Jangan Anggap Sepele, 5 Gurauan Ini Termasuk Pelecehan Seksual
Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu bertemu dengan orang yang hobinya adalah melemparkan gurauan bernada seksual? Biasanya, untuk mencairkan suasana atau sekadar untuk mengocok perut, beberapa orang tertentu suka melemparkan gurauan yang bernada seksual. Padahal, tidak sedikit wanita yang risih dengan gurauan seperti itu lho. Tahukah kamu bahwa gurauan bernada seksual sudah, termasuk bentuk pelecehan seksual secara verbal, lho. Hal ini tidak boleh dianggap sepele. Yuk, cari tahu lebih lanjut di sini.
Menurut Komnas Perempuan, pelecehan seksual merujuk pada tindakan bernuansa seksual yang disampaikan, baik melalui kontak fisik maupun nonfisik yang sasarannya adalah bagian tubuh seksual atau seksualitas seseorang. Jadi, pelecehan seksual tidak hanya bisa dilakukan secara fisik, tetapi bisa juga secara non fisik atau disebut juga pelecehan verbal. Berikut ini contoh-contoh pelecehan seksual secara verbal:
-
Komentar seksual tentang tubuh seseorang.
-
Lelucon kotor seksual.
-
Menyebarkan rumor tentang aktivitas seksual orang lain.
-
Berbicara tentang kegiatan seksual sendiri di depan orang lain.
Pelecehan seksual secara verbal seringkali tidak disadari oleh korbannya, karena bukan merupakan tindakan fisik. Jenis pelecehan ini juga tidak menyerang korbannya secara langsung, tetapi melukai harga diri serta dapat memberikan rasa malu yang luar biasa. Enggak hanya itu, pelecehan seksual awalnya hanya sebatas ucapan ini juga dapat mendorong pelakunya untuk bertindak lebih jauh dengan melakukan pelecehan seksual secara fisik. Hal ini terjadi karena korban biasanya tidak menyadari ucapan tersebut merupakan bagian dari pelecehan seksual, melainkan hanya dianggap sebagai candaan semata saja. Tanggapan korban yang biasa saja tersebut malah semakin mengundang niatan yang buruk dari pelaku.
Baca juga: Ketahui Jenis Pelecehan Seksual dan Cara Menghadapinya
Oleh karena itu, sangat penting bagi wanita untuk dapat menyadari mana gurauan yang sudah termasuk pelecehan seksual. Gurauan yang sudah termasuk dalam pelecehan seksual adalah gurauan yang mengandung unsur berikut:
-
Menggoda, bercanda, ataupun menanyakan hal-hal bersifat seksual yang tidak diinginkan atau membuat lawan bicara tidak nyaman. Contohnya, “Abis keramas, nih? Semalem main apa, nih?” atau “Abis digarap berapa kali sama suami? Capek banget pasti.”
-
Lelucon merendahkan berdasarkan jenis kelamin.
-
Candaan yang menghina tentang seksualitas seseorang atau orientasi seksual.
-
Candaan seksual tentang fisik, penampilan, ataupun pakaian seseorang.
-
Mengirim lelucon atau gambar seksual melalui email atau media komunikasi lainnya.
Jadi, apa yang harus dilakukan bila kamu merasa dilecehkan? Sebenarnya tidak ada cara yang sama dalam menanggapi pelecehan. Setiap situasi berbeda bentuknya, jadi kamu perlu mengevaluasi masalah dan memutuskan respon terbaik untuk dilakukan. Yang jelas, jangan mengabaikan pelecehan begitu saja, karena pelaku tidak akan pernah bisa jera dan malah berpotensi semakin menjadi.
Jangan pernah juga sesekali menyalahkan diri sendiri atas masalah yang terjadi, karena ini bukan salah kamu. Tempatkan kesalahan pada tempatnya, yaitu pada orang yang telah melecehkan kamu. Menyalahkan diri sendiri juga dapat menyebabkan depresi dan hal itu tidak akan membantu mengatasi situasi, tetapi malah semakin memperburuknya.
Baca juga: Alami Pelecehan Bisa Sebabkan Kepribadian Ambang?
Berikut ini beberapa cara yang bisa kamu lakukan dalam menanggapi gurauan pelecehan:
-
Ungkapkan ketidaksukaan kamu terhadap gurauan seksual yang dilontarkan si pelaku dengan tegas.
-
Hindari teman-teman yang sering bergurau mengenai hal-hal yang berbau seksual.
-
Jangan memberi respon melalui ekspresi yang memperlihatkan bahwa kamu merasa nyaman terhadap hal-hal yang berbau seksualitas dari orang terdekat, karena itu adalah tahap awal terjadinya pelecehan seksual secara verbal.
Bila kamu mengalami pelecehan, jangan diam saja. Ceritakanlah pada orang terdekat tentang hal yang baru saja kamu alami. Cara ini bisa membantu kamu mendapatkan dukungan, sehingga pengalaman buruk tersebut tidak menjadi tekanan bagi kesehatan mental kamu.
Baca juga: Wanita Harus Lakukan Hal Ini saat Alami Pelecehan Seksual
Bila kamu mengalami tekanan psikologis, coba bicarakan pada psikolog Halodoc. Hubungi dokter melalui fitur Chat with A Doctor dan berbicara melalui Video/Voice Call dan Chat kapan dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.