Jadi Tren di Luar Negeri, Donor Sperma Masih Dilarang di Indonesia?
Halodoc, Jakarta – Sekarang ini, kemajuan teknologi tidak hanya semakin memudahkan hidup manusia, tetapi juga memberikan solusi bagi banyak permasalahan manusia. Salah satunya adalah untuk mendapatkan keturunan. Bagi pasangan yang sulit memiliki momongan, kini sudah ada donor sperma yang bisa ditempuh untuk memiliki anak. Bahkan, bagi mereka yang ingin menjadi orang tua tunggal maupun pasangan LGBT, prosedur ini bisa menjadi solusi untuk mendapatkan keturunan.
Meskipun donor sperma sudah menjadi hal yang biasa di luar negeri, tetapi tidak demikian halnya di Indonesia. Dalam Undang-undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah tentang Kesehatan Reproduksi Nomor 41 tahun 2014, telah ditegaskan bahwa inseminasi buatan maupun bayi tabung harus dilakukan oleh pasangan suami istri. Dengan kata lain, hukum di Indonesia melarang warganya untuk menerima donor sperma dari orang lain selain dari suami sendiri. Jadi, bagi kamu yang tertarik mencoba prosedur ini, hanya bisa melakukannya di luar negeri. Namun, sebelum kamu memutuskan untuk mendapatkan keturunan dengan cara menempuh prosedur tersebut, ada beberapa hal yang perlu kamu tahu tentang donor sperma.
Bagaimana Prosedur Donor Sperma?
Dalam prosedur donor sperma, pria yang sudah lolos persyaratan untuk menjadi pendonor akan menyumbangkan cairan mani yang mengandung sperma. Sperma yang disumbangkan ini kemudian akan digunakan untuk membantu seorang wanita untuk hamil melalui proses inseminasi buatan. Caranya adalah dengan memasukkan wadah kecil berisi sperma donor ke dalam Miss V saat wanita penerima donor sedang berada dalam masa subur. Tujuannya agar pembuahan berhasil dilakukan. Pembuahan juga bisa dilakukan melalui prosedur bayi tabung.
Bagaimana Cara Mendapatkan Donor Sperma?
Ada tiga cara yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan donor sperma, yaitu:
- Mengunjungi Klinik Kesuburan. Dengan mengunjungi klinik kesuburan, kamu bisa mendapatkan sperma dari pendonor anonim yang mengunjungi klinik tersebut atau membeli dari bank sperma.
- Dari Teman. Kamu juga bisa menggunakan sperma dari pendonor yang sudah kamu kenal, misalnya dari seorang teman atau kenalan. Dengan begitu, asal-usul sperma yang digunakan pun lebih jelas dan terjamin.
- Melakukan di Luar Negeri. Cara terakhir, kamu bisa pergi ke luar negeri untuk melakukan donor sperma.
Jaminan Kualitas Sperma
Kamu enggak perlu takut mendapatkan donor sperma dari orang yang tidak dikenal. Hal itu karena pria yang ingin mendonorkan spermanya harus melewati sejumlah tes tertentu. Jadi, sperma yang digunakan sudah pasti berkualitas dan tidak memiliki masalah. Klinik yang sudah memiliki lisensi HFEA atau bank sperma juga harus menerapkan peraturan yang ketat. Tujuannya untuk memastikan sperma bebas dari infeksi dan kelainan genetik tertentu.
Hak-Hak Penerima Sperma
Bila kamu sebagai penerima sperma di sebuah klinik berlisensi, kamu tidak akan mengetahui identitas pendonor sperma. Sebab, hal yang hanya diungkapkan kepada penerima sperma adalah kelompok etnis, karakter pribadi, dan sebagainya. Berikut adalah hak-hak penerima sperma:
- Menjadi orangtua yang sah atas anak yang dihasilkan dari donor sperma
- Memiliki kewajiban hukum atas anak tersebut
- Mencantumkan nama keluarga ke anak
- Berhak menentukan cara mendidik dan membesarkan anak
Intinya, kamu memiliki hak-hak sebagai orangtua yang sah atas anak tersebut. Jadi, kamu pun wajib memenuhi tanggung jawab sebagai orangtua. Bila kamu sudah menikah, maka pasanganmu secara otomatis juga akan menjadi orangtua si anak secara hukum.
Nah, itulah hal-hal penting seputar donor sperma yang sampai saat ini masih dilarang di Indonesia. Kalau kamu ingin tahu lebih lanjut mengenai donor sperma, tanyakan saja langsung kepada ahlinya lewat aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter untuk mendiskusikan soal kesehatan melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Baca juga: