Jangan Asal, Penanganan untuk Mengatasi Sindrom Metabolik

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   02 April 2019
Jangan Asal, Penanganan untuk Mengatasi Sindrom MetabolikJangan Asal, Penanganan untuk Mengatasi Sindrom Metabolik

Halodoc, Jakarta - Punya satu masalah kesehatan saja pastinya sudah membuat kita resah, apalagi bila yang dialami empat keluhan sekaligus.

Jangan salah, kondisi ini bisa terjadi lho, misalnya ketika sindrom metabolik menyerang tubuh. Sindrom ini merupakan kondisi adanya gangguan gula darah, tekanan darah, kolesterol, dan obesitas pada satu orang. Tuh, bikin resah kan?  

Meski enggak menular, namun sindrom ini bisa dialami oleh siapa pun. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Tapi, dalam kebanyakan kasus, sindrom ini lebih sering dialami oleh lansia. Yang mesti diingat, sindrom metabolik ini merupakan faktor risiko untuk mengalami penyakit yang lebih serius. Misalnya, serangan jantung dan stroke.

Lalu, bagaimana sih cara mengatasi sindrom metabolik?

Baca juga: Sindrom Metabolik Disebabkan oleh Komplikasi Diabetes, Benarkah?

Ditandai Berbagai Gejala

Kendati tak menunjukkan gejala spesifik, namun ada sejumlah tanda klinis yang patut diwaspadai dari sindrom metabolik. Berikut contohnya:

  • Kadar kolesterol HDL yang rendah, kurang dari 40 miligram per desiliter untuk pria dan 50 miligram per desiliter (mg/dL) untuk wanita.

  • Tekanan darah terus-menerus berkisar di 140/90 mmHg atau lebih.

  • Meningkatnya risiko penggumpalan darah, contohnya deep vein thrombosis.

  • Ukuran lingkar pinggang di atas normal, di atas 80 sentimeter (wanita) atau 90 sentimeter (pria).

  • Kadar trigliserida yang tinggi dalam darah, sekitar 150 miligram per desiliter atau lebih.

  • Tingginya kadar gula darah puasa, yaitu 100 miligram per desiliter ke atas.

  • Rentan mengalami peradangan, seperti pembengkakan dan iritasi.

Baca juga: 3 Faktor Ini Bisa Picu Sindrom Metabolik

Cara Mengatasi dan Mencegah Sindrom Metabolik

Setidaknya ada beberapa upaya sederhana yang bisa dilakukan untuk mencegah sekaligus menangani keluhan kesehatan ini. Contohnya:

  • Menurunkan berat badan hingga batas ideal.

  • Rutin berolahraga.

  • Terapkan pola makan bergizi seimbang.

  • Berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

Bila langkah-langkah di atas tak menimbulkan perubahan yang berarti, dokter biasanya akan memberikan obat-obatan untuk mengendalikan kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah.

Sebenarnya tujuan utama penanganan sindrom metabolik adalah menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Caranya dengan menurunkan kolesterol LDL dan tekanan darah tinggi serta penanganan diabetes.

Hati-Hati, Memicu Penyakit Jantung

Sindrom metabolik ini bisa meningkatkan penyakit jantung hingga 2–4 kali bila dibandingkan dengan orang sehat. Studi ini dilaporkan dari sebuah penelitian yang menelisik pengaruh sindrom metabolik terhadap penyakit jantung. Studi selama 13 tahun itu melibatkan 14.364 partisipan dari berbagai etnis. Dalam periode tersebut, didapatkan 1.101 partisipan mengalami penyakit jantung koroner atau stroke iskemik untuk pertama kalinya.

Peneliti menemukan hal menarik di sini. Partisipan berkulit hitam dengan faktor risiko sindrom metabolik dan obesitas berisiko 117 persen lebih besar terkena penyakit jantung, bila dibandingkan dengan partisipan yang sehat. Sedangkan partisipan berkulit putih dengan faktor risiko sindrom metabolik, tak memiliki perbedaan risiko dengan partisipan yang sehat.

Baca juga: Fakta tentang Sindrom Metabolik yang Perlu Diketahui

Ada juga penelitian lainnya yang diterbitkan di Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. Di sana para ahli mempelajari 155.971 data partisipan dari tahun 2002 sampai 2009. Data yang dikumpulkan cukup banyak, mulai dari berat badan, tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah, dan indeks massa tubuh masing-masing partisipan.

Dari studi itu para ahli menemukan, orang yang mengidap sindrom metabolik berisiko 1,6 kali lipat lebih besar meninggal akibat penyakit jantung. Tentunya, ini bila dibandingkan dengan orang yang enggak mengidap sindrom metabolik.

Untungnya, peningkatan risiko ini enggak berlaku bila faktor diabetes dan tekanan darah dihilangkan.

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!