sendiri.
- Melanggar aturan serius, seperti keluar pada malam hari meski sudah dilarang, atau melarikan diri dari rumah.
Tuh, sungguh beragam bukan gejala gangguan perilaku pada anak? Oleh sebab itu, meski ibu menganggap anak terbilang nakal atau bandel, tidak serta merta menjadikan dirinya sebagai anak yang mengidap gangguan perilaku.
Alasannya, gangguan perilaku pada anak begitu kompleks. Bisa saja beberapa anak menunjukkan beberapa perilaku di atas dalam waktu tertentu, tapi gangguan perilaku jauh lebih serius. Saking kompleksnya, membutuhkan serangkaian tes atau wawancara yang mesti dilakukan oleh ahlinya yaitu psikolog atau psikiater.
Nah, andaikan anak menunjukkan gejala-gejala di atas selama waktu yang lama, mintalah saran atau bantuan dari ahlinya. Ibu bisa bertanya langsung pada psikiater atau psikolog melalui aplikasi Halodoc, kapan saja dan di mana saja.