Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut untuk Mencegah Sialolithiasis
Halodoc, Jakarta - Selain memproduksi air liur, kelenjar liur juga bertugas menjaga mulut tetap lembap, melindungi gigi dari pembusukan, sekaligus membantu mencerna makanan. Namun, jika tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut, kelenjar liur bisa mengalami gangguan. Sekumpulan gejala yang diakibatkan oleh gangguan pada kelenjar liur ini adalah sialolithiasis.
Menjaga kesehatan gigi dan mulut untuk mencegah sialolithiasis dapat dilakukan dengan selalu menyikat gigi minimal 2 kali sehari, memakai benang gigi untuk membersihkan sisa-sisa makanan, dan rutin ke dokter gigi untuk memeriksa kesehatan mulut dan gigi.
Baca juga: Kelenjar Saliva Membengkak Bisa Sebabkan Sialolithiasis
Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter gigi di rumah sakit pilihan kamu melalui aplikasi Halodoc, lho. Jadi, pastikan kamu sudah download aplikasinya di ponselmu, ya.
Lebih Lanjut tentang Sialolithiasis
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan sialolithiasis. Mulai dari tumor, hingga gangguan medis tertentu seperti sindrom Sjogren. Namun, kebanyakan kasus sialolithiasis disebabkan oleh pengapuran batu di dalam kelenjar liur. Ketika mengalami sialolithiasis, pengidapnya akan merasakan beberapa gejala mengganggu, seperti benjolan yang terasa sakit di bawah lidah, dan rasa sakit yang berlebihan saat mengunyah dan menelan.
Sementara itu, jenis lain dari sialolithiasis, yaitu sialadenitis, dapat menyebabkan:
-
Benjolan di pipi atau di bawah dagu;
-
Keluar nanah di dalam mulut, yang berbau tajam;
-
Demam.
Selain itu, gejala sindrom Sjogren juga termasuk:
-
Mulut kering;
-
Mata kering;
-
Pembusukan gigi;
-
Sariawan di mulut;
-
Nyeri sendi atau sendi bengkak;
-
Batuk kering;
-
Kelelahan tanpa sebab;
-
Kelenjar liur membengkak;
-
Infeksi kelenjar liur kambuhan.
Baca juga: Ada Benjolan di Bawah Dagu, Ini Cara Atasi Sialolithiasis
Jika kamu mengalami berbagai gejala tersebut, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter, supaya penanganan bisa dilakukan sesegera mungkin. Sekarang, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan juga bisa dilakukan di aplikasi Halodoc, lho. Lewat fitur Talk to a Doctor, kamu bisa obrolkan langsung gejalamu melalui Chat atau Voice/Video Call.
Bagaimana Diagnosis dan Pengobatan untuk Sialolithiasis?
Untuk mendiagnosis sialolithiasis, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dasar berdasarkan riwayat kesehatan dan gejala yang timbul. Biopsi jaringan dapat dilakukan jika dokter mencurigai anda memiliki penyakit autoimun yang memengaruhi fungsi kelenjar liur.
Meski beberapa kasus penyebabnya sudah jelas dan tidak memerlukan tes diagnostik, dokter dapat melakukan rontgen gigi (bisa juga dengan CT scan atau MRI) untuk menemukan batu yang memblokir kelenjar liur. Dokter bedah kemudian dapat melakukan bedah mikro untuk mengangkat batu tersebut.
Selanjutnya, pengobatan untuk sialolithiasis akan tergantung pada penyakit atau kondisi kesehatan yang mendasarinya dan tingkat keparahannya. Misalnya, sialolithiasis yang disebabkan oleh infeksi bakteri dapat diobati dengan antibiotik.
Jika pengidap memiliki kista atau tumor di kelenjar liur, dokter dapat menganjurkan untuk menjalani bedah pengangkatannya. Tumor yang bersifat kanker dapat diobati dengan radioterapi. Terapi radiasi dapat menyebabkan mulut kering, yang dapat membuat tidak nyaman dan mengganggu pencernaan. Dokter juga akan menyarankan untuk lebih banyak minum air putih dan menghindari makanan bergaram.
Baca juga: 7 Gaya Hidup untuk Cegah Sialolithiasis
Itulah sedikit penjelasan tentang sialolithiasis. Jangan lupa untuk selalu menjaga pola hidup dan pola makan sehat, agar tubuh tetap fit, ya. Jika kamu mengalami masalah kesehatan, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di aplikasi Halodoc. Dapatkan juga kemudahan memesan obat melalui aplikasi Halodoc. Kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Jadi, pastikan kamu sudah download aplikasinya di ponselmu, ya.