Intip Cara Atasi Efek Samping setelah Vaksinasi COVID-19
“Mengalami efek samping setelah mendapatkan vaksin COVID-19 adalah hal yang normal terjadi. Biasanya efek samping ini akan hilang dalam beberapa hari. Kamu bisa mengurangi ketidaknyamanannya dengan minum obat pereda nyeri, kompres es di area suntikan dan banyak minum air putih.”
Halodoc, Jakarta – Tak sedikit orang yang masih khawatir dengan efek samping vaksin COVID-19. Padahal, mengalami efek samping setelah vaksinasi COVID-19 pertanda bahwa tubuh sedang membangun antibodi. Namun, bukan berarti bila efek samping tidak timbul, maka sistem kekebalan tubuh tidak bekerja.
Nah, meskipun beberapa efek samping dapat memengaruhi aktivitas, kamu tidak perlu khawatir karena ini akan hilang dalam beberapa hari. Beberapa orang yang telah menjalani vaksinasi bahkan tidak memiliki efek samping atau hanya mengalami sedikit efek samping.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), efek samping yang paling umum setelah vaksinasi COVID-19 adalah kelelahan, demam, sakit kepala, nyeri tubuh, kedinginan, mual, diare, dan nyeri di tempat suntikan. Nah, untuk mengurangi ketidaknyamanannya, ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan. Simak penjelasan berikut ini.
Baca juga: 6 Vaksin Corona yang Digunakan di Indonesia
Cara Mengatasi Efek Samping Vaksinasi COVID-19
Beberapa jenis vaksin COVID-19 dapat menimbulkan demam. Namun, demam setelah vaksinasi biasanya masih tergolong ringan dan tidak melebihi 38 derajat Celsius. Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk meringankan efek samping setelah vaksin:
- Minum ibuprofen, asetaminofen, aspirin, atau antihistamin untuk meredakan demam dan meringankan badan yang terasa nyeri.
- Rendam waslap ke dalam air dingin untuk mengompres area suntikan yang terasa nyeri. Kamu juga bisa menggunakan es batu yang dibalut dengan kain.
- Latih lengan secara perlahan untuk meredakan nyeri area suntikan.
- Banyak minum cairan, terlebih saat mengalami demam.
- Hindari menggunakan selimut tebal saat demam. Kenakan pakaian yang tips dan lembut supaya suhu panas tidak terperangkap dalam tubuh.
Sebelum mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, alangkah baiknya bertanya kepada dokter terlebih dahulu. Sebab, beberapa orang yang mengidap kondisi medis tertentu tidak disarankan mengonsumsi obat tersebut. Melansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kamu juga tidak disarankan meminum obat-obatan ini sebelum vaksinasi dengan tujuan mencegah efek samping.
Biasanya, efek samping setelah suntikan kedua akan terasa lebih intens daripada suntikan pertama. Namun, lagi-lagi kamu tidak usah khawatir karena ini adalah tanda normal bahwa tubuh sedang membangun perlindungan dan akan hilang dalam beberapa hari.
Baca juga: Lakukan Ini Jika Terlambat Vaksin COVID-19 Kedua
Perlukah Menemui Dokter?
Walaupun kemungkinan efek samping serius dari vaksin COVID-19 sangat kecil, kamu tetap harus waspada terhadap gejala-gejala yang tidak umum. Kunjungi dokter apabila mengalami kondisi berikut:
- Jika kemerahan atau nyeri di tempat suntikan memburuk setelah 24 jam.
- Mengalami efek samping yang mengkhawatirkan dan tampaknya tidak akan hilang setelah beberapa hari.
- Muncul reaksi alergi parah setelah vaksinasi.
Tubuh membutuhkan waktu untuk membangun perlindungan setelah vaksinasi apa pun. Maka dari itu, tetap patuhi protokol 5M meskipun kamu telah divaksinasi. Protokol kesehatan 5M mencakup, mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Pada umumnya, seseorang dianggap divaksinasi penuh dua minggu setelah menerima suntikan kedua vaksin.
Baca juga: 4 Kelompok Orang yang Berisiko Alami Reaksi Merugikan Setelah Vaksin COVID-19
Kalau kamu berencana memeriksakan diri ke dokter, sebaiknya buat janji rumah sakit terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc. Kini, periksa ke rumah sakit bisa lebih mudah dan praktis. Yuk, download aplikasinya sekarang juga!